0.2 Jepang

2.7K 388 20
                                    

11.45 JST

Jeff landing dengan selamat di Negara tempat sahabatnya lahir. Dari semalam ia memikirkan bagaimana menceritakan kejadian demi kejadian menghampiri dirinya.  Bagaimana jika nanti sahabatnya itu tidak percaya dengan semua cerita Jeff?

Masa bodo dengan apa yang terjadi, setelah mendarat di Jepang ia langsung menuju rumah sahabatnya. Ia merasa tidak perlu mencari penginapan, karena Jeff sendiri memiliki apartment di kawasan Osaka tidak jauh dari kediaman Nakamoto.

Jeff menekan bell yang tak lama kemudian salah seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilakannya untuk masuk.

Rumah Yuta bisa di golongkan dalam kategori rumah mahal walaupun terlihat sederhana.

"Dateng lu?"

"Ya kayak yang lu liat aja gimana? Pake nanya."

Yuta menyambut Jeff dengan pakaian yang kelewat santai, berbeda ketika keduanya sibuk dibalik meja kerja. Jeff mengikuti Yuta jalan menyusuri rumahnya hingga sampai pada ruangan keluarga Nakamoto. Di sana sudah ada Winda yang sibuk mengunyah potongan mangga muda.

"Yang, Jeff dateng nih." Panggil Yuta dengan nada halus, berbeda ketika ia berbicara dengan Jeff.

"Aaaaa, jepriii mana keripik ubi gue!" Tidak ada sambutan sama sekali, Jeff langsung ditodong keripik yang ia bawa.

"Yaelah Win, tanyain dulu kek kabar gue gimana?"

"Gaperlu. Lu sehat. Buktinya bisa sampe sini."
Jeff menghela nafas dan menatap Yuta meminta balas kasihan, yang ditatap hanya menaikan satu aslinya seolah berkata 'ya bener kan kata bini gue!'. Untung Jeff sabar :)

Jeff menyerahkan paper bag yang di bawanya  ke hadapan Winda, "Makasih ya om."

"Duduk." Yuta menyuruh Jeff duduk.

"Gak ada delay lu? Jam segini udah sampe aja?"

"Kaga, kaga macet juga."

"Ngelawak lu?"

"Ya maksud gue jalan kemari kaga macet Yut, ya masa naik pesawat macet."

"Ohhh, ada apa sih lu rela jauh-jauh dateng kemari?"

"Ini langsung banget nih? Sediain minum dulu kek orang mah. Tambahin nasi goreng juga boleh."

"Ngelunjak lu?"

"Yaa lagian napas dulu guenya baru cerita."

5 menit setelahnya seorang pelayan membawakan minum, yang Jeff yakini adalah teh. Jeff sangat hafal betul istri sahabatnya ini yang selalu menyuguhi teh saat ada yang menamu.

"Amer kaga ada yut?"

"Pulang dah Jeff. Ribet lu banyak mau." Ini Winda yang bicara. Jika betina ini sudah angkat suara maka Jeff hanya bisa meratapi nasib.

"Jadi sebenernya ada apa? Gak mungkin lu dateng kemari cuma karena kangen gue."

"Dihh yang ada mual gue liat muka lu mulu tiap hari."

"Bacot jepri, udah buruan cerita gue kepo." Ingin rasanya Jeff menyekap Winda didalam gudang bawah tanah saja.

"Jadi gini, kalo gue bilang ternyata Thian masih hidup gimana?"

"Jangan bercanda ya jepri! Gue gaplok lu!"

"Kali ini gue serius Win. Mungkin kalian gak akan percaya. Tapi gue serius."

"Kenapa lu bisa seserius ini? Mungkin aja itu cuma orang yang mirip Thian kan? Di dunia kita punya 7 kembaran Jeff,"-Yuta.

"Entah kalian mau percaya atau enggak intinya gue sekarang udah ketemu Thian. Dia hidup, walaupun awalnya amnesia."

Sky Where stories live. Discover now