8. Two Devils

336 62 1
                                    

Warn: typos in everywhere

Et, tunggu dulu. Votenya mana nih, darling?!!

C L E A N  F R E A K  C A T

— C L E A N  F R E A K  C A T —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Levi. Pria bersurai legam dengan kedua bola mata layaknya awan kala hujan turun tengah menelisik kediaman Phantomhive dengan hati-hati. Saat tengah malam, di mana semua orang tengah terlelap dalam mimpi mereka masing-masing. Bulan menyingsing di singgasana bersama kawanan awan hitam yang menghampar bak karpet merah istana. Ia memeriksa mulai dari dapur hingga ruang tamu. Berhenti tepat di depan lukisan seorang wanita bersurai lavender dengan mata biru persis sang gadis yang menyelamatkannya dari kubangan sampah dan percikan api. Jemari kokohnya menyentuh kanvas berdebu. Gaun hitam yang dipakai wanita dalam lukisan itu terlihat sangat elegan. Seperti seorang Putri yang terjebak dalam sangkar. Meminta untuk dilepas dari dalam kurungan yang memekak diri.

Perasaan mengganjal muncul di dalam diri Levi bertepatan jam dinding menunjukan pukul dua belas malam. Lonceng berdentum membuat telinganya pekak. Dari selingan bunyi lonceng, ia bisa tahu bahwa ada seseorang yang berjarak lima meter di belakangnya. Seorang pria bersurai legam dengan pakaian persis butler. Hidung mancung Levi dapat mencium aroma busuk. Membenci hal yang sama dengan dirinya. Tanpa menoleh pun, pria itu tahu bahwa seseorang di belakangnya ini bukanlah manusia melainkan iblis.

Guntur yang terus bersahutan menjadi saksi antar dua pria yang tengah bersitegang walau belum bertatap wajah langsung. Hujan kian menderas. Levi berbalik untuk melihat wajah pria tersebut. Sayangnya penerangan yang tidak memungkinkan untuk melihat jelas sang bedebah. Saat kilat menyambar, alih-alih menutup mata, kedua orang itu saling menubruk satu sama lain. Netra merah milik Sebastian menyorot dengan marah. Sedang netra Levi menyorot dengan penuh kedengkian. Sebastian menyeringai saat berhasil mencekik leher Levi. Pria di bawah kungkungannya terlihat lebih kecil dari yang ia perkirakan.

Bibir iblis itu menyeringai kendati pria di bawahnya hampir kehabisan napas. "Rupanya ada benalu yang singgah disaat aku tidak ada."

Saat ingin memutar kepala Levi. Suara ketukan yang berasal dari alas kaki terdengar di rungu kedua orang yang tengah bergulat. Cahaya temaram dari lilin mulai menunjukan atensi dari lorong Barat. Wajah datar layaknya porselen putih membuat Sebastian gemetar dibuat. Levi mengernyit saat menyadari bahwa sang majikan terbangun di tengah malam. Obsidian biru berkilat siap untuk memangsa. Gaun putih mengayun pelan lantaran tersibak angin malam. Lengan kiri yang ia sembunyikan di belakang tubuh tengah menggenggam sebuah pasak tajam untuk berjaga jika ada hama lain yang merusak ketenangan sang gadis.  Ia mendesah pelan saat melihat pemandangan aneh di hadapan. Mengeluarkan pasak runcing lalu dilempar begitu saja ke lantai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 12, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Clean Freak Cat; Levi AckermanWhere stories live. Discover now