Chapter 33

651 87 32
                                    

Annie memasuki ruangan yang dalam keadaan tegang itu.

"Kau sudah kembali kah? Itu bagus, Annie!" ujar Rod Reiss.

"Armin sudah ku masukan ke penjara bawah tanah," balas Annie lalu berdiri di dekat Rod Reiss.

"Sudah ku bilang, bukan? Orang seperti Annie itu tak memiliki hati," gumam Jean.

"Armin," gumam rendah Eren.

"Ada apa dengan wajah kalian? Kenapa terlihat kecewa? Apa kalian mengharapkan sesuatu yang saat ini tak terjadi?" ucap Rod Reiss.

"Apa yang kau katakan? Apakah wajah kami seperti itu?" sela Erwin dengan senyumnya.

Erwin?! Apa yang dia katakan? Ada apa sebenarnya?! batin Levi yang juga penasaran dengan wajah-wajah anggota squadnya.

"Oh hanya saja komandan satu ini tidak terlihat kecewa sama sekali dan malah terlihat sangat senang," jawab Rod Reiss.

"Tentu saja, karna kami mengetahui rahasiamu dan selepas kami dari sini, kami bisa menghancurkan mu!" balas Erwin.

"Hah?! Kalian pikir akan mudah? Aku tak akan membiarkan satu orang pun hidup dan bebas," ancam Rod Reiss.

"Kenapa kau begitu takut?" ujar Erwin.

"Takut? Aku tak pernah merasa takut," jawab Rod Reiss.

"Benar sekali, karna kau yakin akan menang, bukan?"

"Tentu saja."

"Bagaimana jika yang lain tahu tentang perbuatan mu ini?"

"Mereka tak akan tahu! Karna hanya kalian yang tahu dan akan mati hari ini!"

"Maaf menyela komandan Erwin, kenapa anda malah berdebat dengannya? Itu tak ada gunanya," sela Petra.

Erwin melangkahkan kakinya mendekati Petra, kemudian dia menyentuh pundak Petra. Entah bagaimana, Petra menyadari suatu hal.

"Tenang saja Petra, kami punya kau. Kau bisa menceritakan semuanya pada semua orang nanti," ucap Erwin.

"Apakah ada yang akan mempercayainya?" sela Rod Reiss.

"Kenapa?"

"Kau bodoh kah? Komandan? Dia yang sudah membuat Frieda terbunuh lho!" jelas Rod Reiss.

"Bukan kah kau yang memanipulasi ku untuk membunuhnya?!" pungkas Kenny.

"Siapa yang percaya itu?! Bahkan tak ada satu orang pun yang akan percaya pada kalian," balas Rod Reiss.

"Kenapa kalian meladeni sampah sepertinya?!" ujar Levi.

"Bukan kah sampah nya itu kau? Anak haram?!" hina Rod Reiss.

Seketika ruangan hening karena pernyataan yang di berikan Rod Reiss.

"Memang kenapa? Apakah itu mengganggu mu?" balas Levi.

"Hah?! Kau bahkan tidak malu sama sekali? Anak haram seperti mu seharusnya mati saja dengan ibu mu itu!"

"Ayah hentikan!! Apakah ayah pantas mengatakan itu?!!" bentak Historia menatap tajam ayahnya.

"Kenapa Historia? Kau terlihat marah? Apa kau tak tahu betapa menjijikan nya Kuchel Ackerman itu?! Bahkan dia di buang dari—"

"Diam!! Jangan PERNAH menghinanya!!" bentak Levi sembari berjalan mendekati Rod Reiss dengan tatapan kebencian.

Petra pun dengan segera mengejar Levi,

"Kak tunggu! Aku mohon tunggu!" pinta Petra sembari mencoba menarik tangan Levi.

"Kau diam saja," ujar Levi lalu tanpa sengaja mendorong Petra membuat Petra terjatuh.

First Feeling 【END】Where stories live. Discover now