7. Jadi, Jadian?!

1.5K 25 1
                                    

Sudah sekitar satu minggu yang lalu mereka melewati Ujian Akhir semester

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sudah sekitar satu minggu yang lalu mereka melewati Ujian Akhir semester. Minggu ini adalah pembagian hasil dari ujian sekolah mereka. Pagi ini Alif dan Alvi sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Alif yang sibuk mencari seragam sekolahnya dan Alvi yang sibuk dengan roti yang seharusnya diberi selai coklat bukan kacang.

"MAMIH, CELANA PUTIH ALIF ADA DIMANA SIH?!" Suara Alif sangat-sangat bergema diseisi rumah mewah ini.

"MAMIH. . .INI GIMANA SIH KOK DIPIRING ALVI MALAH ROTI SELAI KACANG?!" Kali ini protes dari Alvi yang sedang berada di meja makan.

"Ya, salah kamu sendiri kenapa makan roti yang untuk Abang?!" ucap Helena saraya menatap pusing anak bungsunya itu.

"Kalo Alvi jerawatan gara-gara makan kacang gimana, Mih?!" Alvi malah makin merutuki selai kacang tersebut.

"MAMIHHHHH...."

Helena menarik nafas kasar, beginilah nasip seorang mama muda yang punya dua anak remaja laki-laki, rasanya seperti ingin pergi saja. Itulah mengapa Helena jarang berada dirumah karena ia pusing dengan perdebatan kecil anak-anaknya.

"Ada apa sih, Lif?" tanya Helena yang sudah berdiri didepan pintu kamar Alif.

"CELANA PUTIH ALIF DIMANA, MIH?!" Alif memang tidak pernah bisa berbicara dengan pelan.

"Ya kamu taro dimana, bang?" Kata Helena-wanita itu memang sudah terbiasa dengan suara keras anak sulungnya itu.

"Gak tau, terakhir Alif taro dikeranjang." Kali ini Alif yang mulai merutuki celana putih miliknya.

"Kalian berdua udah ambil baju yang di Laundry?!"

"NGGAK TAU, ITU KAN TUGAS ALVI!"

Helena memejamkan matanya, berusaha sabar atas kelakuan anak-anaknya ini. "Kalo itu tugas Alvi seenggaknya kamu bantu ingetin ke Alvi nya dong!"

"Terus gimana celana Alif, Mih?!" Kini Alif duduk dikasurnya, "Alif nggak sekolah aja deh." Ia berubah posisi menjadi tiduran dikasur empuk miliknya.

Helena berdengus pasrah, masa bodo dengan anak sulingnya itu. Ia kembali turun kebawah untuk mengurus anak bungsunya yang sedang kesal karena selai kacang diatas rotinya.

"Udah sana kamu berangkat, dek." Kata Helena pada Alvi yang sedang memainkan ponselnya.

"Bang Alif nya aja nggak turun-turun?" sahutnya singkat matanya tidak lepas dari ponsel miliknya itu.

"Abang kamu nggak mau sekolah, celana nya masih ditukang laundry."

"Alibi doang, dia punya celana putih lagi atau nggak pake celana Alvi kan bisa," ucap Alvi menaruh ponselnya dengan kasar diatas meja makan.

"YEUH TERSERAH GUE LAH..." kata Alif yang menuruni anak tangga dengan baju seragamnya tapi hanya menggunakan celana kolor adidas berwarna navy, "Lagian juga gue mah udah nggak belajar!" tukasnya lagi.

BEFORE : with youМесто, где живут истории. Откройте их для себя