Bagi Aming, menghabiskan waktu bersama perempuan yang disukainya seharian merupakan hal yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Apalagi akhir-akhir ini, Aming sedang dipusingkan dengan skripsi.
Di sebuah pusat perbelanjaan besar di kota Bandung, Aming menggenggam tangan Kirana begitu erat,bibirnya tidak berhenti untuk mengukir senyum.
Mereka berjalan menyusuri setiap bagian di pusat perbelanjaan itu.
Tujuan mereka ke sini sebenarnya bukan hanya untuk sekadar jalan-jalan, melainkan karena Kirana ingin mencari kemeja untuk keperluan seminarnya nanti.
Sebelum sempat mereka mencari kemeja, tiba-tiba saja perut Aming terasa perih.
"Mau makan dulu gak?" tanya Aming.
Kirana menoleh. "Kamu laper?"
Aming mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Kirana tertawa pelan. "Boleh ayo," kata Kirana.
Mereka berdua berjalan menuju ke arah food court. Sesampainya di tempat itu, mata Aming menelisik setiap sudut, mencari sesuatu yang menarik untuk dimakan. Fokus Aming berhenti tepat di salah satu gerai yang menjual stik daging sapi.
"Mau stik gak kamu?" tanya Aming.
"Boleh."
"Ya sudah, kamu duduk di sana aja, ya. Biar aku yang pesan," balas Aming sambil menunjuk meja kosong yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Arah langkah mereka berlainan, Aming berjalan menuju ke arah gerai yang menjual stik, sedangkan Kirana menuruti permintaan Aming untuk menampati meja tadi. Lelaki itu memesan dua porsi stik dan es teh manis.
Butuh waktu beberapa menit untuk Aming memesan, hingga akhirnya ia kembali berjalan ke arah Kirana duduk sambil memainkan ponselnya.
Aming menarik kursi dan duduk di hadapan Kirana.
Kirana mendongakan kepala saat mendengar suara kursi di hadapannya di geser.
"Sudah?"
"Sudah."
"Kamu mau pesen apalagi, Neng?" tanya Aming pada perempuan di hadapannya.
Kirana menggeleng pelan. "Sudah itu aja, da aku mah tadi pagi juga sudah makan."
Aming mengangguk, punggungnya bersandar pada kursi. Suara bising dari orang-orang di sekitarnya memenuhi indra pendengarannya. Ada yang tengah bersama teman, keluarga, bahkan mungkin pasangan masing-masing seperti apa yang sedang Aming lakukan sekrang.
"Perasaan hari ini rame banget ya, Ming?" Kirana bersuara, Aming mengarahkan pandangannya pada Kirana.
"Iya. Tadi di jalan juga sama."
"Padahal lebaran sudah lewat," komentar Aming membuat Kirana terkekeh.
Aming menghela napas, ia meraih ponselnya dari dalam tas kecil yang dibawanya. Aming membuka room chat-nya untuk membalas beberapa pesan dari teman-temannya. Saat Aming tengah membalas pesan itu, ponselnya bergetar menandakan sebuah panggilan masuk yang ternyata dari Rechan.
"Aa." Terdengar suara Rechan yang sedikit berteriak dari sambungan telepon itu.
"Apa?"
"Masih sama si Teh Kiran?" tanya Rechan dari seberang sana.
"Iya."
"Pulangnya nitip pisang aroma yang ada di depan komplek."
"Beli sendiri dih, aa masih lama."
