#5 Still Annoying

429 114 8
                                    

Joohyun terus berlari bersama secarik kertas di tangannya. Ia melewati ilalang-ilalang tinggi itu untuk menemui sang Kakak yang mencuci pakaian di sungai.

"Nui ...." Panggilnya yang kemudian memegang kedua lututnya untuk mengambil napas.

"Ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?" tanya Tzuyu setelah ia menoleh.

Joohyun duduk di samping sang Kakak lalu menunjukan kertas dengan tulisan hanja tersebut. "Kau mau ikut?"

"Yak! Kau mau Kakakmu dalam bahaya? Jika dia di sana, bagaimana jika dia bertemu dengan pria brengsek itu?" sulut Hareum yang kemudian berdiri setelah membanting pakaian yang ia cuci. "Kau belum puas setelah melihat Kakakmu hampir tiada?"

"Nui, bukankah seharusnya dia ke sana? Dengan begitu, dia bisa tahu alasan utama Hyung melakukan hal bodoh itu. Keputusan ada di Nui-ku." Joohyun menjulurkan lidah setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Aish, pria kecil ini. Apa perlu aku memukulmu dulu?"

Tzuyu terdiam, memilih untuk tak peduli pada pertengkaran antara Hareum dan juga Joohyun. Ia tengah memikirkan soal datang ke sana atau tidak. Mungkin Joohyun benar, sebaiknya ia pergi ke sana untuk mengetahui masalah yang terjadi antara Joohee serta pangeran ke-10 itu. Dengan begitu, ia bisa secepatnya kembali ke dunia masa depannya.

"Baiklah, aku akan pergi ke sana."

Joohyun terlihat senang, sedangkan Hareum menghentakan kakinya kesal.

"Joohee, aku tahu kau adalah putri bangsawan, tapi dengan masuk ke istana, kau hanya akan menambah masalah. Bagaimana jika kau bertemu dengan dia lagi? Kau yakin nyawamu akan aman?"

"Eonni, percayalah padaku. Mungkin dengan menemuinya lalu bicara dengannya, aku akan mulai ingat semuanya."

Ya, aku pasti akan bicara pada pria brengsek yang berani menyakiti Joohee.

*
*
*

Paviliun utama itu kini sudah dipenuhi oleh beberapa wanita bangsawan dari beberapa keluarga. Tujuan dari diadakannya acara minum teh ini adalah untuk pemilihan menantu sekaligus calon putri mahkota.

Daemung sudah memasang wajah malasnya. Sungguh, ia ingin sekali keluar dari istana dan hidup sebagai orang biasa saja dibanding harus seperti ini.

"Bukankah putri keluarga Jo sangat cantik? Senyumnya benar-benar manis," ujar Baek ah, membuat Daemung memutar malas kedua bola matanya.

"Kenapa tidak kau saja yang menikahinya?" bisik Daemung, membuat Bae ah hanya menaikan bahunya tak peduli.

Beberapa wanita keturunan bangsawan itu antara lain, Jo Arin, putri dari Jo Kyunghoo yang merupakan cucu dari 2 Raja sebelum Yeongju. Ia punya mata kecil yang indah dan bibir yang merah secara alami. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang sangat lembut, kemampuannya menggunakan pedang sudah tak bisa diragukan lagi.

Lalu ada Park Gongyoo. Ia merupakan Adik tiri dari Ratu saat ini. Mungkin jika tak ada halangan apapun, ia bisa saja menikah dengan Daemung.

Lalu selanjutnya, Lee Yujin. Ia putri dari seorang cendikiawan. Kecerdasannya sudah dikenal di Hanyang. Hanya saja, perilakunya kurang baik pada orang yang punya derajat lebih rendah darinya.

Terakhir, Lee Joohee. Ah, bukan, tapi Tzuyu kita. Ya, ia sangat terpaksa hadir di sana meski ia sangat bingung harus melakukan apa di sana. Andai Joohyun tak memaksa, mungkin ia tak akan mau berada di sana. Apalagi menjadi kandidat calon putri mahkota.

"Bagaimana jika Joohee yang menuangkan teh?"

Nampaknya, Gongyoo ingin sekali menjatuhkan Joohee. Apalagi ia sangat tahu jika keponakannya dekat dengan gadis yang tinggal di rumah gisaeng ini. Ia bahkan sampai berharap Joohee dipermalukan karena gerak-geriknya yang memang mencurigakan.

Past & Future [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now