; lima

9 1 0
                                    

ia ada namun seperti tak ada, ia hadir namun seperti tak bertakdir, ia terlihat hampa, dan aku selalu ingin menyapa.

─────────────────────── ❀༘۪۪᭢

"ovan berubah banget ya?" mama kun tertawa, mukanya - sedikit aneh memang. seperti, ilfeel.

"ibu - ibu kadang caper ya ke anak temennya"

"iya" aku menimpali

"bundamu gitu juga, ya?"

"iya, apalagi kalau anaknya temen bunda cowok, habis nama ku"

aku dan kun yang hanya menyimak obrolan mereka, hanya bisa saling melempar tawa. atau bahkan julid kepada kakakku, bundaku, atau bahkan mama kun saat mereka tidak sadar.

memang dua anak yang durhaka.

"nggak nyangka banget ovan sekarang jadi begini" mama kun melempar senyum ke arah bunda "iya, namanya juga masa puber"

"udah tua masih puber, kak?"

"masih dong, bunda aja masih puber menuju masa menopause" kak ovan mengedikkan bahunya

mama kun dan bunda tercengang, beda dengan aku dan kun yang justru terbahak.

"anak setan!" kemudian kak ovan habis di pukuli oleh bunda.

"bisa - bisanya kamu bilang gitu di depan kun sama mamanya!" kali ini bukan hanya tangan yang melayang, sapu lidi pun sudah dalam proses perjalanan.

"ya emang bener kan bun?" kak ovan benar - benar tidak menggunakan otaknya saat ini.

tunggu,
bukan hanya saat ini, tapi setiap saat.

"sekolah kun sama aya gimana?" tanya bunda setelah puas memukuli kak ovan sampai babak belur.

"ya gitu, bunda. kaya biasa aja" timpal kun dengan nada yang membosankan.

"tapi bun, ma. masih inget agha kan?" aku di buat terkejut dengan pertanyaan kun.

"memangnya agha kenapa?" jawab mama kun dengan ekspresi wajah datar.

"udah hampir dua minggu di sini, satu kelas juga"

"bunda sama mama kenal agha?" aku penasaran.

"sebenernya bunda nggak tau agha yang mana, tapi tau"

"apasih bun?"

"tuhkan, menuju masa menopause inima" kak ovan langsung berlari setelah mengucapkan itu.

"aya udah punya pacar?" tanya mama kun

"nggak, belum"

"yah sayang banget, padahal biasanya umur segitu udah mulai pacaran"

aku tersenyum, "hehe, iya ma"

"sama kun aja, kalian kan udah deket"

aku terkejut dan menoleh pada kun, ia pun melakukan hal yang sama.

"mama apaan sih ma, bikin canggung aja" kun menengahi pembicaraan aku dan mamanya.

bunda datang dari dapur, sedari tadi kami tidak sadar kalau bunda tidak ada di tempat. "mau masak atau dellivery aja? laper nih" tanya nya.

"kun sama aya mau apa?" tanya mama kun. "apa aja aya mah, nggak tau kalau kun" aku dengan sengaja melempar pertanyaan.

"bunda aja deh yang pilih. bunda mau nasi padang aja. tapi mereka nggak dellivery"

"aya aja yang beliin, sama kun" mama kun melempar tatapannya kepada aku dan kun.

"naik apa? motor?" tanya kun.

lost ; xiaojunOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz