12.

171 19 1
                                    

Setelah melihat kartu nama itu, Petra menatap Levi yang duduk disebelahnya kemudian ia berbisik " bukankah ini agensi kak Levi?"

"Iya, kau bisa menolaknya jika tidak mau."
Kata Levi.

"Apa kau akan menolak tawaranku?"
Tanya Kenny.

"Aku, sebenarnya ingin berhenti dari dunia hiburan."
Jawaban Petra membuat Levi terkejut.

"Bagaimana jika kau menikah dengan keponakanku saja?"
Canda Kenny.

Petra tersenyum

"Apa keponakanmu  lebih tampan dari dia?"
Petra menunjuk Levi.

"Ah.. tentu saja dia lebih tampan dan kaya tentunya."

Levi menatap tajam Kenny.
Sedangkan Petra dan Kenny tertawa bersamaan.

.
.

.

Levi menutup pintu dengan kasar. Ia kemudia mendudukkan dirinya di sofa.

"Kenapa kau berkata seperti itu tadi?!"
Kata Levi ketika Petra duduk disebelahnya.

"Apa yang ku katakan?"
Tanya Petra tak mengerti.

"Kau mau menikah dengan orang lain selain aku?"

Petra tertawa.

"Diamlah! Tidak ada yang lucu!"

Petra langsung terdiam. Ia dikejutkan dengan Levi yang tiba-tiba memeluknya. Entah kenapa Levi sangat  menyayangi gadis itu.

"Bisakah kita menikah saja?"
Gumam Levi yang masih terdengar oleh Petra.

"Kak Levi sedang melamarku?"

"Jika kau menginginkannya."

"Uh! Sangat tidak romantis."

Levi hanya tersenyum, ia kemudian mencium bibir Petra sekilas yang membuat wajah Petra memerah. Ia belum terbiasa dengan perlakuan Levi yang serba tak terduga.

.
.
.

"Sasha..!!"
Pekik Petra saat bertemu Sasha.

"Ada apa denganmu? Sepertinya kau baru saja menang lotre,?!"

"Hehe.... hubungan kami ... kita kembali  bersama."

"Hubunganmu dengan siapa?"
Hanji tiba-tiba datang dan mengagetkan mereka.

Sasha dan Petra saling menatap, sedangkan Hanji menatap mereka tak mengerti. Ia terkejut saat melihat Levi di salon itu.

"Hei maniak kebersihan, kau mau apa datang ke salon perempuan? Apa kau mau berdandan seperti para waria diluara sana?"

"Aku ada sedikit urusan dengannya."
Levi menarik tangan Petra dan membawanya menjauh dari Sasha dan Hanji.

"Ada apa dengan mereka berdua?"
Tanya Hanji .

"Bukankah sebaiknya kau tanyakan hal itu pada mereka?"

Hanji menatap Petra dengan tatapan menyelidik. Ia tak suka ketika Levi tersenyum pada Petra.

"Uum... Hanji, bisakah kita berbicara sebentar, tapi jangan ditempat ini."
Petra terlihat gugup.

Mereka akhirnya duduk di sebuah cafe yang terletak di  depan salon. Disana juga ada Sasha.

"Kak..."
Petra menarik ujung kaos Levi, Levi mengangguk sekilas. Gerak gerik mereka tak luput dari penglihatan Hanji.

"Oi.. mata empat!"
Panggil Levi.

"Eh? Kenapa?"

"Kau ingat, tempo hari kau pernah menanyakan kekasihku?"

"Ya..."
Jangan bilang orang itu adalah Petra, tolong Levi jangan katakan itu, batin Hanji.

"Aku dan Petra sudah menjalin hubungan selama enam bulan."

Hanji tertawa hambar.

"Jadi sudah selama itu ya.. Sasha kenapa kau tidak terkejut? Apa kau sudah mengetahuinya?"

"Eh? Itu..  uum... aku juga terkejut. Lihatlah makananku yang menyembur keluar saat Levi berbicara."

"Euuh... menjijikkan."

Hanji menatap Petra dan Levi secara bergantian.

"Maaf Hanji, tidak memberitahumu dari awal. Aku takut kau akan menghindariku  seperti dulu."

"Seharusnya aku yang minta maaf padamu. Karena gosip yang waktu itu. Aku tahu, itu sangat menyakitkan untukmu."

"Aku sudah memaafkanmu."

Levi mengengam tangan Petra. Mereka kemudian pergi meninggalkan Sasha dan Hanji setelah tadi berpamitan pada mereka.

"Haaaaaah....!!!"
Hanji meghela nafas. Sasha disampingnya hanya memandang Hanji sambil menyeruput jus.

"Jadi seperti ini rasanya ditolak oleh seseorang."
Gumam Hanji pada dirinya sendiri.




Tbc.

Call Your Name (Levi x Petra)Where stories live. Discover now