Gorgeous

5.6K 637 183
                                    

Warning: Angst!

/gak :v /canda /jangan tabok saya :"

🍋🍋🍋

Suara musik mengalun, lampu-lampu yang berkelap-kelip mengiringi orang-orang yang menari di lantai dansa dengan gerakan sexy dan sensual.

Dan diatas sebuah sofa disudut ruangan dengan lampu yang remang-remang, disanalah Harry terduduk dengan matanya yang sembab ketara sekali sehabis menangis.

Mengisi gelasnya dengan es batu lalu menuangkan whisky sampai penuh hingga tumpah dari bibir gelas dan membasahi tangannya sendiri. Harry sudah menghabiskan satu botol whisky yang membuat kepalanya mulai memberat dan kesadarannya hampir tidak terkontrol, singkatnya Harry sudah mabuk.

"Kau tampan". Racau Harry tidak jelas pada seseorang yang duduk diujung sofa.

Orang itu menoleh namun langsung mengacuhkannya.

"Aku serius, kau sangat mempesona". Racau Harry lagi dan telah menghabiskan satu gelas whisky lagi.

"Aku membencimu!". Kata Harry tiba-tiba membuat orang itu kembali menoleh.

Harry mulai bergeser dan akhirnya sampai tepat disamping orang itu, "berapa umurmu?".

"Dua puluh tahun". Entah dapat dorongan darimana orang itu mau menjawab pertanyaan Harry.

"Hei kita seumuran!". Sorak Harry tiba-tiba, namun sedetik kemudian raut wajahnya berubah, "kau tau, aku punya seorang pacar yang lebih tua dari kita, dia tampan, tinggi, bermanik gelap, berambut coklat. Aku membencinya!".

Sepertinya orang itu mulai tertarik dengan pembicaraan Harry, "kenapa?".

Harry tertawa menyedihkan khas orang mabuk, "dia sedang berada di hotel bersama orang lain, dan aku tidak tau mereka sedang apa".

Orang itu hanya menaikkan satu alisnya lalu tersenyum misterius, sesuai dugaan, masalah percintaan.

"Siapa namamu?". Dengan lancangnya, Harry duduk dipangkuan orang tersebut tanpa ditolak sama sekali.

"Draco Malfoy". Jawab orang itu singkat.

Harry menatap mata Draco dengan pandangan sayunya. "Can i call you daddy?".

Draco tergelak, anak ini benar-benar mabuk, pikirnya.

"Whatever you like". Balas Draco.

Harry tersenyum senang lalu mengusap wajah Draco dengan jari-jarinya, "manik abu-abu kebiruan yang menatapku, rasanya aku akan tenggelam dan meninggal".

Draco terkekeh, belom pernah dia melihat orang mabuk bisa semenggemaskan ini.

Harry menyadarkan kepalanya pada bahu Draco, "kalau kau punya pacar, aku sangat iri dengannya, tapi jika kau lajang itu sangat menyedihkan".

Draco menghirup aroma tubuh Harry yang beraroma coklat dan matcha, kelihatan sekali bahwa anak ini suka makanan manis.

"Aku memang tidak punya pacar". Jawab Draco.

"Benarkah?". Harry menegakkan kepalanya, "mengenaskan sekali". Lanjut Harry.

"Aku lebih suka langsung menikah". Dengan sengaja, Draco melingkarkan lengannya pada pinggang Harry.

"Kau sangat mempesona, aku membencimu, kau bukan milikku". Racau Harry lagi.

Mata Harry meredup, entah sejak kapan, rasa kantuk mulai menyerangnya.

"Kau lucu sekali". Draco mengecup bibir Harry sekilas.

"Aku mengantuk, bawa aku pulang". Rengek Harry.

"Baiklah, tapi tidak semudah itu". Seringai Draco.

"Kenapa?". Harry menegakkan kepalanya.

Draco tidak menjawab, dia bangkit sambil membawa Harry dalam gendongannya lalu keluar dari tempat itu.

🍋🍋🍋

Harry terbangun diatas kasurnya, melirik kearah dinding, jam 2 pagi. Setelah itu termenung beberapa saat hingga Draco ikut terbangun.

"Sayang ada apa? Kau mimpi buruk?". Tanya Draco kebingungan ketika melihat Harry yang terbangun jam 2 pagi.

Harry menggeleng lalu kembali berbaring kemudian masuk kedalam pelukan Draco, "aku mimpi bertemu denganmu di club dan aku memanggilmu daddy".

Draco tertawa pelan lalu mengecup pucuk kepala Harry dengan mata yang terpejam, "tidak sayang itu bukan mimpi, itu nyata".

"Itu nyata?". Harry mendongak.

Draco mengangguk lalu mengecup kening Harry, "ya itu memang nyata, enam tahun lalu, dan kita sudah menikah".

"Kita sudah menikah? Itu artinya kau adalah milikku?". Pipi Harry merona. Setelah itu dia menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Draco.

Draco tertawa lagi, "sepertinya kau kelelahan, apa kau merasa mual?".

Harry menggeleng.

"Kalau begitu kita kembali tidur". Draco menarik selimut dan menyelimuti mereka berdua lalu mencoba kembali ke alam mimpi.

Draco sering merasa terhibur dengan kerandom istrinya itu, sejak
Harry mengandung, dia jadi sering bertingkah lucu dan mengemaskan sekaligus.

"Dray". Bisik Harry.

"Hm?".

"Aku mencintaimu".

Draco tersenyum, "aku tau".

.
.
🍋End
🍋Thank you so much
.
.

Ceritanya lagi proses membuat surat angsa putih untuk Harry tapi disuruh buka buku sama Profesor Snape😌👇🏻. Kalo musuhan harusnya kertasnya tinggal dibejek-bejek terus dilempar, bukannya dibentuk dengan hewan yang melambangkan cinta terus ditiup dengan senyuman.

 Kalo musuhan harusnya kertasnya tinggal dibejek-bejek terus dilempar, bukannya dibentuk dengan hewan yang melambangkan cinta terus ditiup dengan senyuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Inspired from this song btw👇🏻
Kalo kurang paham enggres coba cari terjemahannya kalo niat:v

Brilliant!!Where stories live. Discover now