3

184 27 1
                                    

Melihat putrinya tersenyum bahagia saat turun dari mobil membuat ayah Petra heran.

"Kak, kau kenapa tersenyum seperti orang bodoh?"
Tanya  adik Petra.

"Benarkah? Ku pikir aku seperti malaikat yang membawa keceriaan?"

"Siapa yang mengantarmu pulang?"
Tanya sang ayah.

"Oh?! Dia temanku yah.."

"Ku rasa bukan teman biasa, "

Petra melemparkan tasnya tepat diwajah adiknya. Dan langsung berlari kekamarnya sebelum adiknya membalas perbuatannya.

Keesokan harinya Petra menunjungi sebuah bagunan kecil di tengah kota. Ia yang sudah lama ingin mempunyai sebuah cafe akhirnya membeli tempat tersebut. Setelah dari tempat itu, Petra menuju lokasi pemotretan namun ditengah jalan ia mendapatkan telephone dari ayahnya.

"Petra, adikmu meninggal."

Petra tak kuasa menahan tangisnya. Ia segera meminta sopir untuk mengantarnya pulang.

Sesampainya dirumah, ia langsung memeluk sang ayah. Sedangkan ibunya sudah tak sadarkan diri, ia pingsan sesaat setelah melihat jenazah putra nya.

Kesedihan itu seperti menyelimuti keluarga Petra hingga hampir satu bulan  kematian adiknya, sang ibu masih belum bisa menerima kenyataan. 
Dan akhirnya ayah Petra memutuskan untuk pindah ke kampung halamannya.

"Apa kau tidak apa-apa tinggal sendirian disini?"

"Ayah tidak usah mengkhawatirkan aku."

Sebelum mereka  pergi,Petra memeluk ayah dan ibunya.

"Maafkan ibu."

"Tidak apa-apa. Ibu harus menjaga kesehatan disana."

"Sampai jumpa..."
Petra melambaikan tangannya saat mobil yang ditumpangi orang tuanya pergi menjauh.

Sebulan telah berlalu, namun tidak ada berita mengenai adik Petra di media. Ia menutup rapat-rapat tentang hal ini.
Pekerjaan Petra sebagai seorang aktris juga berjalan seperti biasa.

"Petra hari ini kau ada pemotretan majalah."
Kata sang manager.

"Iya."

". Pasanganmu nanti... "

"Ya.. ya... aku akan melakukannya dengan baik. Aku berangkat dulu. Sampai jumpa.."

"Dasar anak itu! Belum selesai sudah dipotong, pasanganmu Levi."

Percuma managernya memberitahu toh, Petra sudah dalam perjalanan.

.
.
.

Semilir angin yang menyejukkan, dan hamparan pasir putih yang indah membuat  semua orang terlihat bahagia.

Levi yang memakai celana pendek selutut dipadukan dengan kemeja putih dan kacamata hitam yang bertenger di hidung mancungnya, membuatnya semakin tampan.

Mendengar suara tawa yang ia kenal membuat Levi menoleh. Dari kejauhan ia melihat Petra yang memakai dress putih selutut dan memakai topi pantai sedang tertawa.

"Eh?! Kak Levi sedang apa disini?"
Petra terkejut saat melihat Levi yang berjalan mendekatinya.

"Bekerja, apa lagi selain itu."
Kata Levi datar.

"Oh.. be.. eh? Kak Levi partnerku?"

"Hm."

Jantung Petra serasa berdisko, tak karuan.

.
.
.

"Petra! Jangan tegang, bersikap sewajarnya saja."

"Ba..ba ik"

Tapi Petra tetap merasa tegang. Bagaimana tidak? Saat ini Levi sedang menatapnya, dan wajah mereka sangat dekat.

"Kak.."

"Hmm?"

"Aku.. tidak bisa melakukanya. Aku sangat gugup."

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu."

Levi menarik tangan Petra dan membalikkan badannya, hingga posisi Levi saat ini sedang memeluk Petra sambil memegang tangan Petra.

Levi membisikkan sesuatu pada Petra, hingga membuat Petra memalingkan wajahnya kearah Levi.

'Ya Tuhan! jantungku seperti ingin  meledak.'
Kata Petra dalam hati.

Muncul semburat merah diwajah Levi saat menyadari posisi mereka.

Levi terus menuntun gerakan Petra hingga pemotretan selesai.

"Terimakasih untuk hari ini, kak Levi sangat membantuku."

"Ya."
Levi tersenyum.

Petra yang melihat itu langsung meledek Levi.  Hingga tanpa mereka sadari, mereka saling mengejar di tepi pantai.

"Aduh!"

Levi menoleh kearah Petra yang mengejarnya. Ternyata Petra terjatuh.

Levi mengulurkan tangannya dan disambut oleh Petra, namun Petra menyeret Levi hingga mereka basah kuyub. Petra tertawa senang saat melihat Levi. Sedangkan Levi? Ia hanya terdiam sambil memalingkan wajahnya.

Levi membuka kemejanya yang basah. Ia memakaikannya pada Petra.

Petra yang terkejut hanya diam saja. Sesaat kemudian ia sadar bahwa dalamannya terlihat.


Tbc.

Call Your Name (Levi x Petra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang