Mulai Terusik

1.9K 521 52
                                    

Sorry ... Cut Scene eksplisit 18+

***

Pemberkatan kedua mempelai berjalan khidmat. Banyak mata tamu menatap takjub pada pengantin yang baru saja sah menjadi suami istri. Senyum mempelai laki-laki tergambar jelas akan luapan kebahagiaan usai memberikan kecupan. Pasangan bak raja dan ratu itu berjalan berdampingan dengan pengantin cantik cilik. Tak jauh dari posisi bahagia itu terlihat laki-laki tua menggendong bayi laki-laki tampan. Kemudian mempelai perempuan menghampiri si bayi yang tertawa untuk digendong.

Taffana menatap haru pasangan yang memang sudah dikenalnya. Meski tak dekat, ia merasakan kebahagiaan yang mendalam buat kedua mempelai.

"Mama kenapa nangis?" tanya Darryl polos melihat ibunya meneteskan air mata.

"Mungkin Mama kamu mau diulang lagi pakai baju pengantin kayak di sana sama Papa didampingi kamu juga, Ryl," seloroh Devano yang dihadiahi cubitan pada perutnya. Tawa laki-laki ini meluncur lepas. "Kamu maunya kapan kita kayak gitu lagi?" godanya sengaja. Tentunya Darryl ikut menertawakan tingkah ibunya.

"Aku seneng banget lihat mereka akhirnya bersama. Aku bisa lihat tatapan Telaga penuh cinta buat Rindu. Beda banget waktu sama istrinya yang model itu," jelas Taffana menatap lurus pada kedua pengantin.

"Cinta emang nggak pernah bohong. Meski mati-matian menolak, rasa itu bakalan terus ada di sini," gumam Devano meletakkan telapak tangan di depan dadanya.

"Apa mereka--"

"Kita do'ain aja yang terbaik buat mereka, ya. Tapi jangan lupa, doa terbaik buat rumah tangga kita juga. Semoga kamu bisa setia dampingin aku ... selamanya," sela Devano mengelus pipi hangat Taffana dengan punggung tangannya.

"Harusnya permintaan itu ditujukan buat diri kamu sendiri. Apa kamu bisa setia hidup sama satu perempuan aja. Apalagi kamu udah tahu kekurangan aku, Dev," lirih Taffana menunduk.

"Hei, kenapa bahasan di luar topik, sih? Udah, ah. Aku nggak mau bahas lagi." Devano mengusap sayang puncak kepala Taffana. Lantas ia menunduk menatap Darryl yang tampak kebingungan akan perubahan sikap ibunya. "Enaknya Mama diapain, ya, Ryl? Lagi di pesta, kok, malah sedih. Nanti orang kira Papa jahatin Mama kamu," lanjutnya meledek.

"Papa bujukin aja Mama biar nggak sedih lagi," usul Darryl mengedip nakal pada Devano yang mengangguk tersenyum penuh arti. Namun saat Devano ingin menggoda istrinya, kedua pengantin menyalami mereka.

"Makin lengket aja, nih, pasangan," cibir Telaga membuat Devano tertawa sumbang lantas memeluk sahabatnya memberi selamat.

Taffana juga segera merengkuh Rindu yang tampak cantik sekali dengan balutan gaun putih pengantin. "Semoga bahagia, Rin. Aku senang banget kalian bisa ketemuan lagi sampai jadi pengantin."

"Sama-sama, Taff. Doa baik ini moga balik buat diri kamu juga," balas Rindu tulus.

Taffana menoleh pada bocah cantik berwajah khas. "Hai, Princess cantik. Nama kamu siapa? Kenalin, ini Prince Darryl anaknya Tante Taffana sama Om Devano."

Gadis cilik itu membalas malu. "Nama-ku Binar," sahutnya pelan.

"Cantik banget namanya. Sama kayak orangnya," sahut Taffana memeluk sayang tubuh Binar. "Sini, Ryl, kenalan sama Binar." Kedua bocah itu bersalaman. Darryl yang supel cepat mengakrabi gadis cilik pemalu itu.

Mereka berbincang sejenak selagi tamu belum ada yang mendekati. Telaga memang tidak banyak mengundang tamu saat acara pemberkatan. Karena usai dari gereja mereka akan langsung menuju hotel berbintang untuk acara resepsi. Telaga tidak mau mengulur waktu dan ingin seharian prosesi pernikahannya selesai.

Devano sudah menjauh dari pengantin yang kini telah menyalami tamu lainnya. Dari kejauhan ekor matanya melihat kehadiran sosok laki-laki yang seminggu lalu berhasil memunculkan ketakutannya. Laki-laki yang diyakini mampu mengacaukan rumah tangganya yang harmonis.

"Muka kamu pucet, Dev," ucap Taffana cemas melihat bulir keringat di dahi suaminya. Pergerakan laki-laki ini juga tampak aneh dan gugup.

"Kita balik aja, ya, Taff."

"Kenapa? Kamu bilang habis ini kita langsung ke acara resepsi." Taffana mengernyit bingung.

"Aku ... aku ... tiba-tiba aja nggak enak badan." Devano mengusap-usap tengkuknya lantas bersedekap memperlihatkan keadaan tubuhnya yang tidak baik.

"Ya, udah kita balik aja. Eh, tapi nanti gimana kalo Telaga nyariin kamu?"

"Nanti aku bakalan kirim chat. Pasti dia ngertiin, kok."

"Pulang aja, Ma. Kasian Papa udah pucet gitu," usul Darryl membuat Taffana yakin jika suaminya memang kurang sehat.

"Kayaknya kamu kecapean, Dev. Kemarin pulang malem terus, sih." Taffana menyentuh kening Devano yang memang terasa hangat.

"Mungkin karena aku terlalu nguras tenaga di atas ranjang nyenengin kamu," bisik Devano nakal di telinga Taffana hingga pinggangnya dihadiahi sikutan tajam.

"Sebelum kamu makin ngaco kita pulang aja," sungut Taffana dengan wajah memerah. Ia lekas menggandeng tangan Darryl berjalan lebih dulu.

Devano tertawa pelan. Sebelum menyusul Taffana ia mengedarkan pandangan sekali lagi mencari sosok laki-laki berjas silver. Di sana Regal sedang menyalami pengantin. Langkah Devano segera menjauh mengikuti pacuan kaki istri dan anaknya keluar bangunan. Percayalah, saat ini degup jantung Devano bertalu kencang. Mulai terusik akan kehadiran laki-laki di masa lalunya.

Follow instagram untuk kepoin random spoiler 📲

.
.
.
.

*Kamis, 28 Januari 2021
EL alice

Luka Terdalam ✔Where stories live. Discover now