Obrolan serius soal akuisisi selesai dengan cepat, semua orang salam-salaman dan jadwal meeting resmi ditetapkan.
"Jadi rencananya, habis akuisisi, kamu yang akan jadi CEO-nya AI-Tech gantiin Mas Ami?" tanyaku pada Avant.
"Nope. Would be nice if it's from AI-Tech, karena tujuan dari akuisisi ini kan lebih ke... pengembangan produknya AI-Tech yang akan dibuat lebih private dan customized untuk Garde, bukan masalah manajemen." Avant menjawab.
"Iya. Pasti kita bakalan kabarin dulu di townhall meeting minggu depan ke anak-anak, setelah urusannya official, baru kita ngobrolin soal CEO." Mas Ami nyambung.
Hmmm. Okelah kalau gitu.
Rapat bubar, dan aku beranjak pergi saat tiba-tiba Avant menahan tanganku."Mau pulang?" tanyanya.
"Iya. Kamu masih di sini?" jawabku, kepikiran untuk beli nasi padang Benhil trus makan di apartemen...sambil nonton The Witcher!
"Iya. Urm. Coffee, later? Or maybe tomorrow?" Avant menawarkan.Kalaupun dia bukan calon boss besarku, aku pasti akan tetap mengangguk dengan wajah gak terkontrol seperti sekarang.
"Sure.""Boleh minta kartu nama kamu? Atau nomor telpon, anything?" ia meminta. Hey, he looked nervous! And needy. It makes me really happy.
Aku meraih tasku dan mengambil kartu nama untuk kuberikan padanya. Ia menerimanya dengan senyum lebar dan aku pamitan sama semua orang. Jalan terus gak berhenti, masuk lift, sampai ke basement, masuk mobil, nyalain mesin, nyalain AC...
Dan baru bisa nafas lega.
GILA! INI GILA BANGET! Aku meraih ponsel dan bersiap nelpon Kiky saat tiba-tiba satu pesan masuk, dari nomor gak kukenal.Hi, there. Kalau ngajak pergi tapi bukan buat ngopi, boleh gak?
It's Avant, btw.WHAAAAATT?!
Oke fix aku gak bisa balas sekarang! Aku menelpon Kiky secepatnya. Meskipun dia ada di speed-dial, aku tetap masukin nomor hpnya yang kuhafal di luar kepala."Hooooooiiiit!"
"Ki, lo jangan bereaksi apapun, jangan. Ini gue masih terguncaaaang. Astaghfirullahaladzim. AAAA!"
"Cuy, nape loooo? Tenang, tenang, tenang..."Beberapa menit selanjutnya diisi sama pelajaran bernafas sesuai instruksi Kiky. Gini nih untungnya punya temen setengah terapis. Hahahah.
"Udah? Kalem lo?"
"Udah." jawabku, kini udah tau mau cerita apa.
"Shoot."
"Gue ketemu Avant."
...
"WHAAAAATTTTT??! SERIUSAN LO CUY!!"Yah ini mah malah Kiky yang gantian histeris sekarang! Aku menceritakan kejadian absurd sejam lalu yang masih bikin aku shock sampai detik ini.
"Teruuuuus? Gimanaaaaa?"
"Terus dia sekarang ngajakin pergi tapi bukan buat ngopi. Gue balas apa coba?"
"Hmm. Hmm. Hmm. Tanyain dia mau ngajakin lo ngapain!" Kiky mengusulkan semangat.Aku mengetik: Ngapain?
Jawabannya segera muncul: Dinner? Besok malam?"Dinner!!" pekikku, "Besok malem! Aaaa!"
"Iyain aja dulu. Iyain aja duluuu."Aku membalas chat Avant lagi dengan: Okay.
Yang direply: Okay. Besok aku jemput ya. CU.Sudah bisa diduga lah yaaaa, aku sama Kiky masih terus heboh jerit-jerit gak jelas selama beberapa saat kemudian.
Kiky tau gimana aku dulu ngeceng Avant, sampai dia ikutan ngeceng juga. Sementara, bagi Dipta dan Nina, Avant ini semacam khayalan kami doang aja. Orangnya gak pernah muncul di sosmed, gak ada di linkedin, pokoknya hilang banget sampai dikira kecengan imajiner belaka."Eh gue mau ngingetin lo, kita kan punya tiket nonton Game of Thrones di bioskop geeky itu. Masih inget gak lo?" Kiky berkata setelah histeria kami mereda.

YOU ARE READING
Plot Twist
ChickLitMeskipun dikategorikan sebagai single happy person, sebetulnya Neria juga menginginkan apa yang dimiliki oleh sahabat-sahabatnya: rumah, suami, anak...keluarga. Neri lalu bertemu dengan dua lelaki dari masa lalu: Dharma dan Avant. Tapi, tidak semuda...