09 - Cemburu (1)

757 112 6
                                    


Younghoon mengerjapkan kedua matanya dengan cepat saat pendengarannya menangkap sebuah notif pesan dari ponsel.

Ia melirik ke arah jam. Jarum jam masih menunjuk ke arah angka 5. Masih terlalu pagi untuk bangun di hari libur.

Setelah nyawanya terkumpul sepenuhnya, Younghoon lantas menegakkan badannya sambil menyingkirkan lengan besar suaminya yang melingkar di perutnya. Juyeon masih tertidur sangat pulas. Ia tak tega jika harus membangunkannya.

"Bukan hp aku," Ucapnya sesaat setelah mengecek ponselnya yang ternyata tidak mendapat pesan apa pun.

Younghoon pun meraih ponsel Juyeon yang ada di dekat bantal. Ia melihat ada satu notif whatsapp di layar kunci ponsel Juyeon.

Sedikit terkejut, Younghoon mengerutkan dahinya. Pesan dari siapa pagi buta begini? Ia membuka pola pada layar kunci Juyeon yang masih sama dari dulu.

"Lee? Siapa Lee?" Ucapnya heran melihat satu pesan dari kontak bernama Lee lengkap dengan emotikon beruang.

Dengan segala rasa penasarannya, Younghoon menekan nama tersebut dan terlihatlah sebuah percakapan antara Juyeon dan seorang 'Lee' itu.

"Makasih.. bunganya.." Younghoon membaca salah satu bubble chat yang selanjutnya terpampang foto sebuah buket bunga mawar dan tulip yang dihias dengan sangat cantik.

Ia menoleh ke arah Juyeon sekilas. "Siapa sih?! Pake ngirim bunga segala?!" Ujarnya kesal.

Selama pernikahannya, Younghoon jarang mendapatkan bunga dari Juyeon. Bukan ingin mendapatkan perilaku romantis seperti anak muda, Younghoon hanya ingin melihat tanda sayang Juyeon padanya.

Meskipun segalanya telah Juyeon berikan pada Younghoon, tapi entah kenapa hal sederhana seperti memberikan bunga pada orang yang tak Younghoon kenal, membuatnya sedikit iri/? Entahlah, Younghoon merasa kekanak-kanakan.

"Sayang..."

Younghoon buru-buru memenyembunyikan ponsel Juyeon ke dalam selimut. "E-ehh iya? Udah bangun?" Ia kembali merebahkan tubuhnya, menarik lengan Juyeon untuk ia jadikan bantalan.

"Gatau nih, masih setengah sadar," Juyeon mendekap erat tubuh Younghoon. "Kamu kebangun?" tanya Juyeon.

"Hmm.." Younghoon hanya menjawab dengan berdehem.

Mood nya pagi ini telanjur hancur karena pesan dari seseorang yang entah siapa.

"Kenapa sih hm?" Juyeon yang sudah membuka kedua matanya itu menarik dagu Younghoon.

"Gapapa kok,"

"Kamu mimpi buruk?"

Younghoon menggeleng.

"Sakit perut? Laper? Kenapa hm? Sini cerita, kamu mau apa?"

"Gak mau apa-apa," Younghoon mengelus pipi Juyeon. "cuman mau kamu aja."

Juyeon terkekeh. "Aku kan udah jadi milik kamu."

"Iya. Cuma milik Younghoon! Gak boleh dimilikin sama siapa pun kecuali aku!" Ujar Younghoon yang mengundang tawa gemas dari suaminya.

Juyeon mengusap surai hitam Younghoon dengan sayang. Pria itu kembali memejamkan matanya dan berniat menjemput kembali bunga tidurnya tapi dengan segera Younghoon tahan.

"Bangun! Ayo bantuin aku bikin sarapan!"














Sunghoon mengucek matanya sambil keluar kamar. Baru terbangun dengan muka bantalnya itu karena mencium harum masakan yang ia yakini pasti sang papah telah menyiapkan sarapan.

Keluarga Masa Gitu - [Jubbang + Sunghoon]Onde histórias criam vida. Descubra agora