13. The red moon brings a new destiny

348 52 150
                                    

"Aghhhh!!!!"

Sunghoon memegangi dadanya terasa sakit lagi. Sudah kesekian kalinya ia harus hidup sambil menahan rasa menyakitkan ini selalu datang menyerang jantungnya.

Saat itu Sunoo yang melihat saudaranya sedang kesakitan langsung sigap menghampirinya. Ia membawa Sunghoon duduk di kursi terdekat memberikan kakaknya segelas darah segar hasil mereka berburu.

"Aku tidak tahan Sun..." keluh Sunghoon masih memegangi jantungnya.

Kemudian Jungwon datang. Vampir itu langsung mengerti apa yang tengah terjadi pada Sunghoon, ia sudah terbiasa dengan suasana ini.

Jungwon ikut duduk bersama, vampir yang memiliki kemampuan bisa melihat organ dalam vampir itu hanya bisa memasang wajah sedih. Saat ia melihat, jantung Sunghoon benar-benar hampir sebagian menjadi batu.

"Bagaimana ini Won.." tanya Sunoo pada Jungwon. Ia sangat khawatir dan cemas.

"Hanya Anna yang bisa memulihkan jantungmu, Hoon..."

"Aku berharap malam akan datang lebih cepat, lalu memenangkan perang agar bisa membawa Anna kembali kepada Sunghoon,"

Benar, malam yang biasanya kosong untuk para vampir kini menjadi malam yang terisi. Ada acara yang harus mereka partisipasikan yaitu perang melawan bangsa serigala untuk terakhir kalinya.

Bulan merah akan datang, bulan yang hanya datang sepuluh tahun sekali di tengah malam. Akan ada pertumpahan darah yang mengubah warna hutan inu menjadi merah.

Salju-salju putih yang menutupi jalan akan berubah warna menjadu merah. Sunoo tidak sabar menantikan itu.

"Sunghoon... kau tidak perlu ikut saat perang nanti" Heeseung datang bersama Jake dari arah luar membuat mereka semua menoleh padanya.

"Aku masih bisa ikut, lagi pula sakit ini hanya datang di waktu tertentu," jawab Sunghoon, ia menatap mata Heeseung serius.

"Aku sudah memanggil bangsa vampir lain untuk ikut serta Hoon, kau tidak ikut dalam perang pun tidak akan mengurangi jumlah bangsa vampir, jumlah kita sudah banyak," jelas Heeseung namun Sunghoon tetap menolak.

"Itu sama saja kau tidak percaya aku melawan mereka saat perang nanti Hee!"

"Memang, gimana caranya untuk kita harus percaya dirimu ikut perang sedangkan kondisimu saja seperti itu," sahut Jake membuat semua saudaranya menatap pria itu tajam.

"Kita? kau saja kali!" itu ucap Niki pada Jake. Entah datang darimana ia berteleportasi langsung ikut duduk di samping Sunoo.

"Mengejutkan saja," desis Sunoo pada Niki.

Suasana kembali sepi saat semuanya berpikir apakah mereka akan memberikan Sunghoon kesempatan untuk mengikuti perang nanti malam. Tapi jika dipikir-pikir oleh Jake, Sunghoon tidak akan maksimal jika tiba-tiba jantung vampir itu kambuh.

"Sudahlah, biarkan Sunghoon ikut berpatisipasi, aku akan menjaganya," Jay datang menuruni anak tangga dengan cepat.

"Aku setuju, tapi awas ya jika kau tidak becus menjaga Sunghoon!" Niki membalas.

"Kau melupakan aku adalah vampir terkuat nomor satu dalam perang, ada sejarahnya. Nih, ada buku yang menceritakan sejarah diriku hahaha" Jay menyodorkan buku tebal itu kepada Niki.

Namun Niki menggeleng, "Buat apa baca buku, malas. Kita tidak perlu melakukan itu, iya kan Sunoo"

Vampir di sebelah Niki mengangkat kedua alisnya, "Betul," katanya.

"Dasar kalian ini,"

Akhirnya keluarga itu bersatu di ruang ini. Kedatangan Jay berhasil merubah suasana yang awalnya sunyi menjadi bersuara lagi. Meskipun harus menyertakan pergelutan antaranya dengan Niki.

Whispers In The MoonlightWhere stories live. Discover now