22 : baikan

4.9K 670 188
                                    

Brakkkk

Jake yang tengah menghisap rokok terperanjat kaget dan refleks menoleh kearah pintu rooftop dengan perasaan berdebar. Masalahnya, Jake sedang merokok, dia bisa kena hukuman jikalau ketahuan merokok didalam lingkungan sekolah.

Tapi bukannya guru, Jake malah mendapati Sunoo dengan mata sembab dan hidung kemerahannya. Jake langsung mematikan rokok, lalu berjalan mendeket kearah Sunoo. Jake masih tau diri, dia menjaga jarak dari Sunoo agar aroma rokok yang menyengat ditubuhnya, tidak mengganggu indra penciuman lelaki manis itu.

"Sunoo kenapa?" tanya Jake, niat hati ingin mendiamkan Sunoo seharian sebab merasa kesal soal Sunghoon yang ketahuan berada di rumahnya, tapi sayang, Jake tidak bisa mendiamkan Sunoo barang satu detik sekalipun.

Sunoo menatap Jake dengan mata berkaca-kaca, tanpa menjawab pertanyaan dari sang kekasih (palsu), Sunoo berhambur memeluk tubuh kekar Jake. Lelaki manis itu kembali menangis, membenamkan wajah cantiknya didada bidang Jake.

Jake terkejut bukan main, dia menghela nafas berat, kemudian berkata, "Kakak bau rokok loh, gak ganggu apa?"

Sunoo menggelengkan kepalanya, "G—gak, hiksss. K—kak Jake, maaf hiks..."

Jake membalas pelukan Sunoo, dia mengusap-usap lembut punggung Sunoo, ada perasaan senang kala Sunoo memeluknya erat seperti ini. Mendengar ucapan Sunoo, Jake tidak tau apa masalah yang menyebabkan Sunoo meminta maaf padanya, apalagi sampai dibuat menangis begini.

Tapi Jake tebak, Jay dan Jungwon adalah dalang utama dari semua ini. Tak ada yang tau soal keberadaan Jake, kecuali Jay. Dan, tak ada yang ucapannya lebih pedas dari Jungwon.

"Jungwon sama Jay pasti ngomong yang ngga-ngga ya? Jangan didengerin, Sunoo."

"N—ngga kok, Sunoo cuman ngerasa bersalah ke kak Jake." jawab Sunoo sambil mendongkakkan wajahnya, menatap lekat manik indah Jake.

"Sunoo gak punya salah apa-apa kok, jadi gak usah minta maaf gitu."

"Sunoo salah kak, Sunoo udah sakitin perasaan kak Jake. Harusnya, dari awal kita gak perlu lakuin ide Jungwon."

Jake diam sejenak, lalu terkekeh kecil agar suasananya tidak terlalu tegang dan terasa canggung, "Gapapa Noo."

Sunoo melonggarkan pelukannya, dia kembali menatap lekat manik mata Jake, Sunoo menggenggam kedua tangan Jake, dia mengambil nafas, lalu berkata, "Kita akhirin aja ya, kak? S—sunoo gak bisa terus-terusan mainin perasaan kak Jake."

Jake tersenyum manis, kemudian menangkup kedua pipi Sunoo dengan telapak tangannya, "Oke, kakak ikut kemauan Sunoo aja."

Mendengar jawaban Jake, Sunoo menghela nafas lega, lalu memeluk tubuh Jake dengan senyuman yang mengembang.

"Makasih kak Jake! Sunoo sayang kakak!"

"Sama-sama Sunoo, kakak juga sayang Sunoo." jawab Jake sambil membalas pelukan Sunoo.

Bibir Jake memang tersenyum, tapi bagian dada Jake terasa sesak bukan main. Bagi Sunoo, ini semua mungkin hanya pura-pura semata, tapi bagi Jake ini adalah kenyataan. Sangat sulit menerima fakta bahwa orang yang sangat ia cintai, malah lebih memilih orang lain yang justru tidak pernah menghargai perasaannya.

Dan lagi, Jake cukup sedih karena kisah mereka belum pernah dimulai, namun sudah diakhiri terlebih dahulu.

——————

"Sunoo pulang!"

Teriakan Sunoo berhasil membuat Sunghoon yang tengah membantu Ayu di dapur langsung lari kearah ruang tengah dengan senyuman cerah. Sunghoon sangat merindukan Sunoo, padahal lelaki manis itu hanya pergi ke sekolah.

