004

16.9K 277 9
                                    

[Satria POV]

Aira, gadis manis yang dulu kuingat adalah wajah lugu nya yang selalu diam saat kusapa. Tapi seringkali aku memergokinya sedang memandang kearahku. Anak yang baik dan mudah akrab dengan orang lain. Buktinya dia sangat akrab dan manja dengan mendiang kedua orangtuaku semasa mereka hidup.
Jujur dulu aku begitu iri ingin melihat dia manja kepadaku juga. Aku selalu ingin mempunyai adik perempuan tapi hal itu tidak akan terwujud karena rahim ibuku sudah diangkat bersamaan dengan hari kelahiranku.

Sejak adanya interaksi antara aku dan Aira di acara kondangan beberapa hari yang lalu, aku jadi terus memikirkan gadis itu. Tak kusangka ia bukan lagi anak remaja pemalu yang diam - diam melihatku dari balkon kamarnya. Sekarang ia sudah menjelma menjadi seorang gadis yang cantik dan manis.

Saat aku memeluknya di dapur rumahku aku merasakan dadaku berdebar kencang. Dan rasanya aku tak ingin melepaskan pelukan itu. Tubuh mungil nya membuatku nyaman. Sangat pas berada dalam pelukanku.
Melihatnya berdiri di balkon kamarnya dengan menggunakan piama pendek dan tipis membuat udara disekitarku menjadi panas. Dia sengaja atau bagaimana?
Jujur aku tergoda.

Malam ini aku kembali memeluknya. Melakukan skinship dengan Aira ternyata membuatku ketagihan. Apalagi dengan pelukan ini. Sejujurnya aku tak ingin terus - terusan memeluknya. Aku takut akan menjadi candu bagiku, tapi aku tak bisa melepaskannya.
Melihat wajah polosnya saat tertidur membuatku gemas. Ingin sekali melakukan suatu hal yang lebih tapi akal sehatku menolak.
Aku sendiri heran kenapa aku bisa seperti ini padahal sebelumnya aku tak pernah segila ini kepada lawan jenis.
"Ai seandainya kamu milikku sudah pasti habis kamu sekarang" gumamku pelan.

Tak tahan melihat bibir sexynya dengan penuh kesadaran ku kecup pelan bibirnya.
Semoga Aira tak menyadari perbuatanku.

[Satria POV End]

***

Tengah malam aku terbangun. Aku terkejut ternyata aku tertidur didalam pelukan bang Satria. Wajah nya saat tidur sangat tampan. Ingin rasanya setiap bangun tidur melihat pemandangan seperti ini.
"Mumpung bang Satria sedang tidur aku pengen dusel - dusel manja ah" gumamku pelan sambil menyeringai.

Wajahku sudah bertengger di dada bang Satria. Menghirup aroma tubuh bang Satria yang wangi. Iseng kukecup dada nya yang berlapis kaos. Oh tak ada reaksi, aman pikirku.

Kepalaku mulai naik kearah lehernya. Hidungku kembali menghirup aroma tubuh bang Satria di area leher. Wangi, sangat wangi. Aku jadi kecanduan wangi bang Satria, aduh bagaimana ini.
Saat sedang asik menghirup aroma bang Satria kudengar dia menggeram pelan. Aku kaget dan buru - buru menjauh.
Kurasakan tangan bang Satria menarik tubuhku mendekat kearahnya.
Wajahnya tiba - tiba sudah bertengger dileherku dan hidungnya mengendus leherku. Bibirnya mengecup kulit leherku, mengisap, menjilat dan menggigit nya pelan membuatku merinding dan terlena.
"Ah geli bang" ucapku lirih.
"Makanya jangan nakal kalau abang lagi tidur jangan diganggu" gumamnya.

Wajahku merona tersipu malu karena ketahuan oleh bang Satria.
"Maaf bang" ucapku. Ia hanya terkekeh pelan.
"Kamu tau perbuatan kamu itu berakibat fatal ke abang Ai?"
"Eh berakibat apa bang?" aku bingung.
"Udah gak usah dibahas. Tidur udah malam jangan aneh - aneh lagi ya" kulihat wajah bang Satria memerah, sama sepertiku.
Apa dia marah ya? Aduh aku jadi takut.
"Iya bang, tapi abang gak tidur di kamar tamu?" tanyaku. Aduh Aira kenapa nanya begitu sih nanti gak bisa ngerasain pelukan bang Satria lagi sambil tidur begini. Kapan lagi ada kesempatan begini sih dasar bodoh!!
Batinku sudah sibuk protes.

