11

1.1K 139 7
                                    

Haechan harus menahan perasaan khawatir nya setiap Mark kambuh. Untuk pertama kalinya Haechan melihat Mark kambuh secara langsung adalah saat persiapan perayaan hari natal waktu itu.

Saat berbelanja pun Haechan harus meminta tolong Lucas agar Mark tidak membawa barang terlalu berat. Apa lagi saat ia, Jeno, dan Sungchan memasang pernak pernik natal. Saat itu dirinya tidak bisa menutupi ke khawatiran nya. Haechan kalut ditambah lagi Mark yang tidak memperhatikan nya saat dirinya memanggil.

Sebelum malam pergantian tahun pun sebenarnya Haechan khawatir saat kekasihnya itu mengajak kencan. Saat itu Haechan bangun lebih pagi untuk mengatakan pada Jeno dan Sungchan supaya bisa mencegah kencan mereka.

Ia mendengar semua perdebatan tiga saudara tersebut dan tidak mampu menahan perasaannya. Haechan menangis dalam diam di depan pintu kamar Mark. Kekasihnya itu hanya ingin membuatnya bahagia dan ingin membuat kenangan indah bersamanya. Dan saat Jeno dan Sungchan keluar, Haechan segera pergi ke kamar mandi untuk menyembunyikan kesedihannya.

Dan Haechan semakin berat untuk berpisah dengan Mark saat di panti asuhan. Mungkinkah saat mereka berpisah nanti saat itu adalah waktu terakhir nya melihat Mark hyungnya, cintanya selama ini.

Haechan tidak bisa untuk bersikap biasa saja setelah keduanya mengetahui rahasia masing-masing. Dan dengan tatapan sedihnya Haechan melihat Mark yang serius bekerja.

"Jangan menatap ku seperti itu. Lebih baik kau makan Haechanie" kata Mark dengan melihat Haechan yang menyangga wajahnya.

"Ayo makan bersama" balas Haechan dengan mengubah posisinya menjadi duduk. Jangan lupakan bibirnya yang mengerucut lucu.

Mark mencoba menggerakkan kakinya "Kau duluan saja" balas Mark kembali fokus pada pekerjaan nya.

"Hyung belum memberi tahu paman Jae dan bibi Yongie?" tanya Haechan pelan, tanpa menghiraukan perkataan Mark.

"Sebentar lagi, appa dan eomma sedang berada di tempat jauh. Saat pulang aku akan mengatakan nya"

"Tapi .."

"Tak apa Haechanie, aku pasti akan mengatakan nya. Kau tidak jadi makan?" Kata Mark mencoba mengalihkan.

"Bersama"

"Akan lama" jawab Mark.

"Sakit Hyung tidak sedang kambuh kan?" tebak Haechan.

Mark terkekeh, kenapa kekasihnya ini Peka sekali "Sebenarnya iya, apa kau mau menunggu sampai aku bisa menggerakkan kaki ku"

"Hish, kenapa tidak bilang aku bisa membawa kemari dan kita makan di sini" jawab Haechan bangkit dari duduknya dan pergi untuk mengambil makan. Haechan gemas melihat kekasihnya.

Mark tertawa kecil, jika ia bersama Haechan terus maka secara otomatis Mark akan menyusahkan Haechan.

Haechan kembali dengan satu piring penuh nasi dan lauk ditangannya. Dan Mark memahami jika Haechan ingin menyuapinya.

Haechan melakukan nya dengan pelan dan dengan senang hati. Sesekali mereka bercanda dan berbagi tawa di sela-sela acara makan mereka.

****

Mark dan Haechan benar-benar membuat sisa hari mereka bersama terasa bahagia. Melakukan hal sederhana dan tentu saja menyenangkan. Tidak ada rasa khawatir, cemas, apapun itu yang sejenis. Keduanya mengesampingkan hal-hal tersebut, dan lebih memilih berbagi tawa.

Tak terasa hari ini hari terakhir bagi Mark dan Haechan. Esok hari sudah memasuki bulan Maret, dimana musim semi akan hadir mengganti kan musim dingin. Begitu juga dengan Mark dan Haechan, pergantian musim esok membuat keduanya memulai dengan hidup baru, status baru, serta hubungan baru.

Hangat, Musim Dingin Bersama Mu || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang