MTACD - 02

232 28 19
                                    

Park Seonghwa

Pemuda sederhana dengan kepribadian yang sangat baik. Pemuda yang sabar dan sangat menyukai anak-anak. Pemuda dengan netra kecoklatan, rambut segelap malam dan hidung mancung adalah daya tariknya. Seonghwa bisa menjadi tampan dan cantik dalam waktu bersamaan.

Seonghwa tinggal bersama kakek dan neneknya. Hidup serba kekurangan, hanya bergantung pada toko bunga kecil untuk pemasukan kehidupan sehari-hari.

Orangtua Seonghwa sudah meninggal?

Nggak, itu semua omong kosong!

Orangtua Seonghwa hidup dalam kemewahan, harta kekayaan yang sangat banyak dan tentu hal tersebut sudah menjamin jika hidup mereka nggak pernah kekurangan apapun, bahkan walau hanya satu detik pun mereka gak pernah merasa kekurangan.

Seonghwa sudah tinggal bersama kakek dan neneknya sejak dia berada di sekolah dasar, tepatnya kelas 4 SD. Pada saat itu Seonghwa gak punya pilihan lain selain mengikuti mereka.

Orangtua Seonghwa sangat membencinya. Mereka dengan terang-terangan menatap Seonghwa dengan pandangan sinis seolah Seonghwa adalah seseorang yang patut mereka benci. Mereka sama sekali ga peduli Seonghwa pulang ke rumah atau nggak. Karena merasa ga di butuhkan, Seonghwa akhirnya tinggal bersama kakek dan neneknya.

Kejam?

Mungkin bisa di bilang begitu. Seonghwa ga begitu mempermasalahkannya. Karena gimana pun orangtuanya, gimanapun kejam nya mereka, dan sebenci apapun mereka ke dia, Seonghwa tetap sayang sama keluarganya.

Kalau kalian baca deskripsi Seonghwa di atas, kalian mungkin akan melihat sosok yang begitu sempurna dan mempesona. Tapi, ga ada satupun makhluk di dunia ini yang sempurna kecuali sang pencipta, bukan?

Seonghwa juga mempunyai kekurangan. Banyak yang memanfaatkan kekurangan yang ada di dalam diri Seonghwa. Seonghwa ga tau? Haha! Tentu ia tau. Hanya saja... Seonghwa ga tau harus gimana.

Seonghwa ga bisa meluapkan emosinya. Karena itu Seonghwa benci dirinya sendiri.

***

Kriingg~

Seonghwa yang posisinya semula membelakangi pintu, langsung balik badan waktu dengar lonceng berbunyi. Seonghwa langsung senyum buat menyapa pelanggan. Ini salah satu etika.

"Selamat datang~"

Sebenarnya Seonghwa sedikit heran sama pria yang baru aja masuk. Soalnya pria ini adalah pria yang sama seperti hari-hari sebelumnya. Pria ini selalu membeli bunga yang sama. Terhitung sudah satu Minggu pria ini selalu beli bunga di toko ini.

Nggak, Seonghwa bukannya ga suka. Cuma heran aja. Dari banyaknya toko bunga yang bagus dan lebih besar dari punya neneknya ini, kenapa pria ini selalu beli disini? Padahal bucket bunga rangkaian Seonghwa ga sebagus toko-toko lain.

Pria itu membalas senyum Seonghwa. Tanpa menunggu, Seonghwa langsung bertanya. "Seperti biasa?" Tanyanya

Pria itu terlihat berfikir. Ia terlihat mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di meja. "Bunga apa yang cocok untuk seseorang yang di kagumi?" Tanya pria itu.

"Uhm... Nenek jarang memberitahu makna dari bunga-bunga ini. Tapi setahu ku bunga anyelir sepertinya cocok. Bunga anyelir bisa berarti aku menginginkanmu atau rasa kagum. Dan aku rasa itu bagus." Ujar Seonghwa

"Baik, tolong beri aku satu bucket bunga anyelir."

Seonghwa menganggukkan kepalanya. Ia mulai merangkai bunga-bunga anyelir itu dan menjadikannya satu bucket yang rapi dan bagus.

Seonghwa mengulurkan bucket yang ada di tangannya. Pria itu mengambil bucket tersebut sambil mengulurkan sebuah kartu untuk membayar bucket. Seonghwa mengambilnya kemudian setelah selesai dia langsung kembalikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Maaf, Tapi Aku Cinta Dia || JoongHwaWhere stories live. Discover now