24. Pasar Malam

48 10 18
                                    

Hidup tak perlu di buat rumit untuk bahagia. Nikmati saja bagaimana Tuhan merangkai takdir kita. Dan jangan lupa berdoa serta berusaha. El juga akan seperti itu untuk menikmati kehidupan  yang terus bergulir seiring berjalannya waktu.

Saat ini cewek berbalut celana training dengan setelan kaos warna putih polos itu sedang menunggu seseorang yang katanya mau menjemputnya. Dan katanya mau mengajak jalan malam mingguan.

Berselang beberapa menit akhirnya seseorang yang sedari tadi di tunggu oleh El datang juga dengan motor besar warna merah nya.

"Lama nunggu?" Tanya orang itu setelah melepas helm nya.

"Enggak bang. Sante aja." Jawab El seraya tersenyum cerah pada seorang cowok di depannya. Cowok pemilik tatapan tajam serta raut datar. Tapi itu dulu, sekarang hal itu jarang El jumpai lagi.

"Lo kok pake kaos. Dingin tau." Cibir Langit Antarex saat mendapati El hanya memakai kaos malam malam seperti saat ini.

"Enggak. Gue udah biasa bang." Terang El.

Malam ini memang sangat dingin. Namun bagi El itu tidak ada apa apanya. Karena memang ia sudah terbiasa keluar malam dengan tatanan fashion yang seperti ini.

"Lo kalo dibilangin suka ngeyel  banget si."

"Beneran gak papa bang." Kilah El.

Langit turun dari motornya. Lantas melepas jaket warna hitam yang sedari tadi melekat di tubuhnya. El membuka matanya lebar lebar. Apa yang akan dilakukan cowok itu?

Langit memakaikan jaketnya ke tubuh El. El jadi merasa bersalah atas sikap Langit itu.

"Nggak usah bang. Ntar abang yang malah kedinginan." El mencoba menolak.

"Gue mah nggak masalah. Asal lo nggak kedinginan."

"Gue jadi nggak enak bang."

"Udah  buruan naik aja! Biasanya kan ya gimana? lo nyusahin gue kan? Yaudah Jadi gak usah ngerasa gak enak!" Perintah Langit sembari kembali menaiki motornya.

Dengan sedikit ragu El beranjak menuruti perintah Langit. Tanpa ingin menolak karena memang ia sudah kalah telak.

"Kita mau kemana bang?"

"Terserah. Yang penting happy aja."

"Kalo ke Pasar malem mau nggak bang?" Kata El semangat. Sudah lama ia tak pergi ke pasar malam.

"Pasar malem? Beneran mau ke sana?"

"Iya udah lama nggak ke sana."

"Oke kita kesana. Asal itu bisa bikin lo happy."

"Perhatian nih sekarang."

"Emang lo lagi nyadar?"

El terkekeh keras keras hingga lupa berpegangan saat motor Langit melaju. Ia tersentak kaget dan hampir terjungkal ke belakang jika ia tak buru buru memeluk pinggang cowok itu.

##

"Apa gara gara cewek itu?" Tanya Stephany sambil terus menatap tajam ke arah Raka yang juga memandanginya.

"Maksud lo El?"

"Iya. Emang siapa lagi. Dia pacar lo kan?"

"Steph, gue emang suka sama dia. Gue juga ngaku dia pacar gue. Tapi itu cuma buat bantah papa. Gue masih nunggu perasaan gue buat ngelakuin apa." Jawab Raka sambil menepuk pundak Stephany pelan.

Stephany hanya bisa meneteskan air mata. Raka selalu membuat dirinya tidak bisa marah padanya. Namun juga tak pernah memberikan jawaban pasti atas ucapannya barusan. Stephany tidak tau harus berkata apa untuk menanggapi ucapan Raka. Ia sudah lelah mencintai cowok yang sama sekali tak mencintainya.

Langit AntarexWhere stories live. Discover now