Three

2.6K 343 68
                                    

Jangan lupa votement!






Saat Tara bangun tidur tadi, Javier sudah tidak berada di sampingnya. Karena sedang tidak ada jadwal hari ini, Tara pun bisa bersantai sebentar dan berjalan-jalan di sekitar rumah Javier yang luas. Selama berada di sana dirinya tidak sempat melihat-lihat area rumah tersebut karena sibuk bekerja. Tara tidak menyangka kalau rumah bernuansa gelap itu ternyata memiliki taman yang lumayan luas dan ditumbuhi oleh mawar abra yang berwarna merah gelap.

Tara terlalu fokus menikmati pemandangan indah di hadapannya sampai tidak menyadari seseorang tengah berjalan mendekat ke arahnya. Sampai sepasang lengan melingkari pinggangnya, membuat Tara terhenyak kaget, terlebih setelah melihat darah yang telah mengering di tangan berurat itu. Ia langsung melepas pelukan itu dan berbalik. "Javier?! Apa yang ...."

"Akhirnya kau menyebut namaku," potong Javier.

Tara tidak menghiraukan perkataan Javier, ia malah memeriksa tubuh Javier karena banyak bercak darah di pakaiannya. Tidak ada luka selain di sudut bibir dan memar di pelipis pria itu. Tara tidak menemukan luka yang terlalu serius, tetapi kenapa pakaian Javier banyak darah seolah dia terluka parah?

"Apa yang telah kau lakukan? Lalu darah siapa ini?" tanya Tara heran.

"Yuito ... dia pingsan."

Tara membolakan matanya. "Pingsan? Lalu di mana dia sekarang?"

"Di kamar tam--" Belum sempat Javier menyelesaikan kalimat, Tara sudah bergegas meninggalkannya.

Tara berlari ke kamar utama untuk mengambil peralatan dokter miliknya, lalu bergegas menuju kamar tamu. Tanpa permisi dirinya langsung masuk dan menemukan Yuito yang tengah terbaring tak sadarkan diri. Tara tanpa ragu langsung membuka kemeja Yuito yang bersimbah darah dan mengecek apakah ada luka parah atau tidak di tubuhnya. Tidak ada luka, tetapi seluruh tubuh dan wajah pria itu lebam parah. Untunglah dalam tas Tara ada peralatan dan obat-obatan lengkap, hingga dirinya bisa mengobati Yuito dan menginfusnya.

Semua yang Tara lakukan pada Yuito tak luput dari pandangan Javier. Ia berdiri di ambang pintu dengan tangan yang mengepal kuat. Memang nyawa Yuito harus segera diselamatkan dan Yuito juga orang yang berharga bagi Javier, tetapi tetap saja ia kesal saat Tara meninggalkannya begitu saja demi menolong Yuito.

Tara mengemas kembali peralatannya, lalu beranjak meninggalkan Yuito. Javier? Dia sudah pergi ke kamar utama sebelum Tara selesai mengobati Yuito tadi.

Sampai di kamar, Tara tidak melihat Javier. Lelaki itu sedang berada di kamar mandi. Dan tak berselang lama, Javier keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk di pinggang. Beberapa lebam terlihat jelas di bagian perut dan dadanya.

"Duduklah, biar saya obati," kata Tara.

"Tidak perlu," sahut Javier datar.

Namun, jiwa kedokteran Tara tidak bisa membiarkan Javier begitu saja. Ia langsung menarik lengan suaminya itu ke dekat kasur, mendorong Javier agar duduk di sana, lalu mulai mengobati dengan memberi salep pada setiap lebam di tubuh Javier. Sedangkan Javier malah memandangi wajah fokus Tara.

Terakhir, Tara menempelkan plester, menutupi luka kecil di pelipis Javier, kemudian hendak beranjak. Tetapi sang pria malah menarik Tara hingga terbaring di kasur, lalu mengurung Tara dalam kungkungannya.

"Sebenarnya apa pekerjaan Anda?" tanya Tara.

"You don't need to know."

Falling For The DoctorOù les histoires vivent. Découvrez maintenant