•19•

1.1K 60 22
                                    

Arsen menyusuri koridor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arsen menyusuri koridor. Tatapannya tampak terlihat mengintimidasi. Jika saja ada orang yang tengah melihatnya saat ini—pasti orang yang melihatnya langsung memastikan bahwa sekarang Arsen tengah marah. Pikiran Arsen kembali berkelana, dia sekarang tengah memikirkan balasan apa yang setimpal untuk para cewek yang sudah menyakiti CUTTIBEnya.

Detik berikutnya Arsen menyeringai menyeramkan ketika sudah menemukan ide cemerlang.

Arsen berbelok, menaiki tangga menuju bagian atas gedung. Tentu saja tujuannya hanya satu yaitu menuju rooftop. Arsen berjalan dengan langkah yang nampak santai. Sedangkan telapak kanannya dia masukkan kedalam saku celananya. Hal tersebut membuatnya sangat terlihat cool. Segelintir siswi yang berada diluar kelas sesekali mencuri pandang ke arah Arsen. Tentu saja mereka sedang mencari perhatiannya Arsen. Sayang sekali usaha mereka sia-sia karena Arsen tidak menoleh ke arah mereka sedikitpun.

Sebenarnya tadi Arsen sempat ijin pada guru mapel yang akan mengajar setelah jam istirahat berakhir. Jadi sekarang dia tak perlu khawatir, karena tentunya tak akan ada guru yang mencarinya. Arsen sudah memasuki rooftop. Hal yang pertama yang dia lihat adalah kedua sahabatnya. Arsen mendengus sebal ketika melihat sahabatnya yang terlihat seperti tak mempunyai beban hidup sama sekali.

Terlihat di ujung sana, Rafis melambai-lambaikan telapak tangan kanannya bersemangat. Senyum lebar menghiasi wajah tampannya. Sementara Gilang dia terlihat menepuk-nepuk tempat di sampingnya, tepatnya pada kursi panjang berbahan kayu rotan. Seolah dia menyuruh Arsen untuk duduk disana. Di atas meja kecil terdapat beberapa minuman berbotol, seperti jus strawberry, jus alpukat, serta jus buah naga. Kontan Arsen langsung tersenyum tipis.

Kini Arsen menyelonjorkan kaki kanan diatas bangku panjang yang tadi sempat ditepuk oleh Gilang, sementara kaki kirinya dia tekuk dengan lengan kiri yang berada diatasnya. Dia mendongakkan kepalanya, terlihat matahari sangat terik. Arsen menikmati sinar matahari yang terasa hangat seolah mampu membakar wajah tampannya. Wajah tampannya sekarang sudah berkeringat. Sesekali dia mengusapnya dengan tangannya sendiri. Rasanya gerah sekali.

Gilang melirik wajah Arsen sekilas. "Aileen udah sadar?"

Arsen tidak menjawab. Namun dia hanya menggeleng pelan.

Rafis menoleh ke arah Arsen dan Gilang secara bergantian. "Apa bibir Aileen harus dicium dulu supaya dia cepat sadar?"

Kontan pertanyaan konyol Rafis langsung mendapat jitakkan keras dari Arsen. "Bacot!" Arsen mengumpat kesal. Sedangkan mata elangnya kini menatap tajam Rafis yang sedang nyengir tak berdosa.

"Omongan lo berdua tolong dikondisikan, kuping gue jadi tercemar gara-gara lo berdua," Gilang ikut menimpali dengan malas.

Rafis berdecak. "Sori, gue tadi bercanda doang elah, kenapa lo berdua malah menganggap serius sih?"

Dia Arsen (END)Where stories live. Discover now