37) Tragedi

253 38 12
                                    

Inara mengerjapkan matanya beberapa kali, irisnya berkeliling melihat sebuah tempat yang tidak ia ketahui dimana. Hendak bangun dan menyusuri, tubuhnya lebih dulu tertahan karena sebuah lilitan tali, ia baru menyadari bahwa kini dirinya terikat disebuah kursi.

Rasa takut perlahan mulai menyerang, irisnya berkaca-kaca saat tak melihat seorangpun di tempat ini. Nara menggigit bibirnya kencang

"Tolong.."

"Papa, Mama, tolong aku.. hiks.." 

Dukk

"Inara?!" Teriak seseorang dengan panik, lengannya menggenggam sebuah tongkat baseball.

"N-nala?! Nala! Tolong aku! Aku disini!" 

Nala mendekat pada Inara yang masih setia terikat dengan wajah basah penuh air mata. Hendak melepaskan lilitan tali ditubuh Nara, namun kedua tangannya lebih dulu tertahan, raut wajahnya berubah datar

Inara yang sadar akan hal itu segera menatap Nala. 

"N-nala?"

"Kenapa?" Nala memundurkan langkah sebanyak tiga kali. Lantas menatap Nara dengan tatapan kosong.

"Kenapa gue harus nolongin lo?" 

"Sedangkan gue sendiri yang bikin lo ada di sini." Lanjutnya.

"N-nala maksud kamu apa? K-kamu kenapa La? Hiks.." Pikiran Nara berubah kacau. 

Nala mengusap pipinya dengan kasar, kepala yang sedari tadi menunduk kini sudah mendongak diiringi tatapan tajam. Gadis itu melempar tongkat baseball-nya kearah samping, membuat suara benturan yang sedikit keras.

Sedangkan Nara hanya bisa menangis ketakutan, membuat tubuhnya semakin sesak. Ia memohon doa kepada Tuhan untuk mengirimkan siapapun padanya saat ini.

"Lo itu cewek jahat tau gak?" Nala mendesis dingin, rahangnya mengeras seiring mendengar tangis Nara yang semakin tertahan.

"Lo nyakitin Nathan.. Dan lo juga nyakitin gue!" Gadis itu memekik dengan kencang diakhir kalimat.

"M-maaf, hiks.." 

"Nathan selalu berusaha untuk bikin lo seneng. Tapi apa yang dia dapet?" 

"Dan gue, gue udah berusaha untuk narik Saguna, b-bahkan, gue berlaku layaknya lo! Gue pakai semua barang-barang yang lo pake! Gue makan semua makanan yang lo suka!"

"Tapi apa.. Saguna gapernah liat gue sedikitpun!"

"Itu semua gara-gara lo!!" Dengan frustasi Nala berteriak kencang, irisnya memerah menahan tangis. Semuanya terasa bercampur menjadi satu, mencekik seluruh bagian tubuhnya dengan kejam.

Hati Nara teriris melihat betapa kuatnya Nala menahan semua perasaan itu, hingga akhirnya tertumpahkan kini, menjadi sebuah jeritan keras yang tak bisa ditahan lagi. 

...

Selagi Saguna sibuk mengecek CCTV sekolah, Nathan mulai mengabarkan teman-temannya di group, meminta mereka semua untuk berkumpul di tempat manapun yang bisa menjamin keamanan semuanya. 

"Gimana Gun?"

"Gue cuman dapet rekaman di parkiran sama di depan gerbang." 

Saguna menekan tombol mouse yang berada ditangannya, tak lama kemudian sebuah video berdurasi lima menit muncul, memperlihatkan bagaimana Inara yang tiba-tiba jatuh pingsan dipelukan Nala tak lama setelah mereka berbalik.

Hingga akhirnya seseorang memakai masker dan topi membuat Nala ikut terjatuh dan memejamkan mata. 

Keduanya diseret masuk kedalam sebuah mobil yang Nathan kenal, hingga tak lama kemudian mobil tersebut berjalan keluar gerbang. Saguna mendesis kesal melihat bagaimana Nara diseret dengan sedikit kasar. 

Sagunara | HunreneWhere stories live. Discover now