Senyuman Sunghoon perlahan luntur kala ia melihat Sunoo pulang tidak sendirian, dibalik punggung mungilnya, ada Jungwon, Jay, dan juga Jake. Sunghoon menelan salivanya dengan susah payah, ini gawat, mereka bertiga pasti akan mengomel pada Sunghoon, dan berakhir dengan memusuhi Sunghoon dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan.

"Kak Sunghoon kok jadi diam gitu?" tanya Sunoo, dia mendekat dan menepuk pundak Sunghoon.

Sunghoon menggelengkan kepalanya pelan, dia melirik kearah tiga orang dibelakang Sunoo, lalu kembali menatap wajah cantik Sunoo, "G—gue mau ke dapur lagi."

Tentu saja, Sunoo tidak akan membiarkan Sunghoon menghindar dari para sahabatnya, Sunoo menggenggam lengan Sunghoon, kemudian berkata, "Kak Jake sama kak Jay mau jenguk kakak, Jungwon cuma mau bantu aku packing buat besok."

Sunghoon menghela nafas berat, dia mengangguk pelan dengan ekspresi wajah yang tetap sadar, "Oh iya."

Sunoo dan Jungwon pergi meninggalkan Sunghoon dengan dua sahabatnya itu, dari awal niat Jay, Jake, maupun Jungwon pergi ke rumah Sunoo memang bukan untuk menghakimi Sunghoon. Jungwon hanya penasaran, sementara Jay dan Jake ingin mendengar Sunghoon bercerita, mereka perlu tau apa yang tengah mengganggu hidup Sunghoon.

"Lo kesini cuma buat natap wajah gue?" ucap Sunghoon dengan nada bicara yang menusuk, dia kesal sebab baik Jay maupun Jake tidak mengeluarkan sepatah kata.

Jay menghela nafas berat, dia beralih duduk ke samping Sunghoon, lalu menepuk pundak Sunghoon sambil berkata, "Bro, lo lagi ada masalah?"

"Gak." jawab Sunghoon.

"Jangan bohong Hoon," timpal Jake, "Lo pikir gue sama Jay bakal percaya? Ngga, kita berdua tau lo lagi ada masalah."

"Jangan ikut campur!" bentak Sunghoon, dia tidak suka kalau ada orang yang mengganggu privasinya.

"Hoon, gue cuma mau bantuin lo." jawab Jay.

"Gue gak butuh bantuan." balas Sunghoon, orang ini masih saja keras kepala, padahal sudah jelas kalau Sunghoon tak mungkin bisa hidup nyaman tanpa bantuan Sunoo dan keluarganya malam itu.

"Bokap lo———keterlaluan ya?" ucap Jake, dia agak takut mengatakan hal ini, tapi Jake sudah memperhatikan tingkah Chanyeol pada Sunghoon sejak awal mereka berteman.

Sunghoon menatap Jake dengan tatapan tajam. Sunghoon benci kala orang lain tau lebih banyak tentangnya, apalagi sampai tau kelemahan terbesar Sunghoon.

"Pulang Hoon," ucap Jay, "Kalau lo disini, siapa yang bakal jagain nyokap lo?"

Sunghoon diam, dia mengusap kasar wajahnya. Benar, bagaimana bisa Sunghoon kabur sendirian tanpa sang mama? Sunghoon mungkin bisa merasa bebas tanpa suara memuakkan sang ayah, tapi Wendy, wanita malang itu mungkin akan menghabiskan waktunya sebagai pelampiasan emosi Chanyeol.

"Arghh, gue——gue gak mungkin balik ke nereka itu," ucap Sunghoon, "Tapi mama———gue gak bisa biarin si brengsek ngelukain mama."

Jake menepuk pundak Sunghoon dan menatap lekat manik hitam Sunghoon, "Mau dengar ide bagus?"

Sunghoon tidak menjawab pertanyaan Jake, tapi sorot matanya menunjukkan rasa penasaran.

"Gue bakal suruh papa buat hancurin perusahan bokap lo, gimana?" ucap Jake

Sunghoon mengangkat wajahnya, dia menatap mata Jake dengan lekat, memastikan kalau Jake sedang tidak bercanda saat ini. Sunghoon tersenyum puas kala sorot mata Jake mengatakan bahwa lelaki itu memang tengah dalam mode serius.

Sunghoon mengangguk menyetujui ucapan Jake.

Pikirannya langsung berlari, membayangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi di masa depan ; mengejar impiannya sendiri dan menikahi Sunoo tanpa perlu mendengar ocehan Chanyeol.

————————



TBC~~~


Maaf ya alurnya lambat banget(╥﹏╥)

[❌] Prince | sungsunOù les histoires vivent. Découvrez maintenant