11

12.6K 1.5K 42
                                    

Happy Sunday,

Ebook How to Please a Duke sudah bergabung dengan saudara2nya di Playstore ya, yang pengen koleksi langsung aja ke Playstore.

Ebook How to Please a Duke sudah bergabung dengan saudara2nya di Playstore ya, yang pengen koleksi langsung aja ke Playstore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_______________________________________________________________________________

Arthur pernah mencium wanita sebelumnya. Tapi tidak pernah ia merasakan efek yang sedahsyat ini. Apa ada yang salah dengan dirinya?

Gadis yang diciumnya ini adalah seorang pelayan, apakah wajar ia merasakan hal seperti itu pada seorang pelayan biasa? Ketika bibir mereka bertemu, Arthur merasa sesuatu meledak di dalam dadanya dan ini memalukan. Terlebih, gadis pelayan itu menolaknya dan kabur begitu saja sementara Arthur terguncang oleh sentuhan ringan bibir mereka. Ini lebih memalukan lagi.

Ini tidak seperti dirinya.

Dan jika ia mulai merasakan hal-hal yang tidak seharusnya ada, maka itu artinya ada sesuatu yang tidak beres dengannya. Jadi ia menjauh, menghindar bertemu pelayan itu beberapa lama hanya untuk menyadari bahwa ia semakin ingin bertemu dengan gadis itu lagi.

Mungkin karena ia berpikir ada yang salah dengannya, bahwa ia sudah tidak waras dan mungkin saja begitu kesepian sehingga dengan mudah digoda seorang pelayan, maka ia membiarkan William membujuk dan meyakinkannya untuk mengadakan pesta. Mereka akan minum-minum, bersenang-senang, berjudi, bermain-main dengan wanita penghibur dan kesenangan-kesenangan kecil yang hanya bisa dinikmati para gentleman. Dan William juga menambahkan bahwa Kastil Scarrborough ini sudah terlalu lama diisolasi pemiliknya, terlalu sepi dan suram, sehingga membutuhkan sedikit keramaian.

Bukankah pelayan kecil itu juga mengatakan hal yang sama, walau tidak secara gamblang, bahwa tempat huniannya suram dan gelap, tak berwarna sehingga gadis itu merasa bahwa dia perlu meletakkan sesuatu untuk menceriakan kamar tidurnya.

Konyol! Tapi harus ia akui, tindakan itu sangat manis. She is thoughtful.

Arthur menghela napas berat. Ini terasa sedikit sulit. Saat kembali dari perang, ia berjanji akan mengubah dirinya, merelakan dan melepaskan masa lalunya. Tapi rupanya tak mudah. Namun ia sudah bosan terjebak dalam lorong waktu yang gelap ini, tak mampu maju dan bergerak menuju cahaya. Mungkin sudah saatnya. Pesta ini adalah awal yang baru. Mengundang para bangsawan muda, bersosialisasi, mengejar ketertinggalan dan terutama mengalihkan perhatian. Hidupnya pasti begitu membosankan sehingga ia mengejar-ngejar seorang pelayan kecil yang ketakutan.

Namun pada kenyataannya, ketika pesta itu berlangsung, Arthur mendapati dirinya berjalan meninggalkan aula dan sekelompok pria dan wanita yang tengah minum bersama, diiringi umpatan jorok dan cekikikan genit. Ia tidak menikmati semua ini. Bahkan sentuhan sang wanita panggilan yang sengaja dipilihkan William untuknya hanya membuat Arthur jijik.

Tanpa benar-benar ia sadari, Arthur berjalan ke bagian utara kastil, menuju sudut terjauh melewati area di dekat dapur, bergerak menuju lorong yang terdiri dari dua kamar yang lebih kecil yang biasanya ditempati pendeta yang terkadang datang berkunjung dan di ujung lorong, di belokan depan adalah area para pelayan.

Terkejut, bingung, ia berhenti di ujung lorong. Apa yang sedang dilakukannya? Apakah ia akan berbelok dan terus berjalan menuju sayap tempat tinggal para pelayan? Lalu apa? Mengetuk semua kamar untuk menemukan si rambut pirang perak? Lalu apa? Menarik pelayan itu dan membawanya paksa ke kamar dan melupakan pesta yang sedang diadakannya?

Arthur pasti sudah benar-benar hilang akal. Gadis itu pelayan, cuma pelayan, demi Tuhan! Mungkin ia harus mengunjungi rumah bordil dan memilih beberapa wanita sekaligus untuk menyembuhkannya dari kegilaan tak masuk akal ini.

Kesal dengan dirinya sendiri, Arthur berbalik dan kembali menyusuri lorong untuk kembali ke pesta. Ia sudah berjalan melewati kamar itu ketika instingnya menahan langkahnya. Arthur berdiri di lorong itu untuk sesaat. Apa pintu kamar tamu yang tadi dilaluinya memang terbuka? Tidak mungkin itu hanya kelalaian pelayan semata. Ia mundur untuk mengecek. Dan memang benar, ada celah kecil di antara pintu dan ambang. Dan yang lebih mengejutkan, ada suara dari dalam kamar tersebut. Arthur tidak percaya pada hantu tapi saat mendorong pintu itu terbuka, ia akan berbohong bila berkata bahwa ia tak sedikit gentar.

Tapi apa yang menyambutnya bukanlah makhluk halus. Rintihan samar yang tadi mendirikan bulu romanya bukanlah hantu wanita malang yang kabarnya mati gantung diri di salah satu kamar kastil beratus tahun lalu. Lewat cahaya bulan pucat yang jatuh ke ranjang melewati jendela di samping, Arthur bisa melihat dua sosok di sana. Satu di atas yang lain. Yang wanita berada di bawah tubuh sang pria. Wanita itulah yang bersuara, suara teredam karena himpitan telapak tangan, suara rintihan penuh ketakutan sementara dia berjuang keras melepaskan diri dari tubuh yang lebih besar yang tengah berada di atasnya.

How to Please a Duke (Pelayan Sang Duke) - How to Please Series #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang