P4

171 7 1
                                    

"Sedang memikirkan sesuatu ?" Itachi menepuk bahu adiknya pelan, tapi sukses mengejutkan Sasuke.

"Tidak." Jawab Sasuke singkat.

"Kakakmu ini tau seperti apa dirimu, Sasuke. Kau pasti sedang memikirkan sesuatu sampai kau tidak mendengar panggilan ku." Tebakan Itachi memang benar. Sasuke saat ini tengah memikirkan sesuatu.

"Hanya memikirkan seorang teman."

"Teman?. " Itachi menautkan alisnya kemudian tersenyum. "Atau kekasih ?" Tebak Itachi.

"Belum kak."

"Ooh.. belum ya. Berarti ada rencana."

"Yah, begitulah."

Setelah pulang dari rumah Naruto, Sasuke memang terlihat murung. Dia sedang terpikirkan dengan apa yang ia lihat tadi.

Flashback on

Kushina membuka laci nakas dan mengambil beberapa lembar obat. Sasuke menajamkan matanya melihat bungkus obat itu. Dia mengenali 'nya'.

'Bukankah itu ... " Batin Sasuke curiga.

Kushina memberikan obat itu pada putranya setelah ia keluarkan dari bungkusnya. Setelah naruto meminumnya ia pun beranjak.

Flashback off

////•\\\\

"Kau tahu Sasuke, kakak bisa menjadi pendengar yang baik jika kau mau."

Sasuke tahu maksud Itachi. Tapi dia enggan bercerita. Seolah dia takut jika hal itu memang benar.

"Aku tidak apa-apa kak. Tidak perlu khawatir."

"Baiklah, jika kau butuh sesuatu kau bisa mencari kakak."

"Hm." Sasuke mengangguk kecil.

"Sudah malam Sasuke. Cepat tidur. Besok harus kuliah." Perintah Itachi. Ia tahu ia adiknya sedang memikirkan sesuatu. Bukan temannya atau kekasihnya. Melainkan sesuatu yang menyangkut temannya.

Itachi mengusap pelan bahu Sasuke kemudian beranjak dari duduknya. Ia kembali ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sasuke.

Sasuke menyusul kakaknya beranjak dari sofa kamarnya yang menghadap jendela dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Berusaha memejamkan mata. Tapi pikirannya tidak bisa beralih dari apa yang ia lihat tadi sore.

Sasuke mengambil jurusan kedokteran. Maka dari itu, ia tahu banyak tentang obat-obatan. Kemungkinan calon kekasihnya ini memang sakit yang bukan sepele. Tapi ia selalu terlihat kuat dan ceria di depan teman-temannya. Dia pandai menutupi rasa sakitnya.

Dia harus mencari tahu kebenarannya. Walaupun ia menganalisa bahwa calon kekasihnya mempunyai penyakit jantung, tapi ia ingin menepis pemikiran itu.

Lama memandang langit-langit kamarnya membuat mata Sasuke semakin berat, sampai akhirnya ia terhanyut ke alam mimpi.

¶¶Ω¶¶

"Terimakasih, paman."

"Hati-hati ya." Jawab pria yang berada di kursi kemudi.

Pemuda berambut kelam berwajah pucat membalas dengan senyum nya yang justru terlihat sedikit.. aneh mungkin. Seperti ada sesuatu yang di sembunyikan. Pemuda itu berjalan menuju ke ruang guru.

Tak lama kemudian datang satu mobil yang berhenti di depan universitas. Pintu mobil terbuka dan memperlihatkan pemuda berambut kuning yang terlihat cerah. Satu lagi pria berambut putih keluar dari pintu yang berlawanan.

"Jangan sampai kelelahan lagi ya, Naru." Ucapnya sembari berjalan mendekati Naruto.

"Paman tenang saja. Naru bisa jaga diri." Jawab Naruto dengan senyum mengembang di bibirnya. "Aku masuk dulu paman."

Because My Heart Is YouWhere stories live. Discover now