Mood Swings

4.3K 278 71
                                    

Warning: Chapter ini mengandung Slight Smut 🔞

Jungkook pikir tanda tanda kehamilan selalu di awali dengan morning sickness, jadi ketika usia perkawinan mereka sudah memasuki bulan keempat dan ia masih belum merasakan gejala tersebut, ia mengabaikan permintaan ibunya untuk menggunakan test pack untuk mengecek apakah penerus Kim-Jeon telah berada di perutnya.

"Aku masih 19 tahun, masih banyak waktuku untuk ngasih mamah cucu" jawabnya ketika ibunya menelpon untuk menanyakan apa berbagai vitamin, ginseng dan madu yang dikirimnya ke apartemen mereka telah diterima.

"Please mah, kiriman yang minggu kemarin juga masih banyak, kulkasku tidak bisa muat apa apa lagi."

"Kalau gitu ntar mamah kirim kulkas juga ya? Nanti mamah minta yang paling besar ukurannya biar muat banyak. Atau minta dibikinin khusus yang gede banget bisa kali ya? Mumpung pemilik perusahaan kulkasnya temen papahmu. Lagi pula tidak semuanya harus masuk kulkas sayang, itu ada yang harus suhu ruangan."

"Nih, kasih tau sama Jin aja" katanya sambil menyerahkan ponselnya pada Seokjin yang sedang tiduran di pangkuannya.

Seokjin langsung bangun dan duduk, "Ya mah?"

Jungkook membiarkan suaminya berbicara dengan ibunya sementara ia memindah mindah channel tv, Seokjin jauh lebih terorganisir dibanding dirinya, bahkan saat memasak pun suaminya itu bisa sekalian mencuci peralatan yang telah dipakai dan mengerjakan bersih bersih sekaligus. Jungkook benar benar bangga dengan dirinya bisa memiliki Seokjin, One of a kind, ga bakalan ada orang seperti suaminya lagi di dunia ini, udah cakep luar dalem, pinter, bisa ngapain aja, jago di tempat tidur. (author ngiri, beruntungnya kamu Jungkookie 😩)

"Baik mah. Apa? Uhmm... udah tiap hari mah" jawab Seokjin dengan telinga dan wajah memerah.

Jungkook bisa menebak ibunya mengatakan apa pada Seokjin.

Ia menatap suaminya yang akhirnya menutup telpon.

"Ditanyain soal bikin anak lagi? Mamah iihhh, ga bosen, padahal kan bagus kita entar entar aja punya anaknya, aku juga baru kuliah, ntar aku harus cuti dong." katanya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ya ga papalah, kan perhatian. Kamu ga mau ngecek pake test pack? Siapa tau aja udah jadi."

"Paling juga belom, aku ga mual mual tuh, trus makanku malah tambah banyak, kan katanya kalo baru hamil suka susah makan?"

Seokjin menatap suaminya, ia ingin mengatakan bahwa tidak semua orang mengalami morning sikcness, tapi ia tidak ingin berdebat dengan Jungkook, suaminya itu akhir akhir ini sering mengalami mood swings, sebentar terlihat ceria luar biasa, mengajaknya bermain dan kelewat clingy, beberapa saat kemudian sama sekali tidak ingin melihatnya, bahkan mengusir Seokjin keluar dari kamar.

Seokjin meraih tubuh Jungkook, mengangkat dan mendudukkannya di pangkuannya, menghadap dirinya.

Ia mendekap tubuh Jungkook erat, dahinya bersandar di dada suaminya itu,

"Udah ga usah terlalu dipikirin, kalo kamu hamil sekarang ya rezeki, tapi kalo engga ya tetep rezekinya aku bisa 'tidur' sama kamu."

"Iihhhh, ngomong apaan sih?" Jawab Jungkook, pipinya terlihat memerah karena malu.

"Loh, bener kan?" Jawab Seokjin sambil menarik lepas kaos yang dikenakan suaminya dan meremas dadanya dengan kasar.

"Mmhh... sakiit" kata Jungkook membuat Seokjin menghentikan gerakan jarinya.

"Sakit?" Tanyanya heran, biasanya Jungkook tidak pernah kesakitan jika ia melakukan hal tersebut.

Ia mengecup dada suaminya dengan lembut.

Arranged Marriage - JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang