001

30.2K 337 11
                                    

Alat make up berserakan di meja rias dan tanganku masih lincah menyapu beberapa produk ke wajah. Oh look seperti apa yang bagus ya untuk kondangan hari ini? aku sedikit bingung.

Nama ku Aira Rahayu dan saat ini usia ku 23 tahun. Aku adalah seorang penulis novel Romance Comedy yang lumayan terkenal dan aku juga menulis beberapa novel Dewasa. Sssttt! Yang terakhir adalah rahasia kita dan tuhan okay! Tentu saja novel Dewasa yang ku tulis menggunakan nama pena samaran beda dengan novel Romance ku yang di ketahui banyak orang, dan disitu aku menggunakan nama asliku.

"Aira cepat berdandan nya nanti kita terlambat!"
Suara ibu sudah terdengar nyaring dari lantai bawah. Baiklah aku harus menerapkan dandan cantik dan cepat dalam 5 menit ala Tasya Farasya.
Aku melihat penampilanku dikaca. Sudah rapi dan cantik saat nya meluncur sebelum nyonya besar mengamuk.

"Ayo bu kita berangkat" ajakku. Tangan ibu ku gandeng dan ayah yang melihat itu hanya geleng - geleng kepala.

"Ai.. Harus nya bukan tangan ibu yang kamu gandeng nak, pergi kondangan itu bawa pasangan coba" ayah mulai mengeluarkan suaranya.
Aku hanya menghela napas mendengar ucapan ayah.
"Baiklah ayahanda tunggu novel Ai yang terbaru selesai di buat dan dijadikan film di hollywood ya"
Ayah dan ibu mendengus bersamaan mendengar perkataanku. Tapi langkah kaki tetap berjalan menuju tempat acara pernikahan yang di gelar oleh tetanggaku.

Mataku tak sengaja melirik rumah yang terletak di sebelah rumahku. Dalam hati bertanya apa bang Satria pergi kondangan juga atau tidak. Bang Satria adalah tetangga ku, sekaligus cinta bertepuk sebelah tanganku.
Aku suka dia eh, cinta dia sudah sejak aku SMA tapi aku tak berani mengungkapkan karena dulu saat kulihat dia membawa seorang wanita cantik yang sepantarannya pulang kerumah kulihat mereka sangat serasi tertawa bersama membuat hatiku sakit saat itu juga aku bertekat untuk menyimpan perasaan itu di dasar hatiku. Tak ingin mengembangkannya lagi karena takut sakit hati.

Pintu pagar hitam menjulang milik rumah bang Satria terbuka dan muncul lah si pemilik rumah. Aku disorientasi sesaat melihat penampilannya yang sangat tampan menggunakan kemeja batik dan celana bahan.
Duh bang jadi pengen di kekepin deh ah!

"Eh Satria mau kondangan juga ya? Ayo bareng aja kita jalan ke rumah pak Mul nya biar rame, sini Satria" ibuku langsung heboh memanggil bang Satria.

Bang Satria tersenyum lalu mengangguk. Dia berjalan di sebelah kiri ayahku sedangkan aku di sebelah kanan ibuku jadi kami seperti berdampingan walaupun ada jarak diantara kami.
Aku sedikit merona membayangkan kalau kami berdampingan seperti arak-arakan pengantin dan kami berdua di kamar saat malam pengantin..
Halu ku semakin lancar pagi-pagi begini bund.

"Ai kamu di tanyain Satria itu kok cuma bengong aja sih?" ibu menyikut pinggangku pelan.
Bang Satria dan ayah hanya terkekeh melihat tampang oon ku.

"E- eh abang ngomong apa tadi?" aku menggaruk rambutku yang sebenarnya tidak gatal.

"Abang tanya kegiatan kamu selain nulis novel apa aja?" bang Satria menatap ku.

"Nggak ada sih bang cuma nulis novel aja terus rebahan atau bantu ibu paling" ucapku.
Bang Satria hanya menganguk mendengar ucapanku. Lalu dia kembali mengobrol dengan ayah.

***

Aku memutar kepalaku keseluruh penjuru tempat acara pernikahan tetanggaku ini, mencari sosok ibu dan ayah yang sudah menghilang berbaur dengan para tetangga yang lain. Huh selalu saja begini kalau pergi kondangan tempat tetangga dengan ibu dan ayah, aku selalu ditinggal sendirian. Untung kali ini ada bang Satria yang saat ini sedang duduk di sebelahku.

"Aira.. Lama gak liat makin cantik aja kamu nak, gimana kabarnya?" tante Rosa salah satu tetangga jauh ku menyapa.
"Sehat tante, tante sendiri gimana?" aku bertanya balik demi kesopanan.

Perbincangan kami berlanjut cukup lama dan tante Rosa juga menyapa bang Satria tapi tidak banyak perbincangan diantara mereka. Perbincangan kami terus berlanjut yang sampai berujung pada pembahasan anak perempuan tante Rosa yang seumuran denganku sekarang sedang mempersiapkan pernikahan nya. Aku sudah tau pertanyaan selanjutnya dari tante Rosa dan aku selalu merasa kurang nyaman ditanya seperti itu.

"Ai pulang yuk katanya kita mau pergi tadi" bang Satria menarik tanganku untuk berdiri.
Aku yang bingung hanya mengangguk.
"Tante Rosa kami permisi dulu ya saya dan Ai pulang dulu" bang Satria mengajak ku ke pelaminan untuk bersalaman dengan kedua pengantin dan kemudian kami pulang.

"Bang.. Ibu sama ayah gimana?" aku baru ingat tadi datang bersama mereka.
"Tadi sudah abang SMS ayah kamu Ai, tenang aja mereka udah tau kamu pulang duluan"
Aku menghembuskan nafas lega.
"Oh iya bang kita mau pergi kemana sih? Tumben abang ajak aku pergi?" aku penasaran dari tadi dengan hal ini.

"Abang tau kamu kurang nyaman sama obrolan kamu dengan tante Rosa tadi makanya abang ajak pulang, maaf ya abang bohong soal pergi" jawabnya.
Haah kirain beneran ngajak pergi bang, kan udah ngarep ini..

TBC

Gimana nih? Dilanjut gak? Lagi ada ide sih tapi takut gak menarik untuk di baca :( tolong kritik dan saran nya ya untuk semua yang baca.. 🙏

06-02-21

Tetangga Ku Cinta KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang