chapter.12,5

4.8K 421 15
                                    

Aku mencoba menyibukkan diri dengan buku tentang perdagangan yang kemarin ku beli, saat Edward tertidur.

Dan buku buku itu di bawa oleh para kesatria Edward, bersama dengan barang bawaan joy dan Wren jadi saat kereta sebentar untuk sarapan aku memintanya kembali.

Lalu hampir saja mereka tidak mau memberikan buku ku karena khawatir akan kesehatan ku tapi karena aku bersikeras akhirnya para penjaga barang memberikan nya.

Aku melihat matahari yang mulai meninggi, "sebentar lagi jam 12 pas" pikir ku dalam hati dan suhu di kereta ini mulai panas.

"Apalagi yang mengendarai nya dan menaiki kuda" pikir ku lagi menghadapi kesunyian ini

"Emm....Hem...."

"Ah...."

Aku melihat Edward akan segera terbangun, karena seperti nya ia merasa kepanasan dan tidak nyaman, dan benar saja, tebakan ku tepat ia terbangun bahkan peluh menetes dari dahinya.

Aku berpura-pura menutup buku-buku seperti habis membacanya karena aku tidak ingin tertangkap memperhatikan nya karena bosan.

"Kau sudah bangun, pasti tidak nyaman dengan posisi seperti itu dan juga kepanasan"

Dan aku duduk di hadapannya, meskipun aku ingin membuat nya menaruh kepala dia atas pahaku ia pasti akan segera terbangun.

Karena dia memiliki insting yang kuat saat seperti itu, bahkan bisa dibilang ia belum mempercayai ku makanya insting nya tidak dihilangkan.

"Apa kita sudah sampai?"

Ia mengusap peluh di dahinya setelah mengambil saputangan dari sakunya, dan aku membalas nya.

"Belum kita belum sampai....."

"Oh..."

Setelah itu kami tidak berbicara lagi dan membuat kecanggungan di antara kami terasa, lalu tanpa sadar kereta mulai terasa dingin yang ternyata disebabkan oleh Edward, yang mengeluarkan sihir air dan membuat pendingin ruangan.

Aku ingin melirik kearahnya, dan menghilangkan kecanggungan ini dengan membawa nya dengan topik percakapan yang menarik tapi saat aku bersiap untuk berkata tiba-tiba saja.

"Duke"

"Duchess....."

Kami berbicara berbarengan.

"Ah kau duluan saja"

Kejadian nya terulang lagi, dan kami merasa malu dalam waktu yang singkat, aku memalingkan muka agar tidak terlihat oleh nya sedangkan Edward menutupi setengah wajahnya dengan telapak tangannya.

Dan untungnya Edward memulai percakapan lagi tapi dimulai dengan perkataan maaf, dan aku membalas nya dengan kata,

"Untuk?"

"Segalanya....."

Dia berbicara seperti itu sambil memandang keluar jendela, aku bingung karena permintaan maaf nya yang tidak jelas dan kembali bertanya.

"Yah kau bisa rinci kan kesalahan mu pada ku?, Agar permintaan maaf nya lebih jelas, dan disebabkan kesalahan mu....."

"Huffttt....."

Dia menghembuskan nafas malas lalu menoleh ke arahku, dan bibir nya mulai bergerak.

"Ya mulai dari meremehkan mu, terlalu berfikir jelek tentang dirimu juga, salah sangka dan salah paham padahal dirimu orang yang lumayan baik, maaf juga untuk tidak bisa melindungi mu padahal ini adalah urusan keluarga ku dan mungkin masih banyak lagi yang telah aku lupakan"

Edward menatap mata ku lekat lekat, dan bertanya kembali, "jadi apa kau akan memaafkan ku?"

Aku mengusap wajah ku dulu sebelum menjawab padahal aslinya aku ingin tertawa, setelah itu aku tersenyum dan menatap mata nya dengan cara yang sama.

I Became The Wife In The Place Of All My Family's ReincarnationWhere stories live. Discover now