[3] Kedai Soto Mas Ardo

110 6 34
                                    

Songfiction dari "Eat Alone (feat. Seungyoun)" – Lim Hyunsik

Main Cast : Cho Seungyoun sebagai Evan, Lim Hyunsik sebagai Mas Ardo

Genre : slice of life (G)

*

Evan morang-maring. Sejak malam ia mengurung diri di kamar, tidak makan, tidak minum, tidak mandi. Entah sudah berapakali Mamanya mengetuk pintu kamarnya karena khawatir, namun Evan tak kunjung buka mulut.

Karena kalaupun cerita, Mamanya tidak mungkin membiarkan dirinya kembali ke Jakarta dan meninggalkan Bandung yang baru mereka datangi seminggu yang lalu hanya gara-gara seorang gadis.

Yap, Evan baru saja putus dengan pacarnya, Syla. Gara-gara Mama yang ingin fokus pada bisnis kulinernya ke Bandung, mau tak mau dirinya si anak tunggal harus ikut pindah. Evan tidak punya alasan untuk tetap tinggal, karena studinya baru selesai, panggilan pekerjaan belum kunjung datang, dan dirinya tidak akan tega membiarkan Mama tinggal di Bandung sendirian. Sejak Papanya wafat, lelaki jangkung ini bertekad untuk selalu berada di samping Mama tercinta dan melindunginya.

Sudah sejak lama ia mengutarakan hal itu pada Syla. Dan cewek itu bilang tidak keberatan ditinggal ke Bandung dan menjalani hubungan jarak jauh.. awalnya.

Tapi dua hari lalu tiba-tiba cewek cantik itu menelpon, marah-marah, mengeluhkan hal yang tak perlu, dan tau-tau minta putus.

Puncak dari kemurkaan Evan adalah saat ia mendapati Syla terang-terangan memperlihatkan dirinya sedang jalan dengan cowok lain dalam sebuah status wassap si cowok tadi malam. Seolah itu memang sudah tertulis dalam skenario yang runut, alias sudah direncanakan sebelumnya.

Tok tok tok.

"Vaaan, masih belum bangun?" terdengar suara Mama dari balik pintu. Evan yang sedari tadi memeluk lutut di atas ranjang melirik jam digital di atas nakas. Sekarang sudah pukul setengah satu, seharusnya Mamanya sudah pergi ke restoran dua jam lalu.

Alih-alih tidak bikin Mama khawatir dengan tidak cerita soal Syla, Evan malah bikin Mamanya telat datang ke tempat kerja cuma gara-gara dirinya yang malas menampakkan muka.

"Udah Ma," jawabnya parau.

Akhirnya ia buka mulut juga, meski masih enggan untuk buka pintu.

"Duuh! Mama kira kamu pingsan!"

"Maaf, Ma."

Masih untung Mamanya tidak mengira dirinya kabur ke alam lain.

"Ya udah, cepet bangun atuh, mandi, terus makan. Mama udah angetin tuh gulai kakap sisa tadi malem. Kalo bosen, nyusul aja ke Saung. Mama berangkat, ya? kunci pintu kalau keluar, jangan lupa!"

"Iya, Ma."

Kemudian terdengar suara ketukan heels yang kian memelan, dan hilang sama sekali. Akhirnya Evan memaksakan diri untuk turun dari ranjang, tuntutan cacing-cacing perutnya yang sudah jumpalitan minta diisi.

Suap demi suap ditelannya tanpa selera. Bahkan masakan Mama yang selalu lezat mendadak hambar di indera perasa. Senyum manis Syla di foto selfie si cowok penikung itu membayang di kepala. Ah, benar, diingat-ingat, Evan memang sudah lama sekali tidak berselfie ria dengan Syla. Dia sering mengacuhkan Syla yang mengomel saat 'diduakan' dengan skripsi. Syla jadi sibuk main ponsel saat sedang kencan.

Ah, sepertinya Syla memang serasa diberi kesempatan untuk kabur ke pelukan cowok lain saat dirinya memutuskan pindah ke Bandung.

Pantes tuh cewek iya-iya aja.

DEAR, LOVE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang