03

2.3K 157 3
                                    

Sudah dua minggu lebih Wooyoung ngejauh dari San. Setiap ada San, Wooyoung langsung menghindar atau pergi meninggalkannya. Aneh. Ada yang hilang menurut San. Dia gak bisa bohong kalau dia sedikit kehilangan Wooyoung.

"Wooyoung. Nih buku IPS lo. Jatoh tadi."

"Oh. Makasih." Setelah menerima bukunya Wooyoung pergi begitu saja meninggalkan San. San tidak mengerti apa yang terjadi sama Wooyoung. Apa Wooyoung kecelakaan trus anemia eh amnesia. Atau jangan jangan Wooyoung berkepribadian ganda. Huh San bingung.

San ngerasa gak nyaman kayak gini. Biasanya dia yang digangguin. Tapi sekarang San liat Wooyoung malah gangguin Hwanwoong. Dia ketawa lepas kalau sama Hwanwoong. Gak kayak kalau sama San cuek banget. Kan San jadi cmburu :).
San sudah gak tahan. Dia gak suka liat Wooyoung sama yang lain. Dia gak suka di cuekin sama Wooyoung. Katakanlah San egois. San maunya cuman dia yang di lihat Wooyoung. Akhirnya San menarik Wooyoung ke rooftop.

"Kenapa sih San?" Wooyoung menepis tangan San.

"Woo lo kenapa?"

"Kenapa apanya astaga."

"Kenapa lo gak ganggu gue lagi?" Alis Wooyoung tertaut. Bingung lah dia. Harusnya San seneng kan Wooyoung sudah tidak gangu dia.

"Bukannya harusnya lo seneng gue gak ganggu lagi?"

"Harusnya gitu. Tapi. Gue gak suka liat lo sama Hwanwoong."

"Hah? Gue gak salah denger? Hahahaha" Wooyoung tertawa. Dia gak percaya San barusan ngomong kayak gitu.

"Kenapa ketawa hah? Gak ada yang lucu. Gue serius yong." San natap dalam mata Wooyoung. Berarti dia beneran serius.

"Lo yang lucu San. Lo kan gak suka gue. Kenapa marah kalau gue sama Hwanwoong. Gue udah capek kali San ngejar lo. Dengan lo yang terus terusan gak peduli apa lo pikir gue gak punya perasaan. Gue juga kan- hmmpp." San menyambar bibir Wooyoung yang sedang ngoceh panjang. Dilumatnya dengan lembut bibir ranum itu. Pagutan yang mengutarakan perasaan San saat ini. Merasa tidak ada balasan dari pihak lawan San mengigit bibir bawah Wooyoung agar terbuka. Lenguhan keluar dari mulut Wooyoung. Saat merasa sudah kehabisan nafas Wooyoung memukul dada San hingga pagutan mereka terlepas.

San menyatukan kening mereka. Jarinya digunakan untuk mengusap bibir merah bengkak milik Wooyoung. Mengusap entah saliva siapa yang masih ada di dagu Wooyoung. Membiarkan Wooyoung mengambil udara dengan rakusnya. Kemudian masih dengan keadaan yang sama. San menatap sendu mata indah Wooyoung. Tangan yang satunya menarik pinggang Wooyoung kedalam pelukannya.

"Gue suka lo Wooyoung."

Kaget. Wooyoung hanya bisa terkejut atas yang terjadi barusan. Otaknya tidak habis pikir. Bagaimana bisa San barusan menciumnya dan menyatakan perasaannya.

"Tapi San. Gue udah gak suka lo. Kemana aja lo selama ini."

"Wooyoung. Gue bisa bikin lo jatuh cinta lagi sama gue. Gue minta maaf. Gue baru sadar sama apa yang gue rasa yong."

"San. Mending cari yang lain aja. Gue-"

"Gak Woo. Gue bakal bikin lo jatuh cinta lagi sama gue. Jadi pacar gue ya Woo. Gue mohon."

"Haha lucu banget lo." Wooyoung tertawa miris." Hati gue bukan mainan ya anjing. Bisa bisanya lo udah ngancurin hati gue. Sekarang lo mau gue jadi pacar lo?"

"Gue anggep itu jawaban iya Woo. Ayok kita pulang."

San mengantar Wooyoung pulang. Sedari tadi tangannya terus menggengam tangan Wooyoung. Bagi San saat ini Wooyoung sudah menjadi kekasihnya. Memang San egois. Tapi San akan membuat Wooyoung kembali mencintainya.

Cool || •WooSan• ✔Where stories live. Discover now