Bagian 6

3K 452 81
                                    

Sebelum mulai, aku mau ngasih tau dulu. Buat yang bingung, kenapa udah pada tinggal di asrama padahal belum ada insiden penculikan Bakugou? Sekali lagi, aku mau negasin kalo ini AU jadi alur ceritanya jelas beda dari canon, apalagi ini dua fandom. Jadi aku nyesuain alur dari dua fandom ini biar bisa masuk sama alur ceritaku sendiri. Kalo kalian kurang nyaman, aku ga maksa kalian baca kok. Buat yang masih nungguin aku update makasihhh banget buat support-nya (◍•ᴗ•◍)✧*。

Enjoy~

.

.

.

"Uwaaahhh!"

Naruto berseru gembira, tatapannya berbinar ke arah koper yang terbuka di hadapannya. Akhirnya kostum heronya selesai dibuat, pagi tadi ia dan Sasuke baru saja menerimanya. Tangannya meraih kostum tersebut lalu mencocokkan ke tubuhnya. Ia melihat ke arah cermin yang ada di kamarnya, kostum hero itu terlihat cocok dengannya. Perhatiannya beralih pada Sasuke, tak seperti dirinya yang terlihat begitu bersemangat, Sasuke menatap kostum heronya dengan wajah lempeng. Pemuda Uchiha itu membolak-balik pakaian tersebut lalu menaruhnya kembali ke dalam koper.


"Apa-apaan reaksimu itu, Sasuke?" tanya Naruto sedikit heran. Tapi kemudian ia memaklumi dalam hati, memang seperti itulah Sasuke.

"Lalu apa? Aku harus berteriak sepertimu?"

Naruto mendengus sebal mendenger pertanyaan retoris itu. Naruto mengembalikan kostum itu pada tempatnya, lalu menutupnya.

Mata Sasuke mengikuti gerakan Naruto yang tengah menaruh koper di atas meja, "tapi senjata kita belum selesai." celetuk Sasuke.

"Iya juga, apa besok aku minta Izuku untuk menemani kita ke tempat studi pengembangan?"

Sasuke hanya merespon dengan mengangkat bahunya acuh tak acuh. Keduanya terdiam beberapa saat. Sampai Naruto memecah keheningan itu.

"Apa, tidak masalah tadi kita bercerita banyak pada kepolisian?" tanya Naruto, masih merasa ragu dengan keputusan mereka untuk menjelaskan banyak hal saat di kantor polisi tadi sore.

Sasuke menghela napas pelan, "kita sudah memutuskan untuk menetap di dimensi ini. Selain beradaptasi, kita juga harus sepenuhnya menjadi bagian dari dimensi ini."

"Kau benar, kita harus beradaptasi sebaik mungkin." respon Naruto, ia melangkah menuju rak buku yang ada di kamarnya, lalu mengambil sebuah buku komik. Kemudian ia merebahkan dirinya di atas ranjang sambil membaca komik tersebut.

Tak lama setelahnya, Sasuke beranjak dari duduknya. "Aku akan kamarku." Ucapnya sambil membuka pintu.

"Jangan lupa tutup pintunya," balas Naruto, matanya masih fokus membaca komik yang dipinjamnya dari Kirishima. Matanya melirik sedikit saat pintu ditutup oleh Sasuke.

.

.


.







Hari ini, setelah jam pelajaran berakhir, Naruto meminta Midoriya untuk menemani dirinya dan Sasuke ke tempat studi pengembangan untuk menanyakan apakah item pendukung yang diminta mereka sudah selesai. Kini, ketiganya tengah berjalan ke arah ruangan tempat studi pengembangan.

Sesampainya di depan pintu besar yang bertuliskan 'Ruang Studi Pengembangan', Midoriya berhenti dengan jarak satu meter dari pintu. Naruto dan Sasuke menatap heran pemuda berambut hijau gelap itu.

"Izuku, kenapa jauh sekali?" tanya Naruto.

Midoriya tersenyum menatap Naruto, "kita tunggu satu atau dua menit dulu."

Shinobi to HeroWhere stories live. Discover now