sadar

46 4 0
                                    

.
.
.

Begitu aku membuka mata, yang kulihat pertama kali adalah pemandangan kamarku.

Benar. Ini dikamarku sendiri.

Aku mencoba mengingat hal terjadi kemarin. Ingatan ku masih tersimpan sempurna sampai ketika—

Aku berciuman dengan kak Donghyun ?

—Oh, tidak. Aku harus bagaimana setelah ini ?

"Selamat pagi~ putri Chaewon sudah bangun rupanya ?"

Kulihat kak Jibeom masuk ke kamarku. Aku tahu dia sedang meledekku. Tapi tidak aku tanggapi karena sedang bingung sekarang, haruskah kutanya pada kakakku ?

"Kak Ji. Kemarin aku gak melakukan hal aneh kan ?" Tanyaku.

Kak Jibeom tersenyum penuh arti. Tapi aku tidak mengerti arti dari senyuman itu.

"Mana kutahu, aku pulang duluan. Kan kamu gak mau ikut kemarin."

Aku mengingat bagian itu. Saat dimana, aku hanya mau kak Donghyun yang menjemputku.

Aku merasa bodoh, sekarang.

"Terus, aku pulang gimana ?" Tanyaku lagi.

"Kamu gak ingat? Kamu digendong sama Donghyun." Jawab kak Jibeom.

Aku....tidak ingat bagian itu.

"Kemarin kalian ngapain aja ? Donghyun senyum-senyum sendiri waktu ngantar kamu." Ujar kak Jibeom.

Aku terdiam, mengingat kembali apa yang terjadi kemarin. Dan wajahku dengan cepat berubah merah.

"Ha? Gak kokkk, gak ngapa-ngapain !" Seruku.

Kak Jibeom tampak keheranan. Aku hanya terkekeh kemudian beranjak mandi untuk menghindari pertanyaan kakakku.

.
.

Aku berkali-kali membaca pesan yang kemarin kukirimkan pada kak Donghyun.

Aku merutuki diriku sendiri. Bagaimana bisa aku mengirimkan pesan memalukan seperti itu.

Aku juga tidak tahu harus bagaimana bersikap pada kak Donghyun saat ini.

Haruskah aku pura-pura tidak mengingat apapun ?

Tapi dengan begitu, hubungan aku dengannya akan jadi sangat aneh.

Tunggu–memang apa yang aku harapkan pada hubungan kami ?

Satu panggilan masuk ke ponsel ku. Dan tepat sekali ! Itu kak Donghyun.

Iya, kak Donghyun yang menelponku.

Setelah berpikir, aku memutuskan untuk menjawabnya.

"Kepala kamu pusing ?"

Kudengar suaranya dari seberang sana.

"E-enggak kok."

"Kenapa gitu ngomongnya ?"

Ia tertawa, dan aku dengan refleks ikut tersenyum saat mendengar suara tawanya.

"Makasih kemarin udah ngantar aku pulang, kak." Ucapku.

"Oh, kamu mengingat apa yang terjadi kemarin ?" Tanya nya.

Aku menggigit bibir bawahku. Bingung hendak menjawab apa. Tapi kalau aku berbohong, perasaan menyesal akan terus ada di sisa hidupku.

"Iya, aku ingat." Itulah jawabku.

Aku memilih jujur. Lebih baik begitu, daripada aku berbohong dan semuanya akan ku sesali.

"Syukurlah."

Kali ini, aku tidak tahu harus merespon apa. Jadi kutunggu kak Donghyun melanjutkan ucapannya.

"Kamu siap-siap nanti malam, aku jemput jam 7 ya."

Belum sempat ku sahuti perkataan itu. Sambungan telepon sudah terputus.

Kemudian tak lama, ad panggilan masuk. Dengan cepat ku jawab karena kupikir kak Donghyun,

Ternyata setelah melihat namanya, Minju lah yang menelpon.

"CEPAT DATANG KE KAMPUS ! Kak Chaewon mau ngulang pelajaran ini ? Kalau tidak, cepat datang sebelum telat !"

Kulihat jam di dinding dan baru menyadari, kalau sebentar lagi kelasku dimulai.

Tanpa pikir panjang, aku mengambil tas dan segera berangkat ke kampus.

HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang