Bagian 24

5.6K 719 139
                                    

Setelah kepergian Alif, Raya bersembunyi di balik selimutnya. Saat ini, ia sedang tidak mood untuk membaca Al-Qur'an, ah jangankan membaca Al-Qur'an, beranjak dari kasur saja rasanya enggan. Pikirannya masih berkelana pada Alif, menjenguk Abi siapa? Dan kenapa? Kenapa sepertinya penting sekali sampai dirinya ditinggalkan begitu saja.

Raya mengambil ponsel di nakasnya, sepertinya ia harus bertanya pada salah satu teman Alif. Siapa tahu bisa menemukan titik terang bukan? Oke, jadi siapa ya yang bisa Raya hubungi .., Reynald! Ah, tapi tidak tidak! Cowok itu tengah Raya hindari saat ini. Dan pikirannya tertuju pada satu orang. Agas. Pasti dia tahu ke mana Alif pergi.

Raya
Assalamu'alaikum Gas.

Ceklis satu. Raya mendesah kesal, bagaimana bisa laki-laki itu off saat ia membutuhkannya? Air hujan sampai saat ini masih begitu deras, membuat keadaan sedikit mencekam. Untung tidak ada angin dan petir, jika ada .., Raya sudah tak bisa membayangkan bagaimana seramnya malam ini.

Ting!

Notif ponselnya berbunyi. Tatapan Raya langsung berbinar saat Agas membalas pesannya.

Agas
Wa'alaikumussalam, kenapa lo malem-malem ngechat gue?

Raya
Mau nanya, boleh gak?

Agas
Dih, nanya aja kali, pake ijin segala. So iye lu.

Raya mendengus. Dibaikin malah ngelunjak, batinnya kesal.

Raya
Abi lo sakit?

Agas
Abi? Sejak kapan gue manggil bokap gue Abi? Ngaco lo, bokap gue lagi kerja cok gak sakit.

Raya menggigit bibirnya. Berarti bukan Agas, lantas siapa? Reynald kah?

Raya
Kalau Abi nya Reynald?

Agas
Wah, mabok ni anak. Si Reynald kan yatim dodol.

Raya menepuk keningnya, ya ampun bagaimana ia bisa melupakan hal itu? Akhh, ini semua gara-gara Alif. Cowok itu membuatnya malu pada Agas.

Agas
Eh Ray, kenapa dah? Beneran mabok lo?

Raya
Nggak. Cuma nanya doang.

Agas
Halah, bilang aja modus mau tanya-tanya tentang Reynald, iya kan?

Raya
Dih, siapa juga yang mau nanyain dia. Gak ada kerjaan.

Agas
Bener juga lo. Dia emang gak usah ditanyain, ntar juga nanyain lo soalnya, hahaha.

Raya
Apaan sih, gadanta.

Agas
Elo kali yang gadanta dari tadi, malah ke gue lagi.

Raya
Bodo.

Agas
Pasti lo ada sesuatu kan? Kenapa nanya kayak gitu?

Raya
Sotoy, yeee.

Agas
Cewek emang banyak boongnya.

Raya
Gak peduli.

Agas
Dasar betina.

Raya
Lo tau Alif ke mana gak?

Agas
Nah kan, dari tadi tuh sebenernya lo mau nanya Alif ya? Perhatian amat sama sepupu.

Raya
Tinggal jawab aja kali.

Agas
Ya mana gue tau Raya, emang gue emaknya. Paling dia lagi ngaji di rumahnya.

Duaar!

Raya langsung mematikan ponselnya saat petir menyambar. Jantungnya berdetak sangat cepat, bahkan untuk bernapas pun rasanya sulit. Alif ke mana? Mengapa sudah satu jam ia tetap tidak kembali? Padahal Raya tidak menitip apapun pada cowok itu, Raya hanya ingin Alif kembali ke rumah. Itu saja.

Ana Uhibbuka Fillah [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora