TPO; 04🥀

96 26 60
                                    

• LavenderWriters Project Season 06 •

• Turn Past On © Kelompok 04 •

• Part 03 By: fanvaa

• Kamis, 21 Januari 2021 •

---

H A P P Y R E A D I N G

Arzan bersenandung pelan, dengan kaki yang terus melangkah turun dari tangga, ia menggerakan tangannya ke kiri, bergaya ala Zayn Malik, lalu cekikikan sendiri. Serandom itu dirinya.

Saat matanya mendapati ada yang menatapnya dari bawah dan itu ternyata Tamara, Arzan secara refleks mundur selangkah tak jadi turun.

Sedangkan Tamara, gadis yang juga sadar kehadiran Arzan hanya diam menghembuskan nafas pelan. Padahal dirinya hanya berharap bisa hidup tenang dan transparan di sekolah ini, tanpa ada yang mencolok.

Berhasil memang, sebelum bertemu Arzan.

Saat akhirnya berhadapan, tak tanggung Tamara melewati Arzan begitu saja. Tidak ada kata yang meluncur dari bibir manisnya. Hanya angin berhembus seakan meledeki tingkah mereka.

Air muka Arzan berubah. Jika tadi Tamara yang menghela nafas, kini Arzan mengumpati dirinya sendiri karena teringat drama korea yang ia tonton bersama mamahnya –saat scene si cewek kaget termundur dan sang rival maju.

Bukan kah itu bisa membuat diri Arzan dinilai sebagai cowok aneh?

"Astaga, rasanya gue mau terjun jurang. Baru pindah udah dapat musuh." Lagi-lagi Arzan berdecak sebal.

Tangannya menumpu pada besi penyangga tangga, perlahan pemuda itu melanjutkan langkah turun dari sana, ingin mengunjungi kantin sekedar beli minuman dikarenakan haus yang kian menggerogoti kerongkongan.

Jika dilihat-lihat lagi, sekolah ini ternyata memiliki luas yang sangat panjang, berbagai ruangan bahkan ada. Mungkin, ini yang dibicarakan siswa-siswa jika kegiatan ekstra disini sangat komplit.

Tiba di kantin, Arzan berjalan ke arah stand minum dan jus yang letaknya di sebelah stand bakso Mang Ruli.

"Permisi ..." kepala Arzan tergerak kanan kiri mencari sang pemilik stand. Ia mendesah pelan karena rasa haus sudah tidak bisa ditolerir lagi. Sedangkan sang penjual tak jua tampak batang hidungnya.

Arzan mengerucutkan bibir, tampak imut dan cocok di wajah tampannya, "gak ada orang? Yaudah deh gue—,"

"Mau pesan apa, Mas?"

"EH, ANAK AYAM TERBANG! IYA INI ARZAN, KENAPA?!" latah Arzan tak terkontrol. Secara naluri ia bahkan oleng, bingung plus kaget sendiri.

Arzan menoleh ke belakang, malu saat sadar ia baru saja mempermalukan diri sendiri, "eh, Mbak. Ngagetin aja."

Mbak Yeni sang penjual, menutup mulut dengan telapak tangan merasa bersalah. Sedikit geli, sih. Tetapi tidak enak kepada sang pembeli, apalagi pembelinya sekarang sangat tampan.

"Anu ... masnya teh mau beli apa?" tanyanya mencicit malu-malu.

Arzan mengulum bibirnya, dengan rasa malu luar biasa yang tak kunjung hilang, "jus jambu aja, Mbak."

Yeni mengangguk, lengkap dengan tawa di bibir.

Arzan balas tersenyum tipis, mengarahkan pandangan dan matanya sontak bertemu dengan manik coklat milik seseorang di ujung sana. Arzan ingin menyapa, namun sang empu keburu memalingkan muka.

04; Turn Past On✔Where stories live. Discover now