chap 9; Hukuman 1

1.7K 126 7
                                    

hi! let's get into the story line🥺
read it slowly🧐

hi! let's get into the story line🥺read it slowly🧐

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Jadi ... kau kabur lagi dari kakakmu?"

Yeonjun mengangkat sebelah alisnya saat Jungkook merespon pertanyaan dengan anggukan yakin.

"bocah nakal ini berani juga," batin Yeonjun.

Yeonjun, Jungkook, Jina, Daehyun serta anak buah sudah berada di markas.
Menanti Sehun datang bersama anak buahnya, tentu mereka tidak sadar ini adalah jebakan.

"Mereka datang," bisik Yeonjun.

Segerombolan orang datang dengan Sehun yang ada di depan memimpin.

"Sudah kuduga, ini jebakan laba-laba," ucap Sehun santai.

"Langsung saja. Kau akan membagi saham sama rata atau mati di sini?"
Jina memberikan tawaran menarik secara to the point.

"Haha... Selamat malam Seo Jina-ssi. Sesuai tawaranmu, sepertinya aku tidak akan memilih opsi yang pertama," sindir Sehun.

Laki-laki berambut coklat tua itu tertawa renyah. Beberapa saat kemudian wajahnya kembali datar dan sangar.
Menyeringai sesaat lalu tangannya bergerak gesit mengisyaratkan kode pada anak buahnya.

"TEMBAK!"
Yeonjun berteriak lantang memerintahkan semua anak buah untuk segera sadar bahwa kumpulan Sehun akan menyerang mereka.

"BRENGSEK!"

Dor
Dor
Dor

Yeonjun maju mengeluarkan dua buah pintol berisi penuh dari sakunya.
Sudah mahir sejak kecil, Daehyun mendidik Yeonjun untuk menjadi penembak jitu.

Banyaknya anak buah Sehun yang tumbang berjatuhan di atas tanah. Darah mengalir di sana sini. Menyebabkan bau anyir menusuk indra penciuman.

Semua sudah terbiasa, tidak ada yang mempermasalahkan suasana pembunuhan yang sedang berlangsung, kecuali si ketua Sibsam kita yang memuntahkan seluruh isi perutnya.

Matanya berair perih 'tak kuat melihat genangan cairan merah keluar dari usus-usus yang terobek dan menjuntai keluar.

Anak buah Sibsam beberapa sudah tumbang. Namun, berkat pelatihan keras, mayoritas masih bertahan hidup dan hanya luka sedikit.

"Wah ... wah ... Oh Sehun akhirnya kalah juga."
Yeonjun terkekeh saat Sehun sudah duduk terikat di kursi kayu.

Darah memenuhi mulut Sehun, air liurnya yang berwarna merah pekat terus menetes.
Dua luka tusuk di perutnya menganga, mengucurkan darah.
Masih saja bisa menyeringai 'tak ingin kalah meskipun sudah tidak memiliki tentara.

Daehyun dan Jina hanya menonton sedari tadi. Membiarkan Yeonjun bersama para anak buah berperang.

"Dimana Jeon?"
Daehyun baru tersadar bahwa putranya yang lain tidak terlihat sejak tadi.

Lil ScampWhere stories live. Discover now