Best Valentine

4 1 0
                                    

Setangkai mawar merah tergeletak di meja. Dania terkesiap. Ada apa gerangan? Pantas saja sedari tiba rekan kantor Dania terus memandangnya awas, sesekali mereka berbisik dan saat Dania menoleh semua berpura tidak terjadi apa-apa.

Dania kembali melirik mawar merah di sana, begitu cantik juga wangi. Namun, Dania masih saja tidak mengerti maksud dan tujuan si pemberi, pasalnya tidak ada sepucuk surat atau selebaran yang biasa dijadikan petunjuk.

Tidak mau ambil pusing Dania memilih untuk mengabaikannya dan melanjutkan rutinitas. Belum sampai lima menit mengerjakan tugas kantor, Dania didatangi Bu Samsiah, office girl.

Wanita itu memberinya sepucuk surat dengan amplop merah muda. Meski bingung Dania tetap menerima.

"Dari siapa, Bu?" tanya Dania memastikan.

Alis wanita itu mengernyitkan dan mencoba mengingat. "Ga tau, Bu. Pas mau ke dapur bikinin Pak Rahmat kopi, surat ini udah ada di sana."

"Berarti dari Pak Rahmat ya Bu." Dania menyimpulkan dengan sederhana. Sudah dapat ia pastikan bahwa manajernya yang mengirim, sebab Rahmat yang memberi perintah.

Bu Samsiah menggeleng. "Maaf saya izin pamit, Bu. Masih ada pekerjaan yang belum beres."

Meski sebenarnya enggan peduli, tapi rasa penasaran Dania lebih mendominasi. Ia memutuskan membuka dan membaca surat  tanpa nama pengirim itu.

Dear Dania

Maaf aku terlalu pengecut
untuk memberimu bunga
Maaf aku terlalu pemalu
untuk memberimu surat

Dan....

Maaf karena aku terlalu berani
untuk melamarmu meski pertemuan
kita sangat singkat.

Dania meletakkan surat itu kembali dan mengatupkan tangan di wajah. Setiap sela ditutup rapat demi menyembunyikan rasa malu, takut, juga khawatir yang kini beradu satu.

Jangan tolak dulu, seenggaknya
coba lihat aku di belakang.
Besar harapan kamu mau terina.

****

14 Februari 2021

"Kok mukanya merah? Mirip udang rebus." Pria berkacamata hitam itu mengolok Dania yang tengah menutupi wajah.

"Udah setahun berlalu tapi aku masih ga nyangka kamu mau terima." Pria itu menerawang mengingat kejadian tahun lalu, begitupun Dania.

Perlahan jemari Dania disingkirkan. Tangan kokoh itu dengan lembut membelai indah rambut panjang perempuan yang sudah sah menjadi istrinya.

"Happy valentine, Sayang." Pria itu mencium kening Dania dengan hangat hingga tanpa sadar sekeliling sudah memerhatikan mereka.

Dania tersenyum memandang pria pemalu nan romantis di depannya. "Terimakasih, manajer pemaluku sudah membuat moment indah ini menjadi lebih indah."

Staf kantor yang turut hadir di restoran memberi tepuk tangan kepada pasangan ter-sweet itu, ucapan selamat mengiring setelahnya.

****

The end

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gen 3 Project #thewwgWhere stories live. Discover now