14 (Flashback)

748 131 23
                                    

Notes : Part ini isinya Flashback semua ya, dear

----------

"Kau ingin pergi?" Tanya Yoona pelan sambil mengelus perutnya yang sudah membesar. Sementara suaminya, Oh Sehun menatapnya singkat kemudian mengangguk.

"Sejeong membutuhkanku. Kau tahu kan ibunya baru saja meninggal, ia sedang berduka Yoona. Aku harap kau mengerti"

Yoona menghela napas. Tidak. Ia tidak bisa mengerti. Tapi inilah takdirnya, Oh Sehun adalah Raja. Dan seorang Raja tidak bisa hidup hanya dengan satu wanita saja.

Padahal, ia sungguh berharap kali ini saja. Pria itu mau menemaninya, entah mengapa perasaannya mendadak tidak enak. Ada sesuatu yang sepertinya akan terjadi. Atau mungkin ini hanya hormon karena ia sebentar lagi akan melahirkan.

"Tidak bisakah kau menemuinya besok?"

Sehun menggeleng. Melepaskan genggaman tangannya dengan lembut sebelum akhirnya mencium dahinya dan pergi dari hadapannya.

Ya. Harusnya ia sadar, jika bukan karena keturunan raja Utara mungkin ia tidak bisa menikah dengan Oh Sehun. Karena sejatinya pria itu hanya mencintai satu wanita - Kim Sejeong.

***

Yoona terbangun ketika mendengar suara derap langkah di Koridor istana. Perasaannya semakin tidak enak karena ia sedang sendirian saat ini.

Perlahan ia beranjak dari ranjang menuju kearah pintu. Jantungnya berdebar. Ia membuka pintu perlahan dan keluar dari kamarnya.

Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Hening, seperti tidak ada satupun penghuni di istana. Ia melangkah mendekati ruang utama.

Jantungnya semakin berdebar ketika mendengar suara gesekan pedang. Sial. Ini salah, seharusnya ia tetap berada di kamarnya.

Napasnya tercekat ketika melihat sosok berpakaian serba hitam. Dan seperti merasa sedang diamati sosok itu mengangkat pandangannya dan menatapnya.

Saat itu suasana begitu gelap. Namun entah mengapa Yoona bisa melihat dengan jelas seringaian di wajah sosok itu.

"A-apa yang kau lakukan?" Yoona bertanya pelan. Tangannya terus menerus mengelus perutnya yang ikut mengencang tanda sang bayi pun sedang tegang.

"Apa aku mengganggu tidurmu, Yang Mulia?"

Yoona bersumpah, suara itu terdengar seperti desisan tajam di telinganya.

"P-pergilah. Suamiku akan membunuhmu jika kau ada disini."

Tiba-tiba sosok itu tertawa. Membuat Yoona melangkah mundur. Ia menoleh kebelakang. Mencoba memperhitungkan jarak kembali ke kamarnya dan mengunci pintu.

"Apa kau pikir aku bodoh? Kau kira aku tidak tahu jika Suamimu sedang menghabiskan malam panasnya dengan selir tercintanya?"

Sosok itu melangkah mendekatinya. Bersamaan dengan ia melangkah mundur. "Sungguh pria tidak tahu diri. Meninggalkan istrinya yang sedang hamil besar hanya untuk bercinta dengan selirnya."

Yoona memejamkan matanya. Tidak. Sehun hanya mengatakan bahwa ia menemani Sejeong yang sedang berduka.

Lalu dari belakang sosok itu salah seorang pengawal yang tergeletak tiba tiba berdiri dan mengecoh perhatian mereka. Yoona memanfaatkan kesempatan.

Ia berbalik dan berlari. Jantungnya semakin berdetak ketika tahu sosok itu sudah selesai dengan pengawalnya.

Yoona sampai di depan kamarnya. Ketika ia akan membuka pintu, ia merasakan nyeri yang amat sakit di perutnya. Ia menundukkan kepalanya. Jantung nya seolah berhenti ketika melihat pedang itu menancap sempurna di perutnya.

NO ESCAPEWhere stories live. Discover now