61 | akhir

1.6K 248 34
                                    

Pagi ini Arshila sudah berada di rumah Haechan. Membantunya untuk mengemasi barang-barang miliknya dibantu dengan Almira.

Sesekali ia memukul bokong Haechan menggunakan kakinya lantaran ia terus-terusan menggoda pacarnya itu.

"Chan udah si jangan gombal mulu itu kasian si Mira keganggu sama lo!"

"Yeee bilang aja ngiri kan lo? Makanya sono panggil Bang Taeyong," balasnya.

Almira sudah terbiasa melihat Haechan dan Shila yang sering kali bertengkar walaupun karena hal sepele. Tidak, ia tidak cemburu karena ia tau kalau mereka memang seperti itu. Dan ia juga tau jika perasaan Haechan pada sepupunya itu masih tersisa jauh di lubuk hatinya.

Tapi ia berjanji bagaimanapun juga, ia tidak akan meninggalkan Haechan. Karena katanya, "Chan, aku gak akan maksa kamu. Tapi kalau kamu udah benar-benar bisa melepaskan Shila, tolong bilang ke aku ya? Biar aku tau kalau selama ini perjuangan aku gak sia-sia."

"Sayang, kamu jadi kan nanti ke Jogja juga?"

Almira mengangguk. Mengingat kebetulan ia juga akan menetap di Jogja untuk bekerja di rumah sakit milik ayahnya.

"Yah gue beneran sendirian nih?" tanya Shila dengan bibir yang dimanyunkan.

"Nanti aku bakalan sering main ke Jakarta kok, Shil. Dan masih ada temen-temen yang lain kan?"

Arshila mengangguk lemas. "Iya sih, tapi kan tetep aja beda!"

"Ah lagian gue di sini juga kena tendang lo mulu nyet."

"Echan ngomongnya!"

"Eh iya maaf sayang."

Suara klakson mobil dari luar rumah Haechan membuat mereka semua berjalan ke luar, melihat siapa yang datang.

"Bubu???!"

"Idih apaan bubu?" tanya Haechan sambil menatap jijik temannya itu.

"Bacot lo ah!"

Arshila berlari kecil ketika melihat Taeyong berjalan mendekat, kemudian memeluk tubuh pria tersebut dengan tubuh yang dibalut kemeja dan jasnya. Berbeda dengan Shila, ia hanya memakai piyama berkarakter pikachu.

"Katanya kamu gak jadi dateng gara-gara meeting?"

"Aku undur."

Mendengar itu membuat Shila mengeratkan pelukannya.

Kemudian di seberang sana, "Yang, kita gak pelukan juga?"

"Gak mau kamu belom mandi!" ucap Almira.

Namun dengan cepat Haechan merangkul bahunya dengan erat. "HEH BERDUA! SINI MENDING BANTUIN GUE BERES-BERES!"

"BACOT!" jawab Arshila tak kalah kencangnya.

Almira dan Taeyong tertawa. Melihat pemandangan yang sebentar lagi akan menjadi hal yang paling dirindukan. Karena setelah ini mereka sudah tidak lagi bertengkar setiap hari sampai Taeyong harus membekap mulut pacarnya itu. Sama halnya dengan Almira dengan Haechan.

Walaupun begitu, Arshila sangat berterimakasih pada Haechan karena sudah membantunya untuk berkenalan dengan seorang pria aneh dan dingin. Tapi untungnya sifat dinginnya itu sudah tidak ada lagi semenjak mereka berpacaran sampai sekarang berganti status menjadi tunangan.

Bagi Arshila, Taeyong dan Haechan memiliki tempat tersendiri di dalam hatinya.

Arshila pernah bilang pada Haechan, dan Almira kalau nanti mereka sudah mempunyai malaikat kecil, maka harus berteman dengan malaikat kecilnya juga nanti.

Tapi lagi-lagi sarannya itu mendapat jitakan dari Taeyong. Katanya, "Kamu mikirnya kejauhan Shil."

"Yaudah gue pergi dulu ya?"

Mereka semua mengangguk, kemudian melambaikan tangannya pada mobil hitam yang perlahan berjalan menjauhi mereka.

"CHAN GUE TUNGGU LO SAMA MIRA BIKIN ANAK SEPULUH!"

Sontak Almira yang berada di sampingnya itu membulatkan matanya.

"JANGANKAN SEPULUH, LIMA BELAS JUGA GAS!" teriak Haechan dari dalam mobil. Sampai pada akhirnya mobil itu menghilang dari pandangannya.

"Oke sekarang mending kita makan di rumah gue? Laper nih, sekalian merayakan kepergian Haechan, HAHAHAHA."

Tangan kanannya memeluk lengan Almira, sedangkan tangan kirinya itu memeluk lengan Taeyong. Mereka berdua hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Arshila yang out of the box.

















end.

Kak TaeyongWhere stories live. Discover now