Tentang kita yang sama-sama tersesat di hubungan yang salah.
Tapi ...
Bukankah di dalam cinta tak ada yang benar dan salah?
***
"Kenapa lo ngejadiin kecantikan sebagai tolak ukur? Percuma good looking juga kalo bad ahlak."
"Tapi dia itu akhlaknya ju...
Pukul 06.45 WIB, waktu yang tepat untuk sampai di sekolah. Syukur Alhamdulillah aku tidak terlambat hari ini. Aku harus benar-benar menjaga sikapku di SMA Diamond ini, karena aku dapat masuk ke SMA ini juga karena beasiswa dengan catatan nilaiku tak boleh turun, tak boleh melanggar tata tertib dan harus rajin menorehkan prestasi atas nama sekolah.
Aku berjalan menuju kelasku. Mula-mula memasuki gerbang besar berwarna dominan abu-abu yang menempel pada tembok berwarna cream. Setelah itu menyapa penjaga sekolah yang tengah berjaga di postkeamanan yang berada di samping gerbang lalu memasuki lobbysekolah.
Sebelum melanjutkan perjalananku, aku melirik sejenak pada mading yang ada di lobby. Aku tersenyum saat puisi yang kubuat terpampang di sana. Setelahnya aku kembali berjalan melewati lorong-lorong kelas.
Sembari berjalan menuju kelasku yang letaknya masih lumayan jauh lagi mengingat SMA Diamond itu sangatlah luas, aku merogoh handphone-ku dan menelepon Bara.
Dan ... tersambung!
"Hallo, Nian," sapanya dengan suara yang ramah. Mendengar suaranya saja sudah membuatku damai dan tenteram. Suara lembutnya itu begitu terdengar hangat. Ohmysoftboy!
"Baraaa," rengekku manja.
"Kenapa?" Terdengar sedikit kecemasan dalam suara Bara.