Chapter 19 - Raja Yama Menungangi Orang Mati

295 51 4
                                    

Orang itu menyebut diri mereka "orang Kangbaluo" (1) dan tinggal di sebuah tempat bernama Kangbaluo yang merupakan lembah di pegunungan ini.

(1) 康巴 落 人, Kanbga juga dibaca sebagai 'Khampa', adalah subdivisi dari kelompok etnis Tibet / bekas provinsi Tibet Kham, sekarang terbagi antara Tibet dan Sichuan, Luo = pemukiman

Zhang Qiling berbincang dengan mereka untuk waktu yang lama, dia mendapatkan sejumlah informasi yang beragam. Zhang Qiling segera memilahnya agar dapat dipahami. Bagi Wu Xie informasi hanyalah berupa kalimat acak tanpa ujung, dia tidak dapat langsung memahaminya.

Jika melihat keseluruhan lembah dari atas, kau akan menemukan danau aneh ini berwarna biru, seperti kristal biru yang bertatahkan satin putih.

Danau ini disebut Danau Kangbaluo, yang berarti 'Gunung Salju Biru'. Ketika Zhang Qiling dibawa ke atas untuk keluar, dia akhirnya bisa melihat keseluruhan danau luas ini.

 Pemandangan yang ada di depannya membuatnya sedikit tertegun.

Jujur, tidak banyak hal yang dapat membuatnya terkejut. Latihan yang diberikan keluarganya cuckup untuk memastikan reflek pertama dalam menghadap bahaya dan mengendalikan diri agar tenang. Semua latihan yang dia terima memungkinkannya membuat respons awal yang terbaik jika terjadi situasi yang tidak terduga.

Ini hanya ditujukan untuk situasi berbahaya dan dengan kejam merenggut semua perasaan yang tersisa di hatinya. Bahkan ketika menghadapi adegan terburuk sekalipun, dia sanggup menahannya.

Tapi kali ini berbeda.

Itu sangat indah.

Saat Zhang Qiling melihat danau itu, keindahan menerobos emosi pertamanya.

Danau dengan pemandangan menakjubkan dari atas tebing ini benar-benar berbeda dari apa yang dia lihat ketika di bawah. Di tempat ini, cahaya matahari sepenuhnya dibiaskan, memperlihatkan jenis warna biru yang tidak biasa. 

Seperti sutra biru yang membentang ke lembah bersalju.

Namun, warna biru misterius ini bukanlah inti dari pemandangannya, melainkan pantulan gunung bersalju yang ada di permukaan danau.

Gunung itu awalnya berwarna putih, tapi saat terpantul di atas danau warnanya berubah menjadi biru yang sangat menawan. Gunung-gunung yang mengelilinginya entah mengapa membuat suasananya menjadi sakral, membuat semua orang merasakan perasaan aneh. Pegunungan tertutup salju yang terpantul di danau itu bahkan lebih misterius daripada pegunungan putih yang tertutup salju di kejauhan.

Mereka kemudian mengikuti aliran danau dari atas tebing dan segera menemukan sebuah lembah yang tersembunyi.

Mereka turun, sungai di bawahnya benar-benar membeku. Mereka kemudian memanjat ke atas es sekitar satu kilometer kemudian sungai ini perlahan mulai melebar. Di sungai ini, banyak batu yang menonjol dari air yang membeku.

Batu-batu ini ditumpuk dengan tumpukan Mani (2), sekilas terlihat seperti susunan aneh.

(2) Tumpukan batu yang ditempatkan di sepanjang jalur pegunungan dan tepi sungai di Tibet. Mereka biasa diukir dengan Mantra Enam Suku Avalokiteshvara, sebagai bentuk doa dalam Buddhisme Tibet.

Zhang Qiling terus mengikutinya, setelah melewati tumpukan batu itu, permukaan danaunya berubah menjadi danau berbatu, mereka mendapati turunan danau ini sangat curam, namun ada sebuah tangga yang tersembunyi diantaranya. Mereka perlahan turun sebelum akhirnya memasuki lembah yang berada di ketinggian sekitar dua ribu meter. Lembah itu sangat subur dan hijau, sesuatu yang jelas tidak biasa ada di dataran penuh salju seperti ini, tempat ini sangat hijau.

藏海花 | Tibetan Sea Flower - Grave Robber's Chronicles | [REVISI]Where stories live. Discover now