Bintang Lima.

1.2K 92 46
                                    

Sebuah warning: ini penuh adegan sex without plot. Selamat membacaa!

Deru kecilnya tak senggama memenuhi ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deru kecilnya tak senggama memenuhi ruangan. Padahal hanya nafas kecil yang terengah tetapi itu cukup membuat satu kamar ini mungkin bisa terdengar jelas, entah yang terlalu kecil kamar atau standaritas gelombang yang tinggi.

Itu bukan masalah, yang menjadi biang adalah mengapa deru itu hadir. Nafas tercekat akibat sebuah vibrator yang semakin bergerak di dalam tubuhnya. Sialan, tak bisa mampu pula dia untuk bangun. Lantaran tak segan membantu permasalahan si kakak tiri, sebuah badan dia korbankan. Apakah dirinya mesti tagih si berandalan itu moge suzuki yang baru? Lumayan, sebagai ganti kalah taruhan arena kemarin.

Piyama tidur yang sudah acak tak karuwan, pelaku kejahatan seksual sedari tadi hanya asik memotret fragmen tidak senonoh. Selebriti kondang akun dewasa itu dengan seenakbadannya menerima begitu saja endorsme dari produk penggetar badan. Begitu awal kejadiannya, dan tentu korban utama adalah adik tercinta penghuni kamar sebelah.

"B-belum cukup juga? Sudah pegal mataku lihat flash tabur sedari tadi." Camkanku melirik pada dia yang berganti angle, si Mark mesum, munafik, berandalan. Sebuah perumpamaan kata yang bermakna, CEPAT AKHIRI INI BODOH

Alih berhenti dan segera mengakhiri, kakak tiri malah mengambil kain (Haechan benar-benar sudah tidak peduli itu kain panjang dari mana) dan segera berinisiatif memasangkannya pada mata adik manis, "Bilang sedari tadi dong, idemu memang brilian." Ikatan ditarik, hingga kepalanya mendongak. Terlalu kencang, terlalu gatal dibagian bawah. Mau menyentuh jijik, asal tahu sebuah malapetaka mesti masturbasi di depan cowok itu. Tangan sedari tadi berguna untuk menopang tubuh agar tidak menunjukkan reaksi apapun kendati yang dibawah sudah bergetar karena listrik sengat yang blur.

Haechan sedang mengeseimbangkan tubuh pasca penjemputan pertama adalah hal indah yang Mark lihat, tubuh anak itu dalam balutan abstrak, bibir merah yang sudah penuh liur sebab menahan desah melalui suara hidung atau bahkan paha montok yang bergetar. Katailah dia seorang munafik jikalau melewatkan tubuh emas seperti ini. Pacar-pacar lampau lewat. Mark jadi tidak aneh kenapa sang ayah kepicut buta dengan si Ibu tiri, loh? Modelan produknya saja semembagakan ini.

Kamera flash kembali terdengar, sekarang lebih kencang karena Mark tidak berusaha menutupi si sumber suara. Gagasan untuk menutupi sebelumnya adalah Mark benar-benar ingin mendengarkan lirihan indah itu. Tapi sekarang tak perlu, aplikasi controls sudah menjadi tujuan utama, menaikan itu satu-satu persatu hingga deru berubah desah.

Mark tak bohong masalah tawaran iklan, tapi menjadi bajingan atas perjanjian yang ditawarkan. Fhoto satu dua sudah cukup, bahkan tertulis tidak perlu menampakan tubuh si pemilik -tidak apa asal produk asli menjadi gambaran utama. Yah mengambil kesempatan dalam kesempitan, toh si anak terlalu bodoh bersanding dengan uang.

"Gila ya, jangan menambahkannya bajingan! Jika ayah-ibu dengar, mati kita!" Seringai Mark mendengarkan. Tak kebal, pria itu tambah kecepatan hingga menuju penuh. Tumbang pinggul dan punggung, Haechan tidak bisa tahan untuk seimbang. Kesempatan pula, baju Mark tanggali semua. Kepala menyambut bantal beserta bokong yang semakin keatas sebab dorongan getar dari benda tak masuk akal itu. Sekotor dia menjalani hidup biologis, pantang Haechan untuk memiliki apalagi mengoleksi benda haram, mending langsung cari yang asli.

𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang