Tamu tak diundang ?

6.8K 512 43
                                    

Tak terasa sudah 1 bulan aku bekerja disini..
Kesehatanku prima, ASI ku lancar.. pengeluaran bisa diminimalisir karena ASI ku ini..
Hatiku sedikit demi sedikit kembali tersenyum..
Aku mulai merasa baik-saja..
Sekolah anak-anak juga berjalan dengan baik..
Setiap hari bapak dan ibuku mau menolongku menjemput anak-anak pulang dan membantu mereka mengerjakan PR

Namun...
Bagai pedang yang terus diasah agar tajam dan kuat..
Ada saja musibah menerjang diriku..

Kabarnya, laundry ini akan kedatangan pemiliknya..
Sama seperti karyawan pada umumnya, saat bos akan datang, aku dan karyawan lainnya segera bekerja sama membersihkan area kerja kami..

Sampai akhirnya mereka datang...
Bagai kilat petir disiang hari..
Ternyata pemilik laundry ini adalah arfa dan riska..
Ternyata mereka mendirikan laundry ini tak lama setelah pernikahan mereka berlangsung..

Selama aku bekerja disini.. aku baru tahu merekalah bos nya, selama aku bekerja disini, yang aku tau kepala laundry ini adalah pemiliknya, namun ternyata orang yang menerima lamaranku itu adalah orang kepercayaan arfa dan riska..

Aku tertegun malu..
Haruskah musibah ini terjadi padaku lagi?
Sampai kapan aku terpaut dengan mereka?
Jakarta ini luas, ada segudang kesempatan disini..
Tapi mengapa akhirnya aku bekerja disini?

"Eh.. mba sarah sekarang kerja disini?."
Sapa riska menghampiriku..
Aku sendiri bahkan tak berani menatap matanya..
Aku tertunduk lesu...

"Ga usah speechless gitu .. kenalin.. aku riska.. pemilik tempat ini !."
Ucapnya lagi..
Seketika aku teringat seragam kerja yang kupakai.. ada logo 'AR' dikantong bajuku..
Inikah inisial Arfa dan Riska?
Menempel jelas di Bet yang terpasang dibajuku..
Muka ku rasanya seperti ditampar berkali-kali..
Tuhan aku malu...

Amarahku meledak-ledak dalam hati, kemarahanku meronta-ronta ingin sekali mengundurkan diri sekarang juga..
Tapi aku ingat perjuangan ibu dan bapakku bila aku pengangguran..
Bagaimana anak-anakku akan hidup?

Aku mencoba menahan emosi ku..
Aku harus fikir matang-matang sebelum memutuskan sesuatu..
Setidaknya, kalau aku mengundurkan diri..aku harus sudah punya gambaran kemana aku pindah kerja..
Aku tak mungkin berhenti begitu saja.
Aku tak punya modal untuk usaha...

Toh, aku tidak sedang mengemis pada mereka.. aku mendapatkan uang sehari 75 ribu karena kerja kerasku sendiri..

"Ini bonus buat kamu..."
Ucap riska lagi, ia menyodorkan uang senilai 20 Ribu rupiah kehadapanku..

"Buat makan siang.." ucapnya lagi melanjutkan...aku diam saja, tanganku bergetar...

"Ayo ambil.." riska mengangkat tangannya sambil terus menyodorkan uang 20 ribu itu..
Sekarang aku benar-benar dipermalukan...
Arfa yang sejak tadi berdiri dibelakang riska hanya menatapku..
Aku tahu, dia tidak merasa kasihan padaku..
Dia tidak ingat, aku rela bekerja disini sudah pasti untuk membesarkan anak-anaknya...

Arfa...
Kapan mata hatimu terbuka?
Adakah rasa kasihan pada anak-anakmu?
Anak-anakmu takkan terima ibunya direndahkan seperti ini kan?

"Yang.. pulang yuk..."
Ajak arfa..spontan saja riska menjatuhkan uang 20 ribu itu didepanku..dan berpaling menghadap wajah arfa..

"Yuk.. tapi tunggu sebentar ya.
Aku mau menemui pak benny dulu.."
Jawab riska,
Pak benny adalah kepala laundry ditempat ini, dia yang menerima aku bekerja disini..

Arfa nampak menganggukan kepalanya, lalu riska segera pergi dan masuk keruangan pak benny...

Aku pun bergegas kembali ke meja kasirku.. namun arfa memanggilku..

"Sar..." panggilnya pelan,
Tentu saja panggilan itu membuat aku dag dig dug..
Entah apa yang akan dikatakan arfa...

"Uangnya diambil dong!." Ucap arfa dengan nada agak teriak dan menyindir..
Wajahku memerah..
Namun terus berusaha mengendalikan emosiku..
Aku tak mau karyawan lainnya tau masalah ini..
Aku tak mau mempermalukan diriku lebih jauh lagi..

Aku ambil uang 20 ribu itu..
Sudahlah.. kurendahkan egoku..
Kalau ku bawa uang 20 ribu ini dan memberinya untuk anak-anak jajan..mereka pasti senang...

Setelah memungut uang 20 ribu itu, kulihat wajah arfa tersenyum sinis..
Dia pasti puas merendahkan aku..

***

Waktu menunjukan pukul 5 sore..
Aku sudah pulang kerumahku..
Tentu saja sudah banyak hal yang akan jadi lamunan dan fikiranku malam ini...

Tubuhku lelah, aku langsung merangkul nichol untuk menyusuinya,
Anak-anak lainnya menyapaku dan mencium tanganku bergantian..

Amarah dan lelahku langsung hilang seketika..
Mereka berempat adalah peneduh jiwaku dari segala penat..
Angga yang tadinya sibuk mengerjakan PR..menutup bukunya dan langsung berlari ke dapur untuk membuatkan aku teh manis .
Sementara arsita dan bella bekerja sama memijati kakiku...

Aku tersenyum melihat mereka..
Beruntungnya aku dikaruniai anak yang sholeh dan sholeha yang menyayangi ibunya..

Tingkah anak-anak membuat ibu dan dan bapakku ikut tersenyum bahagia..
Mereka pasti bangga mempunyai cucu seperti anak-anakku ini...

Namun tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.. kami semua kompak menengok kearah pintu .
Aku langsung menutup bajuku dan membuat nichol terlihat kesal karena sedang asyik minum susu...

Bapak pun membukakan pintu.. saat pintu terbuka, aku melihat jelas ada tubuh gagah dan keren dengan wajah campuran oriental dan bule itu berdiri didepan pintu...

"Pak dylan?.." gumamku pelan...
Ada apa dia kesini?
Dan tau dari mana aku tinggal disini?

****

Ijinkan aku bersamamu di "5 Kota" Where stories live. Discover now