10

1.5K 128 3
                                    

____________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________________________

Vote dulu buat part ini--!!

-07-02-2021-

Typo? manusiawi--!!
____________________________________

Sinar mentari pagi menembus gorden kamar nindy membangunkan nindy dari dunia mimpinya

"Eunggh" lenguh nindy. Membangunkan dirinya, dan segera berjalan menuju kamar mandi.

Ia berdiri di depan kaca toilet, menatap paras cantik dirinya dari pantulan kaca. Helaan nafas terdengar, ekspresinya suram.

"Tuhan Ga pernah adil ya..?" Gumamnya pelan, tangannya bergerak menyentuh pipi halusnya. Lagi, helaan kembali terdengar.

Dari pada berlarut dengan kesesakan dadanya, ia lebih memilih untuk segera melepaskan semua pakaiannya lalu mandi.

××××

Nindy dan dita keluar dari kamarnya bersamaan, dita dengan senyum bahagianya, dan Nindy dengan wajah datarnya.

Sangat kontras.

Nindy melangkah lebih dulu ke tangga, namun tangannya di pegang oleh dita. Membuatnya menatap dita tajam karena kembarannya itu sudah menghalangi jalan nindy

"Nanti malem ad-" ucapan dita berhenti karena nindy melewatinya begitu saja. Ia menghela nafas berat, menatap punggung nindy yang berjalan menjauh darinya.

Memilih tak ambil pusing, ia berjalan menyusul nindy. "Morning mah" sapa dita dengan senyum lebarnya mendudukkan diri di kursi.

"Morning sayang" sahut sesil tanpa menatap dita karena masih sibuk menyiapkan sarapan. Tak lama raka datang membawa tas kerjanya, ikut bergabung di meja makan.

"Ngapain dit?" tanya raka melihat dita tampak serius mengotak atik ponselnya.

Merasa namanya disebut, dita mendongak, menatap ayahnya lalu tersenyum misterius, ia mencondongkan tubuhnya kearah raka untuk membisikkan sesuatu, "lagi stalker orang pah" raka hanya meringis mendapat bisikan itu.

Tidak, tidak hanya raka yang mendengar, tapi nindy juga. Merasa tertarik dengan pembicaraan itu, ia memasang telinganya tajam. Meskipun matanya sibuk pada layar ponsel, tapi telinganya berfokus pada pembicaraan itu.

"Stalker siapa emang?"sahut raka ikut berbisik. dita terkekeh, "adalah, nanti juga papah tau" bisik dita lagi membuat raka cemberut

"Bisik-bisikan apa sih pah?" Suara sesil menginterupsi keduanya, raka tersenyum miring, melirik dita mengejek.

"Itu lo mah, si dit-- mphhh" mulut raka di bekap oleh dita. Sedang pelakunya melotot mengancam papahnya agar tutup mulut.

antagonis (?)  [REVISI]Where stories live. Discover now