[Second book of Flower Crown's stories]
✨Cerita ini bisa dibaca tanpa membaca season pertama✨
Keita dibuat kelimpungan dengan surat cinta yang dikirim di hari kelulusannya. Lebih-lebih, ia meminta mereka bertemu di danau UNUJA. Iya, danau Universit...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Satu minggu sebelumnya.
"Bang, Keita jadi masuk NUJA?" Nata memberikan segelas CaramelMachiato kepada laki-laki yang sudah dianggap sebagai saudara laki-lakinya sendiri.
"Cih," Leo memutar kedua bola matanya saat melihat kelakuan Nata. "Pas ada maunya aja lo manggil gue 'Bang'." Tapi tangannya tergerak untuk meneguk minuman tersebut.
Satu jam yang lalu, Nata menelpon dan memintanya bertemu di Minimal Kopi. Kebetulan Nata sedang menyelesaikan administrasinya di NUJA. Panggilan Nata membuatnya terkejut, pasalnya laki-laki ini menelantarkan adiknya dengan pesan-pesan yang sengaja tidak dibaca. Tapi hari ini ia memintanya bertemu dan melarang Leo untuk memberitahu Keita.
"Ayolah, Bang." Nata masih berusaha.
"Lagian ngapain sih lo pulang."
"Kok lo nggak seneng gue balik, Yo." Leo menggeleng pelan saat panggilannya berubah.
"Ya karena Baskin Robbins tiga scoopyang gue kasih ke Keita jadi sia-sia." Leo mengingat taruhan yang dilakukan dengan adiknya dua bulan lalu. Kalau tahu endingnya Nata kembali, harusnya ia meralat taruhannya dengan cara bertaruh soal kepulangan Nata. Leo yakin adiknya berani bertaruh lima scoop sambil menjawab tidak mungkin.
Nata terbahak. Memang adik kakak ini sangat unik. "Gue ganti deh, sekalian biaya wifibulan lalu yang buat video call."
Leo mendengus geli. "Iya iya anak sultan menang."
"Jadi gimana, Yo?" Nata mengulangi pertanyaannya.
"Iya Keita jadi ambil komunikasi di NUJA. Lo juga ambil itu?" Nata mengangguk. "Lo ada masalah apa sih?" Nata dapat merasakan kekesalan di wajah Leo.
"Gini, Keita tuh susah banget adaptasi selama kepergian lo," Nata tersenyum. "Gue nggak lagi memuji kenangan yang lo buat ya. Tapi, kenapa nggak lo hubungin dia dalam satu bulan terakhir?Bahkan hari ini?"
Nata mengetuk-ngetuk jarinya di meja. "Gue berpikir buat kasih kejutan Keita sih."
Leo menarik napas panjang. "Lo kira dia bakal bilang 'Nata, sejak kapan lo balik? Gue kangen banget tahu!'" Leo menirukan dengan suara perempuan genit. Jujur, Nata geli. "Nggak, Ogeb! Adek gue malah terbiasa tanpa kehadiran lo."
Ah, poin yang tidak pernah Nata kira cukup melukai hatinya.
"Sekarang lo udah di Indo, kenapa nggak coba hubungin Keita?"
Kini ganti Nata yang menarik napas panjang. Sebenarnya alasannya masih sama, ia ingin memberikan Keita kejutan. Tapi, setelah mendengar pernyataan Leo, ia meragukan ekspetasi yang ingin ia dapat.