💚Bagian 18💚

3.5K 497 24
                                    

Hi,,,

Welcome to my story

Sorry for typo

Enjoyed

Hope you like it

Votemment please

Happy reading!!!



































Pertemuan antara Donghyuck dan Jeno bukannya membuat Donghyuck tenang, tapi malah menambah beban rindu yang Donghyuck emban.

Belum lagi sang anak yang sudah mampu melafalkan kosa kata dengan baik. Bertanya ini-itu yang akan sulit Donghyuck jawab.

Pertanyaan random dari Jisung terkadang selalu memiliki buntut.  Biasanya, Jisung tak akan membiarkan ibu nya lepas sebelum semua pertanyaannya tuntas terjawab.

"Eommaaa..." Rengekan Jisung yang menjadi malapetaka bagi Donghyuck pun hadir.

Donghyuck mendesah lelah kala putra semata wayangnya berlari memasuki kamar Donghyuck.

Jisung melompat ke ranjang Donghyuck dengan sedikit usaha nya. Mengingat ranjang Donghyuck bukanlah ranjang yang pendek.

"Kenapa belum tidur?"tanya Donghyuck saat Jisung sudah berada di dekapannya.

Jisung menyamankan posisinya di pelukan Donghyuck, menikmati degup jantung menenangkan sang ibu.

"Bwelum nantuk eommaa"kata Jisung dengan bibir mengerucut lucu.

Donghyuck terkekeh, mengecup kening putranya dengan sayang. Tangan Donghyuck tidak berhenti mengusap punggung kecil milik sang anak.

Naluri ibu seorang Donghyuck kuat, ia dapat merasakan jika sebenarnya sang anak sudah mengantuk dan hampir menjemput mimpinya.

"Eommaa.."panggil Jisung memecah keheningan. Donghyuck hanya membalas dengan deheman.

Jisung mendongakkan kepalanya, menatap kearah ibunya dengan mata yang sayu.

"Kwapan appa pwulang?"pertanyaan Jisung untuk kesekian kalinya.

Donghyuck tak mampu memberikan jawaban. Ia hanya diam, kembali menyenderkan kepala sang anak pada dadanya.

Donghyuck menatap ibunya yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamarnya. Jisung sudah terlelap dengan mudah.

Donghyuck bersyukur, setidaknya Jisung tidak menuntut pertanyaannya untuk dijawab.

Taeil berjalan perlahan menghampiri putranya. Menatap Jisung dan Donghyuck secara bergantian. Lalu, Taeil mendudukkan diri di sofa single yang terletak di sebelah meja kerja Donghyuck.

"Mom tau itu sulit Hyuck. Bagaimanapun juga, Jisung butuh jawaban yang pasti" suara ibunya mengalun dengan indah.

Donghyuck tahu, ibunya pasti akan membahas ini. "Eomma, sulit bagi ku mengatakan pada Jisung..."

Donghyuck menjeda ucapannya, "...Aku tak bisa mengatakan fakta sebenarnya tentang ayahnya."

'sama seperti Johnny' batin Taeil.

"Terserah apapun katamu. Tapi ingat Donghyuck. Cepat atau lambat, kau harus bisa menerima semuanya dengan ikhlas"

























































































Apa yang menjadi idaman sepasang pengantin baru? Memiliki momongan. Tapi, Renjun tak membutuhkannya. Sebab mereka sudah memiliki Chenle sebagai pelengkap keluarga kecil yang akan Renjun bangun bersama Jaemin.

Malam ini, Jaemin dan Renjun berniat mengajak Chenle mengadakan kemah didalam rumah mereka.

Ini ide Jaemin saat beberapa hari yang lalu ia melihat Chenle dengan antusias nya menonton kartun tiga beruang kembar.

Chenle bilang, "Baba, aku mau kemah seperti ice bear baba!!"

Sebuah teriakan antusias hadir saat Jaemin menganggukkan usulannya. Sedangkan Renjun menepuk keningnya dengan hati merapalkan semoga sang anak tak akan meminta hal aneh-aneh lainnya.

Dan disinilah mereka, diruangan bermain khusus yang Jaemin buat untuk Chenle bermain agar lebih aman.

Dengan berbekal kain panjang milik Mark yang sengaja Renjun pinjam dan lampu tumblr sebagai penerang. Tak lupa karpet berbulu yang menjadi alas.

Chenle bersorak gembira seraya bertepuk tangan. Renjun masih menyuapi Jaemin dan Chenle bergantian.

"Mama, nanti lele ingin memberi tahu nainai-!!"ucap antusias Chenle membuat Jaemin melebarkan senyumnya. Rnjun hanya mengangguki usapan sang anak.

Mereka bertiga terhanyut dalam permainan kemah mereka hingga tidak sadar, Jaemin dan Chenle sudah terlelap di paha Renjun. Tadi, Renjun membacakan dongeng yang biasa ia bacakan untuk Chenle.

Namun siapa sangka ternyata bayi besar juga ikut terlelap mendengar alunan merdu Renjun yang menenangkan. Renjun tersenyum sambil mengusap surai Jaemin dan Chenle bergantian. Renjun baru sadar takdirnya sudah lengkap. Tinggal Tuhan yang menentukan bagaimana akhir hidupnya bersama Jaemin. Melihat Chenle tubuh dewasa nanti. Ah, Renjun rasanya sangat bahagia dan berterimakasih pada Tuhan yang menghadirkan Chenle dan Jaemin.

"Cari tahu data seseorang bernama Lee Siyeon. Segera."

Pria tersebut meletakkan ponsel pintarnya di atas meja kerjanya. Pria itu memijit pangkal hidungnya pelan. Bingung atas masalah yang menimpa. Segalanya membuat dirinya pusing.

"bagaimanapun ular itu tak akan pernah bisa menyentuh putraku." Jeda di ucapannya. "Lee Siyeon, silakan nikmati drama bahagiamu...Sebentar lagi, kebahagiaan yang sesungguhnya akan ku berikan untukmu"





































-TBC-

Terima kasih sudah meluangkan waktu

aduh maaf pendekk.. Jadi ceritanya itu kemarin aku niatnya mau up bagian 18 ini. Tapi karena kelalaian aku baagian 18 yang sudah aku ketik sampe jari aku kebas ilang seketika, lupa banget mau simpan, mana lupa jalan ceritanyaaaa jadilah ini cuma sedikit :"( mian semuaaaaa

Jangan lupa Vote dan Komen

See you in next chapter

SALAM SIJEUNI💚💚💚

By hellojeppo_

The Young Parents [END]Where stories live. Discover now