tuesday

1.4K 224 22
                                    

Soobin mengarahkan ponselnya ke telinga. Setelah beberapa nada tunggu, dia mendengar ada suara lain dari seberang panggilan. "Halo, Mas."

"Halo, Dek." Soobin mengulas senyum sambil memainkan pulpennya di tangan kiri. "Lagi apa?"

"Eumm, lagi nggak ngapa-ngapain. Belum ada lagu baru yang dibuat sama tim produser jadi timku lagi nggak ada kerjaan," jawab Taehyun. "Mas lagi apa?"

"Sama, aku lagi gak ngapa-ngapain juga. Data-datanya udah beres Mas kerjain, tinggal nunggu input baru masuk. Paling setengah jam lagi." Soobin melirik jam mejanya. Bibirnya tersenyum lebih lebar ketika mendapati sebuah foto polaroid yang ada di atas mejanya. "Dek, mau liburan lagi nggak bulan depan?"

"Hah? Masa liburan mulu, Mas? Bulan kemarin baru liburan, nggak mau, ah." Nada suara Taehyun terdengar heran dan bingung. "Ini lagi musim hujan, Mas. Gak enak liburan di musim hujan."

"Ah, nggak seru kamu, Dek. Padahal di musim hujan, kan, bisa hujan-hujanan."

"Mas aja yang hujan-hujanan, aku nggak mau." Taehyun mengeluarkan suara mencibir yang malah membuat Soobin tersenyum gemas. Dia bisa membayangkan wajah Taehyun di seberang sana pasti terlihat sebal. "Lagian kalau kita berdua yang hujan-hujanan, kita berdua yang sakit. Kita berdua sakit, nanti siapa yang rawat?"

Soobin menahan dirinya untuk tidak tersenyum semakin lebar. Dia takut dibilang gila oleh teman-teman kantornya. Sayang, kan, kalau reputasinya di kantor jadi jelek. "Iya, iya. Mantan pacarku memang yang paling pengertian."

"Hah? Mantan?"

"Iya, kamu mantan pacar aku." Soobin menaikturunkan alisnya. Nada suaranya mulai diayun manja--suara khusus yang ia hanya gunakan untuk Taehyun. "Sekarang udah jadi is--"

"Suami, Mas."

"Iya iya, suami yang ngerjain pekerjan domestik," kilah Soobin cepat.

Taehyun menghela napas. Soobin terkekeh, dia yakin sekarang Taehyun bingung mau membalas apa.

"Mas mulai aneh kayaknya. Aku tutup, deh, ya teleponnya, Mas. Selamat bekerja, Mas Soobin."

"E-Ehhh--" Soobin mendengar nada telepon diputus. Dia langsung melihat ke arah layar teleponnya dengan panik karena teleponnya ditutup begitu saja. Dia langsung mengerucutkan bibirnya. "Yah, si Adek mah beneran, njir, kalau ngapa-ngapain. Padahal, kan, masih kangen."


.


Hari ini Soobin pulang cepat.

Pulang cepat jelas adalah sesuatu yang langka terjadi apalagi dengan posisinya sebagai asisten manajer. Akan tetapi, sejak pandemi, kantornya memang sedikit melesu sehingga protokol baru kantor hanya mengizinkan beberapa karyawan saja yang masuk per harinya dan waktu pulangnya dimajukan. Soobin jarang kena pulang cepat, kembali lagi karena posisinya sebagai asisten manajer. Hanya saja, akhir ini memang tidak banyak yang bisa dilakukan sehingga manajernya memperbolehkan dirinya pulang sejam lebih awal.

'Asik, bisa cium-cium Taehyun lebih cepet,' pikir Soobin dengan riang sambil tersenyum-senyum. Dasar pengantin baru.

Perjalanan ke rumah pun jadi lebih cepat karena ia pulang bukan dalam jam kantor. Soobin seperti terbang ketika mengendarai motornya. Kapan lagi ia mendapati jalan ibukota lenggang ketika hari kerja? Terlebih lagi, awan mendung menggantung di atasnya, menyebabkan hawa tidak terik sama sekali. Ini bagaikan rezeki nomplok bagi Soobin.

Sesampainya di depan komplek, hujan deras mengguyur. Yah, Soobin tiba dalam keadaan yang cukup basah karena dia pergi dengan motor lagi hari ini.

"Adek cantik~ Tyun sayaaang~ Mas Soobin pulang!"

Monday to Sunday • bintaeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن