; tujuh

5 3 0
                                    

mengapa aku masih ingin menjadi payungmu, ketika aku tahu bahwa kamu menyukai hujan?

──────────────────────  *ꦼꦴ໋᳝᳝݊༨

jarak dari rumah sakit ke rumah cukup jauh. mau naik ojek online, bosen ojek terus.

"aya!"

suara itu tidak asing, namun sudah lama tidak terdengar.

aku mencari asal suara tersebut, dan menemukan seseorang yang sudah lama tidak aku temukan.

"bagas!"

aku berlari menuju bagas, seseorang yang kuanggap istimewa itu baru kutemui sekarang.

"gimana kabarnya?"

"baik, bagas gimana?"

"baik jugaa. ngapain disini?"

"oh, bunda sakit"

"bunda sakit? yah aku nggak bawa apa - apa, besok deh aku jenguk"

"iya, kalau bagas kenapa di sini?"

"ibu"

"ibu baik - baik aja gas, cuma capek. bellieve me"

"iya percaya"

aku menyeretnya ke kursi taman terdekat, berbincang dengannya adalah salah satu hal yang aku rindukan.

"biar kutebak, pasti sekarang lagi nonton aot"

aku tertawa. ia hafal betul.

"ya kan shingeki no kyojin itu seru, lagi naik daun juga sih"

"stop nonton anime nya, sekarang ganti ke resep masakan"

"males"

aku mendelik, berakhir ia yang tertawa terbahak - bahak seperti sehabis melihat orang berkomedi.

aku berani bertaruh, ia adalah sosok yang baik. meskipun belum pernah aku miliki.

langit tiba - tiba berubah menjadi gelap. dan aku baru mengingat niat awalku untuk keluar dari ruangan bunda.

"mendung. ayo pulang"

"duluan aja, aku mau pesen ojol"

"nggak usah, aku antar aja. ayo"

ia berjalan terlebih dahulu untuk menuntunku ke parkiran.

"davayana wisteria!"

ya ampun, siapa lagi itu.

"aku telepon ternyata kamu disini. ngapain?"

sudah kuduga akan berakhir seperti ini jika aku pergi tanpa memberitahunya, tapi aku tidak mau terus menerus seperti ekor yang membuntutinya.

"siapa lu?" bagas yang tadinya menaiki motor, turun kembali dan menghampiri kun.

"kamu bolos dari sekolah, terus berduaan sama ini cowok di rumah sakit?"

"nggak, kun"

tidak lama, terjadi keributan antara kedua manusia itu.

"udah stop"

kun menyeka keringat yang berada di pelipisnya. "bisa kamu jelasin, aya?"

aku mengusap kasar wajahku. "bunda sakit, kun. kamu pasti udah tau jelas kenapa aku disini"

"kenapa kamu nggak ngasih tau aku?"

"takut ngerepotin kamu, kun. hehe"

"nggak tau ya gimana khawatirnya aku?"

lost ; xiaojunOnde histórias criam vida. Descubra agora