"Emang kalau abang ke kamar tamu kamu berani tidur sendirian? Lampunya masih mati dan hujan nya masih deras begini" jawab bang Satria.
Aku menggeleng dengan wajah memelas dalam pelukannya.
"Muka kamu jangan gemesin gitu bisa nggak? Abang jadi pengen masukin ke karung deh hahaha" bang Satria tertawa. Aduh ganteng banget ketawa gitu bang.
Tangan bang Satria mendekapku semakin erat.
Aduh jantung tolong tenang jangan bikin parade didalam sana nghokey!

***

Sudah dua minggu aku tak pernah berjumpa atau melihat bang Satria. Rumah nya selalu tertutup dan kalau malam hanya asisten rumah tangga nya yang datang kerumah untuk menyalakan lampu dirumah itu. Asisten rumah tangga bang Satria memang tidak tinggal dirumahnya.

Aku memandangi balkon di seberang kamarku. Sepi dan sunyi. Jujur aku rindu melihat sosok nya. Entah pergi kemana orang itu.

"Aira sini turun!" panggil ibu dari bawah. Dengan langkah malas aku menghampiri ibu. Mataku melotot melihat sosok yang sudah lama menghilang kini sedang duduk di meja makan rumahku.

"Bang Deri aku kangen" aku berseru sambil memeluk tubuh Derio, sepupu jauhku. Dia terkekeh lalu membalas pelukanku erat.
"Abang lama banget pulangnya keasikan merantau ketemu cewek bule ya disana" dengusku kesal.
"Hahaha nggak lah Ai, abang disana kerja" jawabnya.
"Ah bohong aku sering lihat abang post foto sama bule bule cantik" ucapku.
"Mereka cuma teman bahkan beberapa cuma klien abang aja kok" ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.

***

[Author POV]

Aira dan Derio berpelukan seperti teletubies. Sambil sesekali Derio memberikan kecupan kecil dipuncak kepala Aira. Sudah menjadi rahasia umum dalam keluarga mereka jika Derio menyukai Aira, tapi Aira sendiri yang belum tahu. Atau mungkin bisa dibilang tidak peka.
"Beberapa tahun gak ketemu kamu makin cantik Ai abang jadi pangling" ucap Derio setelah melepas pelukannya.
Aira hanya tertawa lebar. "Iya dong bang udah glowing ya kalo sekarang gak kayak dulu kan aku buluk banget hahaha"
"Sembarangan. Dulu kamu udah cantik tau tapi sekarang makin cantik" ucap Derio sambil menarik pelan pipi bulat Aira.

Ibu Aira yang melihat interaksi mereka hanya tertawa. Mereka memang sedekat itu. Dulu saat Aira masih SMA Derio pernah tinggal di rumah keluarga Aira karena kampus Derio lebih dekat jarak nya dari rumah Aira. Sejak itulah mereka mulai sangat akrab kemana - mana selalu bersama. Sampai Derio bisa menyukai Aira karena interaksi mereka yang kian erat. Tapi sayangnya Aira sendiri tidak menyadari hal tersebut. Derio juga tidak pernah mengungkapkan perasaannya.
Saat Aira lulus SMA, Derio juga lulus dari kuliah. Aira kuliah di luar kota, Derio mendapat tawaran pekerjaan di luar Negeri sekaligus mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan study magisternya disana.Dan mereka terpisah begitu lama.
Sampai Hari ini mereka bertemu lagi karena Derio yang kembali ke Indonesia.

"Abang kok bisa pulang kesini? Bukannya abang kerjanya gak pernah libur ya?" tanya Aira bingung.
Derio tertawa mendengar perkataan Aira. "Sembarangan, emangnya abang kerja rodi apa sampe gak pernah libur. Abng bisa disini karena abang meminta usulan pemindahtugasan di kantor cabang Indonesia sama atasan abang dan usulannya diterima" jelas Derio.

"Baguslah biar abang bisa cari pacar disini aja, aku gak mau datang jauh - jauh keluar negeri kondangan ke nikahan abang kalo dapat istrinya cewek bule hahaha" canda Aira.
Derio hanya tersenyum kecut mendengar perkataan Aira, selalu sejak dulu Aira tetap saja tak menyadari perasaannya untuk gadis itu.

[Author POV End]

TBC

Ayo dong kasih kritik dan saran apapun itu aku terima hehe

10-02-21

Tetangga Ku Cinta KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang