04

2.5K 164 1
                                    

Haloo










***

Setiap hari San tiada hentinya untuk membuat Wooyoung kembali mencintainya. Nyatanya usahanya tidak sia-sia. Kini hubungannya dengan Wooyoung sudah terlihat semakin harmonis.

Begitu juga hari ini. Wooyoung dan San sedang menikmati malam minggu layaknya pasangan lainya. Jalan jalan ditaman bermain, menaiki wahana dan lainnya. Sekarang mereka tengah istirahat sambil menikmati permen kapas.

"Makannya pelan-pelan, Woo. Gak akan aku ambil kok permennya." San mengusap bibir Wooyoung dengan ibu jarinya. Wooyoung mengerjap sebentar, namun setelah itu kembali memakan permen kapas itu seperti tidak terjadi apa-apa.

"San. Kamu kok tiba tiba suka aku?"

"Kenapa emangnya?"

"Ya, gak apa. Cuman penasaran. Secara padahal dulu aku tuh ngejar ngejar kamu, kamunya cuek gitu. Coba sekarang malah kamu yang lengket banget sama aku haha."

"Abis kamu tuh genit kalo ga ditempelin mulu nanti ada yg kecantol gimana haha." Muka Wooyoung langsung datar sedatar dadanya.g

"Serius ihhh. Kok bisa gituu. Kenapa?"

"Gak tau juga sih, padahal kalau diliat liat kamu kan cerewet, berisik, tukang gibah, kepo, genit, gajel-

"..."

"Hehe engga deh candaa." San ngusak rambut Wooyoung gemas.

" aku emng bego sih. Bisa bisanya baru nyadar kalau pacar aku ini cantik dan manis banget, apalagi kalau lagi marah marah gini makin imut tau ." Lanjut San sambil mencubiti pipi Wooyoung. Yang dicubit hanya memasang muka datar, dengan tangan terkepal siap siap untuk memukul kepala kekasihnya itu.

"Ngeselin tau gak. Emng kamu tuh bego bisa bisanya baru sadar. Dann aku tampan Sann. Aku kan pria, bodoh." Ucap Wooyoung sambil memukul kepala kekasihnya itu.

"Iya iya ampun sayang. Sakit tau. Udah lanjut lagi makan permennya gih. Abis ini kita pulang ya." Wooyoung hanya mengangguk sebagai jawaban dan kembali sibuk dengan permen kapasnya.

"Woo."

"Hmm"

Chupp

Kaget. Wooyoung cuma bisa diam sambil ngerjapin matanya. Menikmati ciuman basah yang San berikan. Hangat. Wooyoung selalu menyukai tiap sentuhan yang diberikan kekasihnya.

"Permen aja kalah manis Woo hehe." Pelaku hanya terkekeh seraya mengusap sisa saliva yg jatuh didagu sang submisive.

"Kebiasaan. Kan bisa pake tangan."

"Tadi kan udah pake tangan. Kamu malah gitu lagi. Kayaknya emang harus pake bibir yaa haha."

"Bye. Mau pulang." Wooyoung langsung berdiri meninggalkan San yang hanya terkekeh gemas melihat tingkah pacarnya.









****

4 tahun kemudian. Wooyoung terlihat tengah sibuk menata makanan dietalase pada toko kue miliknya. Setelah lulus SMA Wooyoung memutuskan untuk membuka toko sambil kuliah. Tokonya juga rame, kadang Wooyoung kewalahan untung ada San yang setia membantunya.

San pernah nyaranin buat rekrut karyawan tapi waktu itu tokonya belum serame sekarang. Karna sekarang makin rame, akhirnya Wooyoung memutuskan membuka lowongan kerja. Dan dia mendapat satu karyawan yang rajin dan manis. Namanya park jihoon. Dia imut banget Wooyoung suka gemes sendiri liatnya. Hari ini dia lagi libur jadi Wooyoung yang jaga toko.

"Selamat datang." Wooyoung menyapa dengan rama seperti biasanya.

"Hai. Aku mau ngelamar kerja disini boleh gak?"

"Sannn. Gak boleh udah ada yang isi." Iya itu San yang datang mengunjungi sang pacar.

"Kalo gitu aku ngelamar jadi suami kamu aja gimana?

"Gak."

"Yah kok gitu sih"

"Gak usah ngelamar. Udah pasti keterima kok hehe."

"Duhh gemesnya. Pacar siapa sihh. Sini cium dulu coba." San mengecup kening, kedua pipi, pelipis, dan bibir Wooyoung.

"Gak kerja San?"

"Libur sayang. Aku mau berduaan sama kamu aja."

"Oke. Aku ambil kue didapur dulu ya sebentar." San mengangguk. Lalu dengan sigap mengeluarkan sesuatu dibalik jaketnya. Meletakan benda itu dimeja. Bibirnya sedikit tersenyum namun terlihat sedikit gugup.

"San kamu mau minum ap-
Eh punya siapa ini San?" Wooyoung menyadari ada kotak merah kecil diatas meja. Lalu menghampiri San yang tengah terduduk disofa.

"Itu punya kamu Woo." Ucap San, kemudian memposisikan dirinya berlutut dihadapan Wooyoung

"Woo. Aku mungkin belum bisa bahagiain kamu sepenuhnya. Aku masih sering kecewain kamu. Suka lupa kalau janjian sama kamu. Dan sering bikin kamu sebel, kesel dan lainnya.

Tapi aku yakin Woo. Aku yakin bisa membahagiakan kamu sepenuhnya dimasa depan. Aku bakal turuti semua keinginan kamu dan berusaha jadi orang yang lebih baik lagi.

So, Jung Wooyoung. Will you marry me? "

Hiks

"Sayang kok nangis sih. Sini sini peluk dulu." Wooyoung langsung menerjang tubuh kekasihnya, menangis sekeras kerasnya. Wooyoung belum pernah merasa sebahagia ini sampai rasanya ingin menangis sekeras mungkin.

"Woo. Sayang. Gimana, mau kan?"

"Bodoh kalau aku gak mau San. Iya aku mau." Balasnya lalu kembali memeluk erat sang dominan. San membalas pelukan erat Wooyoung, dan memasangkan cincin yang Ia bawa tadi pada jari manis Wooyoung.

Akhirnya Jung Wooyoung menjadi milik Choi San. Pria dingin yang terlambat mengetahui perasaannya. Beruntung semua berjalan baik baik saja. Begitu juga Choi San yang merasa sangat beruntung memiliki Wooyoung dan begitu juga sebaliknya.




















Fin












Yeyy makasih semua buat yang udah baca cerita abal abal ku ini hehe.
Luv uuuu😙

Eh iya yuukk temenan sama aku  di tl.

Cool || •WooSan• ✔Where stories live. Discover now