ENVY

1.4K 103 16
                                    

Cerita ke -13

Mvy : Kali ini aku akan membuat cerita saat Maruko dan Hanawa bekerja di satu perusahaan yang sama~ ini adalah ide yang terlintas dikepalaku, aku pikir akan membosankan jika mereka selalu berada di sekolah jadi aku ingin membawa suasana baru.

Tadinya aku mau naruh gambar Maruko dan Hanawa disini sebagai visualisasi tapi malah ga bisa ke publish :') Jadi bisa dilihat di atas yah...

.
.
.

Maruko bersiap di depan kaca. Setelah make-up tipis dan mengatur rambutnya dia keluar dari kamar. Dia menuju dapur dan mencium aroma roti dari pemanggang roti yang tepat saat itu berbunyi dan mengeluarkan roti. Dia segera mencuci tangannya, lalu mengambil roti dengan penjepit. Lalu menaruh roti itu di atas piring.


Saat itu terdegar bunyi penggorengan, Hanawa sedang memasak telur dan sosis. Maruko melihat ke dalam teflon.

"Waw telurnya cantik."

"Kau ingin yang setengah matang?" Tanya Hanawa.

"Ya!"

"Kalau begitu siapkan kopi untukku."

Maruko dengan senang hati menuju coffe maker dan mengoprasikannya. Setelah kopi jadi, "Apa kau ingin menambahkan susu?"

"Ya, seperti biasa."

Setelah semuanya siap mereka akhirnya makan sarapan. Tapi Maruko tidak lepas dari tab-nya.

Sambil makan dia berbicara, "Kau hari ini ada rapat jam 11. Bertemu klien dari perusahaan Y saat makan siang. Lalu ada rapat jam 3 untuk membahas project X."

Hanawa mengerutkan alisnya ketika mendengarnya. "Kau bisa mengatakannya saat di kantor. Kau harus fokus dengan sarapanmu."

Maruko ingin menyangkal, tapi melihat tatapan Hanawa yang serius dia akhirnya mematikan tab-nya dan kembali fokus memakan sarapan.

Hanawa menghela napas. Dia tidak ingin Maruko membahas pekerjaan ketika mereka berada di rumah. Dia ingin ketika di rumah mereka menikmati waktu mereka bersama selayaknya kekasih. Tapi Maruko sering lupa, tapi bukan berarti Hanawa marah, dia tahu Maruko hanya mencoba yang terbaik sebagai sekertarisnya. Lagipula Maruko baru bekerja menjadi sekertarisnya selama tiga bulan.

.
.
.


Hanawa menyetir mobilnya menuju kantor dan Maruko duduk di sampingnya. Mereka datang lebih awal untuk menghindari pegawai lain memergoki mereka bersama. Hanawa sebenarnya tidak masalah jika hubungan mereka diketahui pegawai perusahaan, hanya saja Maruko masih merasa belum siap. Meskipun mereka sudah lima tahun menjadi kekasih tapi akan beda cerita jika orang-orang di kantor mengetahuinya. Bisa saja mereka akan berpikir bahwa Maruko mendapatkan pekerjaan karena hubungannya dengan Hanawa. Itu tentu saja sedikit benar, memang pada akhirnya Hanawa lah yang memilihnya tapi untuk wawancara awal Maruko mengikutinya dengan jujur.

Tidak ada satu orang pun di kantor yang mengetahuinya kecuali satpam yang dengan mudah melihat mereka setiap pagi selalu datang bersama. Tapi satpam itu bukanlah penggosip dan hanya akan menjalankan tugasnya dengan menyapa para pegawai kantor yang datang dengan ramah.

.
.
.


Maruko sudah duduk di kursinya, sekertaris utama yang selalu mengikuti manager kemanapun. Tak lama ada sekertaris kedua dan ketiga yang datang. Mereka datang bersama dan berbicang-bincang.

"Kau tidak bisa mengatakannya..." Gadis yang paling cantik memohon pada yang lain.

Setelah mengatur barang-barangnya dia mengingat sesuatu, "Tidak... Ah! Mengapa kau tidak memanfaatkan pesta sebentar lagi?!"

Cerpen Maruko dan HanawaWhere stories live. Discover now