Part 13

318 32 0
                                    

"Sayang ayo makan dulu sedikit aja." Ucap seorang pria dengan semangkuk bubur hangat di tangannya. Sementara wanita paruh baya yang diajak bicara hanya menatap kosong kearah laut dari jendela kamarnya. Wanita itu terlihat pucat, matanya sedikit membengkak karena terus menangis. Rossa, wanita itu kini bagaikan mayat hidup yang mengahabiskan waktunya di kursi roda sambil menatap selembar foto gadis cantik yang tersenyum manis, Stella. Berkali-kali menangis histeris dan ditemukan ingin melompat dari balkon kamarnya membuat Altair menjaganya seharian penuh.

Altair tanpa lelah menjaga istrinya. Dengan sabar selalu disisi Rossa untuk memberikan kata-kata penyemangat walaupun kondisi hatinya juga jauh dari kata baik. Menenangkan Rossa yang tiba-tiba histeris tanpa lelah ataupun mengeluh sekali pun. Ia sangat paham kondisi istrinya saat ini. Kehilangan anak yang tumbuh di rahimnya selama beberapa bulan bukan hal yang mudah bagi seorang ibu.

"Stella anakku mas.." isaknya tanpa mengalihkan pandangannya dari laut biru di depannya. Altair meletakan semangkuk bubur itu lalu memeluk istrinya dengan sangat erat. Altair sangat terpukul karena hilangnya Stella, putri kesayangannya. Namun jika ia tidak berusaha untuk tegar bukan hanya Stella yang hilang, ia juga bisa kehilangan istrinya yang sangat ia cintai. Maka dari itu ia berusaha tegar, meskipun setiap malam menangis dan berkali-kali menghancurkan benda apa pun di sekitarnya. Harapan Altair hanya ketiga putranya dapat menemukan Stella dengan selamat. Ia harus berada di samping Rossa selalu untuk menguatkan istrinya itu. Kondisi Monica pun tidak lebih baik dari Rossa, Monica dan Richard akan kembali ke mansion utama besok pagi dikarenakan kondisi Monica yang terus menurun. Richard sudah tidak bisa membantah saat melihat keadaan Monica yang memburuk. Sementara Rossa dan Altair akan tetap di pulau ini sampai ketiga putranya mendapatkan kabar baik mengenai Stella.

Sementara ketiga pria muda Axton itu masih terus berusaha tanpa lelah mengarungi lautan dan singgah di pulau-pulau sekitar. Keadaan ketiganya sangat jauh dari kata baik, bukan fisik mereka yang melemah atau terluka karena pencarian ini. Justru mereka masih sangat kuat bahkan masih sanggup mencari adiknya keseluruh dunia sekali pun karena fisik mereka yang memang sangat kuat dan ambisi yang besar untuk menemukan adiknya pun menjadi sumber kekuatan mereka saat ini. Namun, ketiganya bagaikan es yang dingin dan tidak tersentuh. Tidak ada obrolan atau suara yang keluar dari mulut mereka kecuali mengenai pencarian Stella. Tidak ada sama sekali kehangatan di hati ataupun mata mereka. Aura mereka yang menyeramkan kadang membuat tim pencarian takut. Sedikit saja seorang petugas pencarian membuat kesalahan, tidak segan ketiga putra Axton yang tampan bak dewa yunani itu menghajarnya tanpa ampun. Hanya adiknya yang ada dipikiran mereka, Auristella Keiyona Edlyn Axton.

Sedangkan di mansion utama keluarga Axton kini hanya dihuni oleh keluarga Reemar. Jo tetap memantau perkembangan pencarian Stella membuat Clariss kesal, putrinya juga salah satu korban kecelakaan itu tetapi Jo masih saja memikirkan orang lain.

"Mas, Angel juga putri kamu. Kita harus selalu sama dia, manjain dia supaya dia bisa cepet pulih. Biarin urusan Stella serahin ke keluarganya. Aku udah bilang kan ke kamu gimana kalo kita ajak Angel liburan ke tempat-tempat bagus biar dia refreshing" ucap Clariss sambil merampas ipad milik Jo ditangan lelaki itu. Hal itu membuat Jo geram dengan tingkah istrinya. Jo dan Clariss memang sering bertengkar semenjak kejadian itu. Clariss yang kesal karena Jo masih memikirkan Stella padahal putri mereka juga belum sepenuhnya pulih. Sedangkan Jo yang tidak paham dengan jalan pikiran Clariss yang selalu menuntutnya padahal hatinya sedang kacau mengkhawatirkan Stella.

"Apa-apaan sih kamu! Stella juga putriku dan belum ada kabar tentang dia. Tadi kau bilang serahkan ke keluarganya, aku juga keluarganya!! Aku sudah lakukan yang aku bisa untuk Angel putriku, aku berikan semua barang yang dia minta untuk memanjakannya dan memenuhi keinginannya untuk tidak bertemu psikolog karena ketakutannya. Pemulihan itu akan lebih mudah jika kamu mendukung aku untuk merayu Angel pergi ke psikolog" ucap Jo yang kini merebut kembali ipad yang istrinya ambil dan pergi dari ruangan itu meninggalkan Clariss sendirian dengan rasa kesal.

It's (Not) a Perfect LifeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu