Chapter 3:

8 1 0
                                    

"Jangan Iwan!" Zacky menahan tubuh Iwan yang hendak mendekati zombi ibunya

Romi menendang satu zombi terakhir itu sampai ambruk setelah tangisan Iwan pecah. Dia mendekati zombi itu, kesedihan Iwan tak mengurungkan niatnya.

"ROMI TAHAN DULU!" Larang Zacky sambil menahan Iwan yang terus memberontak

"Tak ada waktu lagi, Jek! Kau ingin aku digigit?" Jawab Romi sambil menarik nafas dan mengambil ancang-ancang untuk menghancurkan kepala ibunya Iwan. Jawabannya membuat Zacky terdiam.

"Ibu..!" Tangis Iwan histeris

Romi meluncurkan pukulannya dengan keras ke arah zombi yang sedang mencoba bangkit itu.
BHUAG!
Satu pukulan keras mendarat di kepala zombi wanita bertubuh agak tinggi itu sampai kepalanya penyok. Satu pukulan lagi mendarat di kening zombi yang menggeliat itu, besi yang menancap membuat rupanya tak berbentuk.

****

Iwan berlutut pasrah, kedua tangannya menahan tubuhnya. Zacky melepaskannya pegangannya kepada Iwan.

Air mata mengalir deras dari mata remaja itu. Zacky mengelus punggung Iwan dengan pelan sambil menatap tajam ke wajah Romi, berharap tangisannya segera berhenti.

Romi berjalan masuk ke lorong melangkahi mayat-mayat yang dia habisi. Dia masuk ke toilet untuk membersihkan senjatanya.

Iwan tetap dengan posisi yang sama seperti tadi cukup lama, menangisi jasad ibunya dengan jilbab putihnya sudah berubah menjadi merah darah.

Romi keluar dari lorong, melewati mereka berdua tanpa rasa bersalah. Dia melanjutkan menjarah barang-barang di minimarket bobrok itu.

Suasana tegang dan canggung. Zacky berjongkok di belakang Iwan, dia hanya bisa mengusap wajah karena bingung harus melakukan apa.

Hampir lima belas menit tak ada sepatah katapun yang diucapkan oleh mereka bertiga.

"Hei kalian! Kok diam saja? Nih, minum dulu! " Seru Romi sambil menyodorkan dua botol minuman soda memecah keheningan.

"Ya, TERIMAKASIH!" Zacky membalas dengan galak
Setelah Zacky menerima minumannya, Romi pergi menuju keluar membawa sebungkus roti sobek dan sebotol soda

Zacky menaruh salah satu botol di dekat lutut Iwan
"Tolong jangan dendam padanya, kau tenangkan diri dulu." Bisiknya, lalu pergi menghampiri Romi

Iwan mengambil posisi duduk, dan meneguk minumannya perlahan. Dia merenung sambil menguping perdebatan Romi dan Zacky yang membicarakan dirinya sedang duduk di kursi bekas warung di teras minimarket.

Dia menghampiri mereka setelah menghabiskan minumannya, duduk di kursi disamping kanan Romi
"Tolong maafkan Romi ya?" Mohon Zacky cemas

BUK! Romi memukul keras ujung topi Zacky
"Enak saja! Kau pikir aku yang salah?!" Protes Romi
Plak! Zacky menempeleng kepala Romi hingga dia mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya
"Lancang kau!" Bentaknya kesal

Iwan tersenyum kecil melihat kelakuan mereka
"Tak apa, dia sudah membantuku. Jika harus aku sendiri yang melakukannya, aku tak akan sanggup" terangnya sambil menatap mereka dengan matanya yang masih merah.

Iwan merasakan ponselnya bergetar. Dia mendapatkan telepon dari ayahnya. dengan segera Iwan mengangkat telepon itu, dan pergi ke pinggir jalan

"Assalamu'alaikum wan, kamu dan ibu baik-baik saja?"
"Waalaikumsalam, Aku baik baik yah. Bagaimana keadaan ayah?"
"Ayah baik-baik saja, ibu dimana?"
"Anu.. ibu..." Jawab Iwan terbata-bata
"Ibu kenapa?!"
"Ibu tidak selamat, yah"
"Innalilahi.."

Our Dangerous TravelWhere stories live. Discover now